BAB 11 : Fitri

238 35 5
                                    

Cinta itu tau dimana tempat ia berlabuh. Jadi tolong jangan dihakimi tanpa memahami.

-Eunoia-

"Kurang ajar," ucap Hyunmin kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kurang ajar," ucap Hyunmin kesal.

Dohyun mengernyitkan dahinya tidak paham.

Mari kita bergeser terlebih dahulu. Jadi setelah dari rumah Dohyun, mereka diajak untuk berkeliling di sekitar peternakan. Melihat suasana yang cerah dan sejuk. Mendengar hewan-hewan ternak yang suaranya saling bersahutan.

Sampai ketika mereka sampai di kandang sapi.

"Fitri!" teriak Dohyun.

Mereka semua terdiam. Isha memandang ke arah kandang sapi, mencari barang kali gadis bernama Fitri itu sedang memerah susu sapi.

"Fitri mana si, Do?"

"Itu loh!" ucap Dohyun sambil menunjuk.

Maka ketika mereka melihat apa yang ditunjuk Dohyun, rasa-rasanya memang mereka terlalu berekspetasi tinggi.

"S-sapi?"

"Pedet!" balas Dohyun riang.

Itu memang anak sapi kesayangan Dohyun. Karena saat ibu sapi masih mengandung, Dohyun seringkali ikut ayahnya untuk mengecek keadaannya. Kalau kata Dohyun, sudah seperti keponakan sendiri.

"Kurang ajar," ucap Hyunmin kesal.

Dohyun mengernyitkan dahinya tidak paham.

"Kenapa woi?" tanya Dohyun.

"Jelasin, Bang!" ucap Hyunmin sambil menabok lengan Hyunseok, yang mana dihadiahi delikan tajam matanya.

Hyunseok menghela napasnya panjang, "Gini ya Dohyun pinter.... Kenapa nama sapinya Fitri?"

"Pedet, Bang."

"Iya, kenapa nama pedetnya Fitri?" ulang Hyunseok sambil menahan emosi.

"Ehm..., soalnya lahirnya berasa berkah aja si," jawab Dohyun dengan wajah serius.

"Kita kira Fitri tu cem ceman cewe lo, Do," ucap Hyunmin ketus.

Dohyun mendelik, "DIH, JAUH AMAT MIKIRNYA."

"Lo yang kejauhan. Kagak bilang dari awal kalau tu Fitri anak sapi. Orang mah kalau disebut nama Fitri, mikirnya pasti nama perempuan," balas Hyunseok.

Dohyun mengusap tengkuknya, "Ya maap si, Bang."

Hyunbin dan Raisa hanya bisa ikut tertawa melihat drama Fitri itu.

Isha?

Kalau dibilang lega, sedikit. Bohong kalau tidak lega. Itu artinya masih ada harapan untuk perasaannya.

Hanya sedikit, karena ia belum tau bagaimana perasaan Dohyun padanya.

Dohyun dan Hyunseok menata kursi di luar ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dohyun dan Hyunseok menata kursi di luar ruangan. Sore menjelang malam tadi, mereka sudah bertemu dengan Mang Jefri. Beliau sangat ramah. Ketika Dohyun izin membuat api unggun di halaman samping, Mang Jefri tertawa.

"Ya ini kan rumahnya Mas Dodo, ngapain malah izin ke saya masnya ini."

Kalau kalian kira mereka membuat api unggun dan makan daging barbaque. Salah besar. Nyatanya saat ini, Hyunbin, Hyunmin, Isha, dan Raisa sedang berkutat dengan kerupuk mentah dan bumbu seblak, tentunya dengan topping lainnya.

Cuaca di peternakan Dohyun cukup dingin, sehingga dirasa lebih enak bila memakan sesuatu yang hangat seperti seblak.

"Bang Do, Bang Seok! Sini ambil mangkoknya, udah jadi nih!" teriak Raisa.

Dohyun dan Hyunseok merapikan sedikit kayu bakar di api unggun lalu berjalan menuju tempat memasak.

"Wih, kayaknya enak banget."

"Enak dong, chef Isha yang masak soalnya," puji Raisa sambil menaik turunkan alisnya.

"Halah," kelak Isha dengan pipi bersemu.

"Dah, yuk kesana. Do, tolong bawain mangkok gue ya, biar gue bisa bawa gelas sama tekonya," ucap Hyunbin.

