01

675 48 5
                                    

"Selamat Pagi, Anak-anak!" Sapa Sung Hanbin, guru matematika yang tampan dengan kacamatanya khasnya, menyapa dengan semangat yang menyala.

Para murid menyambutnya dengan antusias, membalas sapaan dengan semangat yang sama. Hari ini, Hanbin mengajar di kelas 2-3 sesuai jadwal mata pelajaran kedua, Hanbin juga bertindak sebagai wali di kelas itu

Sebelum memulai pembelajaran, Hanbin mulai mengabsen kehadiran para siswa.

"..Han Yujin?" Suara kelas menjadi hening saat nama itu terucap dari bibir Hanbin, "Han Yujin? Dia tidak hadir?" Tanyanya dengan nada heran.

Para siswa hanya menganggukkan bahu dengan ekspresi bingung, menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan Han Yujin. Hanbin merasa bingung, tidak ada kabar izin atau pemberitahuan apapun mengenai ketidakhadiran muridnya itu hari ini.

"Baiklah, mari kita mulai pelajaran hari ini." Ujarnya, mencoba untuk tidak terlalu terganggu dengan keberadaan Han Yujin yang tidak diketahui.

•••

Di ruang guru, Hanbin duduk bersandar santai di kursinya, merasakan kelegaan setelah melewati serangkaian pengajaran di beberapa kelas hari ini, rutinitas yang telah menjadi bagian dari hidupnya.

Selama lima tahun terakhir, Hanbin telah meniti karirnya sebagai seorang guru di SMA Bonsai, sekolah yang pernah menjadi bagian penting dari masa lalunya. Meskipun pada awalnya ia tidak menyangka akan kembali ke sekolah tersebut setelah beberapa tahun berlalu, namun kini ia duduk di sana, merenungi kenangan-kenangan bersama Zhang Hao, sahabat lamanya.

Meskipun sebenarnya Hanbin awalnya enggan mengambil posisi kosong di SMA Bonsai, mengingat masih ada kesempatan untuk mengambil posisi di sekolah lain yang merekrutnya sejak awal, namun hatinya tetap membawanya kembali ke SMA Bonsai. Ia merasakan panggilan untuk tetap berada di sana. Selain karena reputasi sekolah yang sangat baik, ia juga yakin dengan sistem pembelajaran yang diimplementasikan di SMA Bonsai, dan ia berkeinginan untuk meneruskannya dengan baik serta membantu membangun siswa-siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Dering telepon yang tiba-tiba mengganggu ketenangan Hanbin saat sedang beristirahat, membuyarkan lamunan dan memberinya kabar yang tak terduga. Meskipun nomor yang tertera asing bagi Hanbin, ia tetap menjawabnya dengan sikap tenang yang khas.

"Halo?" sapanya dengan suara terdengar agak terkejut, bersiap untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh orang di seberang sana.

"Ini benar, Sung Hanbin? Wali kelas siswa bersama Han Yujin di kelas 2-3 SMA Bonsai?" Tanya seorang wanita dengan suara serius di seberang saluran telepon, memberikan sedikit kegelisahan dalam benak Hanbin.

"Benar. Ada apa, ya?" jawab Hanbin, mencoba menahan kecemasan yang mulai merayapi pikirannya.

"Kami dari Rumah Sakit Seoul. Han Yujin dan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan yang cukup parah tadi malam—"

"Apa?" Hanbin terputus dalam kejutan dan kecemasan mendengar berita tragis tersebut.

"..Han Yujin masih tidak sadarkan diri saat ini, namun kondisinya sudah stabil. Sayangnya, kedua orang tuanya meninggal dunia tadi pagi.." ujar petugas rumah sakit dengan suara penuh penyesalan, mencoba memberikan informasi sejelas mungkin meski merasa sulit untuk menyampaikan kabar sedih tersebut.

Querencia 2 | Binhao ♡ Ft. Han YujinWhere stories live. Discover now