|17| Ketulusan

393 118 31
                                    

※※※༺༒♡༒༻※※※

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


※※※༺༒♡༒༻※※※

Berdesakan dengan sang angin yang akan menyambut waktu petang, Shani berjalan di tengah jalan berlapis semen yang dipinggirnya tertanam macam-macam bunga cantik serta kolam ikan.

Shani mengunjungi Tempat Les Piano, dia dihampiri oleh Sisca yang langsung mengatakan segala kerinduan.

"Aku udah lama banget gak ngeliat Ara sama Chika bucin bareng. Terus juga biasanya aku selalu ngeliat rambut coklat Chika di sana, sekarang gak lagi" Sisca meredam tawanya sambil menunjuk ruangan yang pernah menjadi tempat Chika berlatih, kini ruang itu diisi oleh gadis lain berambut hitam sedang.

Hanya ukiran senyum yang Shani lakukan untuk merespon Sisca. pandangannya mengedar kesekitar, hingga berhenti pada keberadaan Juno yang sedang melantunkan bunyi merdu Piano di sudut sana.

"Juno masih rajin ya main piano tiap senja dateng" Shani menyukai kicauan lembut oleh dentuman piano yang Juno mainkan.

"Aku sengaja nyuruh dia main di jam-jam segini. merah kejinggaan langit senja cocok banget di iringi sama harmoni piano"

"Kenapa gak kamu aja sendiri yang mainin piano nya, Sis?" Shani benar-benar ingin tau alasan tentang Sisca yang selama ini terlihat tidak pernah melabuhi jemari lentiknya di tombol-tombol piano.

Sisca memandang Sayu kebawah, senyum nya tercetak Tipis, "Aku gak bisa bermain Piano, Shan"

Pengakuan itu sangat mengejutkan Shani.

Kemudian terdengar tawaan kecil Sisca yang renyah, "Aku memang gak pandai bermain piano. tapi, dunia musik sangat baik dan menarik. Saat orang-orang menjauhi kamu, musik selalu bertahan menemani kamu"

"Aku mengambil posisi sebagai penikmat syair-syair yang dihasilkan bunyi Piano aja" Lanjut Sisca.

Tidak lebih dari 15 menit Shani berbincang dengan Sisca. Wanita itu menjelaskan maksud kedatangan nya kemari. Sisca yang mengerti, langsung mengantar Shani menuju ruangan Latihan Ara.

Gadis bertopi beret itu hanya duduk sendirian di depan Piano. berlatih amat fokus dengan Instrumen berirama Sendu namun dibawa olehnya penuh gairah keseriusan.

Jari-jari Ara berhenti merenangi tombol panjang Putih—Hitam itu ketika Sisca datang dan bicara singkat padanya.

Ketika matahari mulai redup, kelompok awan gelap dengan kompak jadi penguasa langit. Ara di bawa oleh Shani menuju halaman depan. mereka berdiri di pinggir kolam yang suara air mancur nya begitu menenangkan.

"Kamu secepat ini berkembang. permainan Piano kamu terdengar mengagumkan. kamu gak menjadikan Keterbatasan kamu ini menjadi penghalang untuk kamu tumbuh menjadi lebih hebat" Sanjung Shani.

"Terimakasih Ci Shani" Balas Ara singkat.

Tidak akan mengulur waktu, Shani mengambil Sebelah tangan Ara. meletakan Kotak persegi panjang ke genggaman telapak tangan Gadis itu.

Piano; You, and Gone |✓|Where stories live. Discover now