Mulai dekat.

263 27 0
                                    


Empat bulan telah berlalu, kedekatan antara nael dan haka begitu terlihat jelas. Nael yang dulunya jarang berpergian kini sering sekali pergi ke apartemen milik haka. Begitu juga dengan haka yang jarang tersenyum kini mudah sekali tersenyum. Nael sering sekali membantu haka membersihkan apartemen tempat tinggalnya itu.

"KAKAK YAAMPUNN!" teriak karel.

"Ini pernah di bersihin ga sih?" tanyanya.

"Enggak pernah," balas haka.

"Mama bawa aku pergi dari sini.." gumam nael.

Kini mereka berdua sedang membersihkan dapur yang jarang sekali tersentuh, karena haka yang tidak bisa memasak. Setelah berjam-jam, dapur dan ruangan lain di apartemen itu akhirnya bersih tanpa debu.

Nael berdecak, "Kakak liat sendiri kan? Debunya banyak banget, lain waktu rajinin nyapu, udah aku ajarin loh tadi." 

"Iya," balas haka singkat.

"Iya-iya mulu, beneran di laksanain kan?"

"Iya nael.." 

"Oke."

"Terus besok, nael kesini lagi mau ajarin kakak masak biar ga makan fast food mulu."

"Boleh kok.."

"Okeyy!!" nael berseru gembira.

"Mau makan?" tanya haka.

"MAUU!" 

"Ayo pergi, cuci tangan dulu." ujar haka.

"Okeyy!"

Hari minggu telah tiba, jika biasanya nael akan berada di kamarnya seharian, kini ia berada di apartemen milik seseorang yang sedang dekat dengannya.

"KAKAKK INI KUCING SIAPA??!" teriaknya bertanya.

"Gatau, dia tiba-tiba masuk lewat jendela."

"Lucu banget.."

"Lebih lucu nael." ujar haka dengan sedikit kekehan.

Nael terdiam, "M-mana adaa!!" 

"Kakak udah pernah nanyain tetangga di sini?" tanya nael, mengalihkan topik.

"Udah, dan gaada yang tau itu kucing."

"Heumm.."

"Kenapa?"

"Nael pengen adopsi, tapi mama sama kakak ona alergi.."

"Nael suka kucing?" tanya haka.

"SUKAA!" balasnya sumringah.

"Gimana kalo, kucingnya di taruh di temen kakak yang punya pet shop, terus kalo nael sama kakak kosong kita ambil terus ajak main kucingnya?"

"Heumm.. boleh?"

"Boleh." 

"Mauu!!" serunya.

"Oke, nanti kakak urus."

"Kakak nael mau kasih nama kucingnya boleh??"

"Boleh."

Nael diam sejenak, lalu ia berucap,"Nael namain dia hana, boleh?"

"Boleh, kenapa namanya hana?"

"Karenaa.. 'ha' itu kakk haka, 'na' itu nael!"

"Pintar sekali." Ucap haka sembari mengelus kepala nael.

"Kakak pintar masak ya?"

"Enggak juga," balasnya.

Buntelan kapasWhere stories live. Discover now