15. Sakit Dan Alva Kepepet

64.7K 2.1K 5
                                    

Alva berjalan di belakang Fiana yang terlihat lemas. Tubuhnya masih terasa pegal. Fiana sampai tidak bersemangat melihat pantai kuta di pagi hari.

"Malem rame tahu, lo berdua malah—" Anton mendekati Alva. "Honeymoon, kasihan bini lo lemes gitu," bisiknya.

Alva berdecak. "Di lelah perjalanan!" balasnya mengelak sebal.

"Ye.. Ye.. Percaya gue,"

Putri menatap Fiana yang pucat. "Fia, kamu sehat?" tanyanya.

"Hm? Ya gitu, kenapa?"

"Ini, merah-merah.. Kayak alergi," tunjuknya pada lengan dan leher Fiana.

Fiana menatap lengannya. Astaga! Dia alergi, tapi makan apa? Paniknya. Pantas saja gatal, dia pikir karena tidak cocok air.

Fiana juga baru sadar bentol kecil itu banyak di lengannya yang tertutup kaos lengan panjang polosnya.

Putri mengangkat sedikit rok Fiana. "Liat, kamu alergi!" tunjuknya.

Alva dan Anton menghentikan langkahnya di belakang keduanya yang sibuk sendiri. Entah sedang apa.

"Kenapa, cil?" tanya Anton ikut melihat kaki Fiana.

"Alergi,"

Alva menatap kaki lalu lengan, pipi Fiana. Kenapa baru terlihat? Apa karena masih pagi sekali dan juga di kamarnya gelap semalaman setelah mereka menggila bercinta sampai Fiana pingsan.

***

"Gue bilang jangan digaruk!" tegur Alva seraya menahan dua tangan Fiana di atas kepalanya.

Fiana terlihat gelisah merasakan gatal di mana-mana. Tatapannya meredup sendu, nafasnya memendek sesak lalu batuk-batuk kecil dan bersin.

"Usap aja," Alva melepaskan cekalannya, membantu mengusap perut Fiana dengan mengusapnya.

Fiana mengusap lengannya lalu bersin lagi. Rasanya berkali-kali bersin membuatnya lelah selama seharian ini.

"Lo ngantuk?" Alva melepaskan celana Fiana sedikit untuk mengusapnya. Semua tempat-tempat yang memerah Alva usap.

Itu cukup membantu Fiana.

"Iya," jawabnya pelan.

"Tidur," Alva tetap mengusap ini itu sampai Fiana terlelap karena obat. Memunggunginya yang masih mengusap beberapa bagian tubuhnya.

Fiana begitu lelap walau nafasnya terdengar mendengkur dan pendek-pendek. Alva jadi tidak tega untuk pergi sekaligus cemas mendengar nafas Fiana.

Alva tidak peduli dengan liburan. Dia juga bilang pada guru untuk menjaga Fiana dan mereka mengizinkan.

Bali bukan pertama kali Alva datangi, kelak juga bisa datang lagi. Jadi, tidak main hari ini tidak masalah. 

***

Guru sudah pergi untuk melanjutkan acara. Semua sudah dilakukan. Sedangkan Alva dan Fiana tetap berada di hotel.

Fiana terlihat murung. Sesaknya sudah tidak separah kemarin. Terlihat mulai normal walau gatal belum sepenuhnya hilang.

"Kita bisa ke sini sama bunda," Alva berjalan santai setelah menghabiskan satu rokoknya di balkon hotel.

Rokok yang dengan diam-diam Anton beli.

Fiana tidak merespon. Dia tetap merasa tidak enak hati. Sudah merusak liburan pertamanya dan juga merepotkan Alva.

Fiana baru tahu kalau dia alergi makanan laut seperti udang dan kepiting.

Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang