00. That Time He Met Her

6 0 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

"Wuu" laki-laki itu bersorak riuh mengikuti alunan musik pada headphone hitam yang menutup telinganya. Ia sadar tatapan sinis beberapa pengunjung kafe sore itu tertuju padanya, ia tetap tak peduli.

Toh, dia disini juga bayar kan?

Untuk menghibur dirinya yang sedang kesal sebab teman-temannya yang tiba-tiba membatalkan janji temu mereka, laki-laki bernama Hisyam itu semakin menaikkan volume membuat gendang telinganya sedikit bergetar.

Dua jam lamanya ia disana masih dengan kesibukan yang sama. Bedanya, sekarang sudah ada empat gelas bekas minuman matcha yang tadi dipesan nya memenuhi meja. Hisyam melepas headphone nya dan menatap sekeliling. Ternyata sudah lumayan sepi.

Ia baru sadar, ini sudah waktu maghrib.

Hisyam segera membereskan barang-barangnya yang berserakan memenuhi meja, kemudian—

"Mama nggak peduli kamu restuin atau enggak. Mama bakal tetap pergi jalanin kehidupan baru. Terserah kamu mau ikut papa atau tinggal sendiri, asal jangan ikut Mama!" ucap wanita itu tegas meninggalkan kafe tersebut.

Hisyam terkejut mendengar kalimat yang menurutnya sangat kejam. Hingga punggung wanita itu menghilang karena jarak, Hisyam tak henti menatap wanita tersebut. Shock, serius!

Kemudian Hisyam beralih menatap seorang gadis yang berada di hadapannya. Hisyam benar-benar tidak sadar bahwa sedari tadi ada yang mengisi meja tersebut. Mungkin karena ia terlalu asik dengan dunianya. Gadis itu menatap kosong ke luar jendela. Air mata nya terus mengalir dan bahu nya bergetar.

Hisyam menatap iba kearah gadis tersebut. Meski ia tak tau apa yang terjadi antara anak dan ibu barusan, Hisyam paham betul bahwa keluarganya tengah hancur.

Melihat gadis itu yang terus menangis, didalam hati Hisyam berjanji dan bersumpah kepada dirinya sendiri bahwa ia ingin membahagiakan gadis dihadapannya tersebut. Meski ia tak tau siapa gadis itu, Hisyam sangat ingin melindungi nya. Memeluknya erat. Dan menghapus air mata nya.

Dua bulan berlalu sejak kali terakhir Hisyam bertemu gadis menyedihkan itu di kafe, setelahnya tak ada petunjuk apapun tentang keberadaan nya. Hisyam menyumpahi kebodohan dirinya yang tidak sempat bertanya alamat dan dimana gadis itu bersekolah, minimal nama nya, sebab gadis itu sudah berlalu dengan langkah cepat meninggalkan kafe.

Sampai dimana saat Hisyam memasuki SMA sebagai siswa tahun ajaran baru, terserah ini takdir atau bagaimana, Hisyam bertemu gadis itu. Lagi. Hisyam menyebut pertemuan ini, 'Pertemuan jodoh'.

Mereka berada di sekolah yang sama, dan angkatan yang sama. Senang? Tentu. Hisyam bahkan sampai bersujud berkali-kali karena kegirangan. Sejak saat itu, Hisyam berusaha melakukan pendekatan dengan seribu satu cara.

Tapi, sesuai dugaannya, gadis itu bukanlah tipikal gadis yang mudah dipikat hati nya. Boro-boro mendapat balasan, gadis itu bahkan berjuta kali menolak dengan mulut pedasnya. Hisyam tidak pernah sakit hati, tenang saja. Ia sudah siap menerima semua ini sampai gadis ini mau menerima cinta nya.

Ngomong-ngomong, nama gadis itu adalah Gauri.

Gauri itu cuek, galak, mulutnya pedes kayak cabe rawit, introvert, nggak punya temen dan boring. Benar-benar berbanding terbalik dengan Hisyam.

Setelah 81 kali ditolak, akhirnya Gauri menerima Hisyam. Lebih tepatnya, Hisyam memaksa Gauri menerima nya. Hisyam bilang, "Coba cintai gue sekali aja, Gau. Dalam satu kesempatan ini, gue bakal usahain kebahagiaan ngewarnain hidup lo. Gue usahain selalu bikin lo ketawa. Gue bakal ngelindungin lo dari apapun. Kita sama-sama usahain kebahagiaan itu, Gau."

Gauri terdiam.

"Jadi tolong, Gau, cintai gue sekali aja."

Usaha Hisyam tidak sia-sia, harga diri yang ia pertaruhkan untuk menyatakan cinta di tengah lapangan usai upacara tidak sia-sia, bucket bunga yang ia cari kesana kemari sampai larut malam bersama Arsen tidak pula sia-sia. Gauri mengangguk dan menerima Hisyam. Dengan catatan, Gauri ingin Hisyam membuktikan kata-kata nya.

"Gue janji, Gau. Kalau gue ngingkarin janji gue, lo tolong putusin dan hapus gue dari kehidupan lo. Buang gue jauh-jauh dan tolong benci gue seumur hidup lo. Oke?"

Dari situ lah, kisah Gauri & Hisyam dimulai.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dia GauriWhere stories live. Discover now