Fifty Three

554 71 2
                                    

Rahangku terbuka saat melihat orang yang menyupir itu membopong Niall ke dalam rumahku. Niall tidak tidur- ia setengah sadar dan setengah mabuk. Aku berlari menuju Niall dan aku hampir menangis melihatnya. Aku tidak pernah selama aku berpacaran dengan Niall, melihat Niall mabuk sampai tidak bisa menyetir. Biasanya, semabuk-mabuknya ia, ia masih bisa menyetir walau dengan pelan. 

"Niall.. Ia kenapa?" aku bertanya pada orang yang menyupir mobilku. 

"Ia sangat mabuk. Maaf aku harus kembali," ia berdiri. 

"Terima kasih banyak," Harry memegang pundaknya. 

Aku duduk di sebelah Niall, memegangi keningnya yang basah karena berkeringat. Nafasnya tercium wangi alkohol yang keras, dan sungguh aku tidak pernah menyukai jika Niall minum-minum. Aku mencoba membangunkannya, ingin mengajaknya ke kamar untuk tidur disana, tapi aku malah melihat Niall dengan matanya yang merah dan wajahnya memerah karena marah.

"Niall? Ayo pindah ke kamar," ajakku pelan.

Ia menatapku, ke Harry, lalu kembali lagi ke mataku dan mengunci tatapan kita. "Kau habis bersetubuh dengannya ya?"

Rahangku terjatuh seraya aku setengah berteriak menyanggah ucapannya. "Tidak! God, mana mungkin, Niall!"

Ia tertawa. Efek alkoholnya belum hilang. "Kupikir aku saat sampai rumah akan menemui kekasihku yang setia menungguku sampai tertidur dan yang kulihat adalah kekasihku sendiri sedang bersama sahabatku sendiri," ia tertawa lagi. "Bagus, Harry, bagus. Belum cukup kau menikmatinya selama ia lupa akan aku, hah?!" kini suaranya meninggi, ia berteriak. 

"Niall pelankan suaramu Dad sedang sakit!" aku memukul lengannya perlahan. 

"Luna bukanlah barang yang bisa dinikmati. Hati-hati kalau bicara," Wow. Harry kasar sekali menjawabnya. 

Niall berdiri, badannya masih tidak bisa tegap, dan mendekati Harry. Harry memejamkan matanya, mungkin karena nafas Niall masih berbau alkohol. "She's mine, dude, don't you ever think you can get her!"

Harry mundur sedikit. "Kami hanya teman. Dan kau tahu apa? Ia didepan sendirian, dalam suasana dingin, menunggu kau! Dan kau malah mabuk-mabukan," Harry setengah tertawa. 

Niall memutar bola matanya. "Jadi ini, kau sahabatku sendiri, ingin menusukku dari belakang dan merebut kekasihku? Not today, man, not today,"

"Niall, Harry, hentikan. Ini sudah malam," aku mencoba melerai dan Niall malah menghempaskan dirinya ke sofa, tertawa sendiri dengan keras. 

"Ini kan yang kau mau?! Iya kan?! Bersama dengan Harry! Jujur padaku kau masih mencintainya, Luna, jujur padaku!"

"Niall...."

"Sungguh hidupmu amat menyedihkan, ya, Luna. Kau sudah mendapatkan kekasih seorang Niall Horan yang mencintaimu sepenuh hati dan kau malah bermain di belakangnya dengan Harry Styles yang tidak lain adalah sahabatku sendiri! You're just a pathetic bitch who wants to find somebody to love and not consistent about who do you want! You love no one, Luna, you love yourself!"

Kata-kata Niall tepat menusuk jantungku karena itu bukanlah aku. Aku mencintai Niall, dan ia, dalam keadaan mabuk, menghina diriku sendiri di hadapan sahabatnya sendiri. 

"Jangan pernah panggil Luna jalang!" Harry memegang kerah baju Niall. 

"Oh, jadi kau ingin membelanya? Go ahead,"

"Hentikan," lirihku. "Aku bukanlah jalang yang menyedihkan yang hanya ingin mencari seseorang untuk dicintai, Niall. Aku mencintaimu. Sungguh. Kau meninggalkanku dan kembali dalam keadaan mabuk berat, lalu kau mengatakan hal yang bukan diriku. Ku pikir kau mengenal diriku lebih baik dari orang lain," aku menahan tangisku. "Selamat malam,"

Aku berjalan menuju kamarku dan langsung menutupnya dan menguncinya. Terdengar Niall menggedor-gedor pintu sambil berteriak memanggil namaku, tapi aku tidak menggubrisnya. Aku menangis, meluapkan emosiku, dan sebelum aku bisa mengangkat tubuhku untuk kekasur, semuanya sudah menjadi gelap.

omg omg omg Niall how dare u say that to Luna 

Sorry this is too short but I'll do double update SO REFRESH YOUR LIBRARY!

and maaf ya kalo waktu itu aku bilang STL bakal finish di chapter 80an but aku bakal nyelesain dalam 10-20 chapter lagi aja. So please keep vommenting!       

Somebody to Love {Niall Horan}Where stories live. Discover now