Tekad

1 1 0
                                    

Apa yang kamu lakukan jika mempunyai keinginan namun tidak pernah terwujud, tujuanmu bercabang, dan bingung harus mulai yang mana. Sampai saat ini aku bingung dengan keadaan, tak ada yang istimewa, hanya hampa dan tak ada yang indah. Apa ini yang dinamakan titik jenuh?  aku kehilangan arah, sendiri, sementara dituntut berjalan dan dibiarkan diruangan yang gelap tanpa suara tanpa penerangan. Apa yang membuat manusia bahagia? kenapa orang-orang itu tertawa? apa arti tarikan tipis dibibir itu? sejak kapan hidup menjadi sangat hampa? 

kapan perjalanan ini terhenti? aku sudah bosan berjalan sendiri, siapa perduli? semua hanyalah kebohongan, orang-orang itu sembunyi dibalik topeng, bersikap malaikat namun dibaliknya bukan lagi seperti yang dikenal. menjauh menjadi jawaban? tapi apa bisa hidup tanpa manusia lain, aku takut, gelisah, cemas dengan hidup siapa perduli? 

Anak kecil itu kehilangan arah, ia berteriak meminta bantuan sampai darah keluar dari mulutnya, ia berlarian kesana kemari mencoba menggenggam tangan yang timbul didepannya silih bergati, tapi tangan itu selalu melepaskan tak mau dipegang semakin ia berusaha keras memegang keras semakin keras kekuatan tangan itu menolaknya, mendorong tubuhnya semakin jauh. ia menangis namun tak terdengar, hati terdalamnya perih, dadanya sesak, rambut panjangnya berantakan. Ia duduk dan berhenti sambil membekap lututnya, memeluk erat-erat tubuhnya sambil membenamkan wajahnya dalam-dalam. 

"ayah..." lirihnya gemetar

seorang laki-laki tua datang menghampiri dan memeluknya sambil berkata "putriku.."

ia bersama laki-laki itu berjalan keluar bersama, berlarian sambil tertawa, dunia kembali berwarna, burung-burung berkicauan dan hidupnya terasa lebih indah. Kemudian gemuruh terdangar, hujanpun turun, laki-laki itu menghilang, ia berteriak mencari-cari laki-laki itu, "ayah... ayah... "teriaknya, dunia itu kembali berubah dan menjadi lebih suram, laki-laki tua itu menghilang pergi dan anak perempuan itu menangis sejadinya ditemani hujan deras membasahinya. Hingga hujan berhenti dan ia bangkit menghentikan tangis dan menghapus air mata  yang tersisa diwajahnya. Sejak saat itu ia berdiri sendiri dan berlari sendiri mencari makna hidup sebenarnya. Berlari kearah cahaya yang tak berujung sambil menanti kapan ia dipulangkan.

Hidup itu sudah derita jadi untuk apa lagi menyalahkan penderitaan yang datang silih berganti. Menerima yang datang melepaskan yang pergi mengobati yang terluka. Lebih mudah menerima daripada menyalahkan, toh semuanya sudah terjadi, membuat keputusan, menyelesaikan masalah dan bertemu masalah yang baru, semua adalah siklus kehidupan. Masa lalu yang kelam menjadi jembatan menempuh kehidupan saat ini. orang jahat orang baik mereka sama-sama manusia dan manusia sering berbuat salah. Namun orang paling rugi  adalah orang yang tidak belajar dari masa lalu, menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, sebab hatinya tidak pernah lagi merasa tenang sampai terpuaskan. 

Ada masanya emosi dari pengalaman buruk menguasai dan mengambil alih fikiran manusia dalam menentukan keputusan, perjalanan menemukan cahaya kebaikan selalu disediakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap hambanya. Perjalanan yang terbentang akan sangat indah jika melibatkan Allah S.W.T sang pencipta dunia ini. Ketika langkah yang ditempuh sudah jauh, selalu ada jalan kembali untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi diakhirat.

kemana arahku?Where stories live. Discover now