V - Birthday Party

3 1 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 5 sore, 3 jam lagi menuju pesta ulangtahun Cinda yang ke-17. Sebenarnya hari ulangtahun Cinda sudah berlalu 4 hari yang lalu tetapi karena hari tesebut adalah weekday, makanya Cinda memutuskan untuk mengadakan pestanya hari ini yaitu hari Sabtu.

Aku belum menyiapkan hadiah karena bingung dan tidak ada waktu untuk berburu mencarinya. Jadi sore ini kuputuskan untuk mampir kesalah satu mall ibukota sebelum pergi ke hotel tempat Cinda mengadakan pesta. Selain mencari hadiah, aku juga ingin membeli baju pesta untuk kupakai nanti malam.

Pergi ke mall saat weekend adalah salahsatu hal yang aku hindari karena: 1. Mall jadi sangat ramai dan penuh, aku pusing melihat keramaian. 2. Banyak keluarga cemara yang makan bersama sambil bersenda gurau membuatku iri dan merasa hidup tidak adil. 3. Banyak momen romantis antara seorang Ibu dan anaknya, membuat aku rindu Mami dan lagi-lagi merasa Tuhan tidak adil karena mmebuat hidupku semenyedihkan ini.

Saat melewati salahsatu toko fast fashion yang ada dimall ini, aku langsung memasukinya. Aku sudah pernah beberapa kali belanja disini dan menurutku toko ini cukup lengkap. Mereka menjual tidak hanya pakaian, tapi juga sepatu, tas dan aksesories lainnya. Aku memilih toko ini agar bisa sekalian membeli baju untukku dan juga hadiah untuk Cinda. Aku tidak mau berlama-lama disini.

Setelah mendapatkan satu buah dress hitam polos selutut dan sepasang sepatu boots, aku langsung pergi kekasir dan membayar semua belanjaanku sore ini. Tadi saat aku sedang mengelilingin koridor bagian sepatu, aku ingat beberapa minggu yang lalu Cinda sempat bercerita bahwa dia ingin sekali membeli sepatu boots tetapi karena dia berniat membuat pesta ulangtahun, maka Cinda mengurungkan niatnya untuk membeli boots impiannya itu. Semoga saja Cinda belum sempat membeli boots yang dia mau.

Aku belok ke toilet wanita untuk berganti pakaian. Aku memang sudah niat ingin langsung pergi ke hotel dan tidak pulang ke rumah lagi. Setelah berganti pakaian, aku memoles wajahku dengan makeup yang tipis agar tidak terlalu pucat. Sembari melangkah keluar toilet, aku turut memesan taxi online untuk mengantarku ke hotel. Hanya butuh waktu 50 menit dari mall yang kukunjungi ke hotel tempat Cinda menggelar pesta ulangtahunnya dan sekarang masih jam 6 sore. Aku masih punya waktu yang untuk memersiapkan diriku bertemu orang banyak karena dari apa yang Cinda info ke kami, dia akan mengundang seluruh angkatan kami disekolah dan juga beberapa adik kelas yang kenal dekat dengannya.

Karena macet, estimasiku berubah dari 50 menit menjadi 1 jam 10 menit. Namum meski begitu, aku tetap saja pesta ulangtahun Cinda baru akan dimulai kuranglebih 1 jam kedepan. Aku mencoba mengubungi Cinda dan mengabari bahwa aku sudah sampai dilobby. Cinda berkata dia sedang makeup didalam kamar hotel dan menyuruh adik lak-lakinya untuk menjemputku dan membawaku ke kamarnya.

"Kok lo nggak bareng yang lain, Queen?" tanya Cinda saat aku baru saja masuk kedalam kamarnya.

Disani juga ada kedua orangtua Cinda, adik laki-lakinya yang masih berusia 11 tahun, dan seorang makeup artist. Aku lebih dulu mencium tangan kedua orangtua Cinda, lalu menghampiri Cinda dan memeluknya sebentar.

"Gue datengnya terlalu cepet ya?"

"Nggak apa-apa, gue seneng jadi ada yang temenin gue makeup."

"Nih hadiah buat lo. Gue kasih sekarang aja ya."

Cinda tersenyum lebar dan menerima paper bag yang kuberi. "Repot deh lo, kan gue bilang nggak perlu bawa hadiah. But, thanks yaa. Gue taro disini ya..."

Kami mengobrol seperti biasa lalu 30 menit kemudian Jovita menelfon Cinda dan memberitahu bahwa dia dan Aura sudah sampai dilobby. Cinda langsung menyuruh adik laki-lakinya menjemput Jovita dan Aura dibawah. Mereka berdua datang bersamaan Cinda selesai dimakeup. Sama seperti aku tadi, Jovita dan Aura memberi hadiah dan memeluk Cinda.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RetakWhere stories live. Discover now