"Oke, Bang."

Isha melirik dua tempat duduk, disebelah Hyunseok dan disebelah Dohyun. Saat Isha akan duduk di sebelah Dohyun, Raisa sudah lebih dahulu mendudukinya. Membuatnya urung dan memilih duduk di sebelah Hyunseok.

Dohyun menyeruput kuah seblaknya, pedasnya pas, batinnya. Karena memang sebenarnya Dohyun tidak sekuat itu makan pedas, standar manusia biasa saja.

Padahal tadi Dohyun lupa memberitahu level pedasnya, tapi sepertinya Isha sudah tahu. Ah, mungkin dari Hyunbin dan Hyunmin.

Malam itu, Raisa cukup aktif berceloteh tentang kisah masa lalu.

Isha hanya bisa menyimak. Ya, karena memang dia hanya sering bertemu Hyunseok dan Hyunmin sebelumnya. Ia baru bertemu dengan Dohyun dalam rentang kurang lebih setengah tahun ini saja.

Sesekali mereka tertawa. Begitu pula Isha. Namun dari segala cerita yang ada, ada satu hal yang sangat bisa Isha tangkap.

Raisa sangat menyayangi Dohyun di masa lalu, bahkan melebihi Hyunmin, kakak sepupunya sendiri. Dohyun selalu ada untuk membantu Raisa. Membantunya ketika kesulitan dan membantunya mengerjakan tugas, seperti tugas yang berurusan dengan dunia kreatif.

Ah, jadi mungkin memang aku tidak se spesial itu, batin Isha.

Isha jadi berpikir, apakah mungkin binar bahagia Dohyun di mobil tadi, itu untuk Raisa?

Sedangkan dari sudut pandang Dohyun, kegiatan api unggun ini ia tujukan untuk Isha. Isha begitu menyukai langit. Menyukai bintang yang bertaburan. Menyukai segala hal yang berurusan dengan luar angkasa.

Maka ketika malam begitu cerahnya tanpa tertutup awan, Dohyun kira ini waktu yang tepat agar Isha bisa melihat langit yang begitu indahnya. Walaupun langit di tempat mereka tinggal masih cukup bersih tanpa polusi. Namun tetap saja tidak sebersih itu.

"Isha! Jangan diem dong, ceritain dong soal kamu. Aku kan baru ketemu kamu sekarang," ucap Raisa antusias.

"Ah, aku ya? Aku gini gini aja sih sebenernya. Anak yang kecemplung di ilkom padahal awalnya minatnya bukan disitu. Sering dijahilin sama Bang Hyunseok-"

"Sempet sempetnya abang di fitnah," potong Hyunseok.

"Ih, tapi bener tau. Karena kalau ngomongin dulu sih, cuma kenal Bang Hyunseok sama Bang Hyunmin. Terus yang lebih sering jahil emang Bang Hyunseok, walaupun Bang Hyunmin juga."

Raisa tertawa, namun langsung mengernyitkan dahi bingung.

"Loh, berarti baru kenal Bang Dohyun ya?"

Isha mengangguk, melirik Dohyun sedikit. Yang sepertinya juga melirik ke arahnya, atau ke arah Raisa, entahlah.

"Baru ketemu Bang Do setengah tahunan ini lah. Ketemu pas aku nyamperin Bang Hyunbin."

"Ah, harusnya kamu kenal Bang Do dari dulu. Banyak banget aibnya kalau di masa lalu, sekarang aja lumayan sok cool," ucap Raisa.

"Oh iya?" balas Isha mencoba antusias.

"Nanti aku bagi deh aib Bang Dohyun ke kamu," ucap Raisa diselingi tawa.

"Hei!" ucap Dohyun tidak terima.

Raisa tertawa kencang, begitu pula ketiga abangnya yang lain.

Isha sebenarnya suka melihatnya, karena interaksi itu terlihat manis. Suka, kalau salah satu pelakunya bukan Dohyun.

Tbc

~Salamanis, jangan lupa apresiasinya!

Ngaret banget ya aku ≧﹏≦ Huhu, maaf ya kalau minta maaf terus. Tapi pekan ini emang hectic banget, mana Dodo ngga kasih asupan ಥ_ಥ

Makasih buat yang udah setia nunggu! Big luv(♥´∀`)/

Happy happy day! (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EUNOIA [KYUNG DO HYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang