O3. 𝐊ozume 𝐊enma.

1.6K 85 4
                                    

Kozume Kenma adalah pacar dari seorang wanita bernama Raiden [Name]. Pada awalnya, hubungan mereka hanyalah hubungan antara adik kelas—kakak kelas. Umur mereka terpaut cukup jauh, sekitar 6 tahun.

Saat ini, Kenma sudah menduduki kelas 2 SMA. Yang berarti umur pacarnya sudah sekitar 23 tahun. Tidak ada yang pernah mempermasalahkan hal itu. Mereka berdua tinggal bersama setelah mendapat kepercayaan dari keluarga Kozume untuk menitipkan anak tunggalnya kepada [Name].

[Name] adalah seorang sekretaris di sebuah perusahaan. Setiap hari, dia akan berangkat pukul setengah tujuh pagi dan akan kembali di jam sembilan malam. Tentu saja, ia menjadi sedikit kesulitan untuk mengawasi Kenma yang sangat suka bermain game.

[Name] khawatir, setiap ia berangkat bekerja, apakah Kenma memakan sarapannya dengan baik? Terlalu banyak hal tentang Kenma yang sangat ia khawatirkan. Akhirnya, [Name] memutuskan untuk memasang cctv di kamar Kenma tanpa sepengetahuan pemiliknya dengan alasan khawatir.

Di suatu ketika, [Name] terpaksa untuk lembur. Entah pukul berapa ia akan pulang dan menghiraukan tentang pacarnya yang sendirian di rumah.

Waktu terus berjalan, namun, [Name] masih fokus dengan tumpukan dokumen dihadapannya. [Name] memutuskan untuk mengecek cctv dikamar Kenma terlebih dahulu, untuk memastikan apakah anak bersurai puding itu telah tertidur atau masih sibuk dengan gamenya.

Nampak terekam seseorang yang tak lain adalah Kenma, di kamera cctv. Laki-laki itu mengenakan kaos dan celana pendek didalam kamarnya. Rambutnya yang dikuncir membuat tengkuk lehernya terlihat dengan jelas.

"Anak ini dilepas sebentar saja langsung bertingkah semaunya," gumam [Name] sambil menutup kembali layar ponselnya.

[Name] bergegas menyelesaikan tugasnya. Pukul satu dini hari, dia sampai dirumah. Lampu dikamar Kenma masih menyala, berarti dia belum berhenti bermain game sejak tadi.

Wanita itu memasuki kamar milik kekasihnya, Kenma bermain game dengan posisi tengkurap sehingga tak dapat menyadari kehadiran [Name]. Ia mendekati kekasihnya itu, lalu secara tiba-tiba, [Name] menjilat tengkuk belakang Kenma.

Sontak tubuh Kenma menghindar setelah merasakan benda kenyal menjilatinya. "Haa.. siapa sih? Ganggu banget," gerutunya.

"Kakak mengganggu ya?" Sontak Kenma menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Tubuhnya berbalik setelah mengetahui bahwa orang yang mengganggunya adalah pacarnya, [Name]. Tangan Kenma menjauhi ponselnya.

"Eng-enggak kok," Kenma menghindari kontak mata dengan [Name].

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang dari handphone Kenma. "Woi Ken, jangan afk! Bantuin defend base-nya!" Ujar salah satu teman Kenma, Kuroo.

[Name] melirik sekilas ke arah handphone pacarnya itu, "Lanjutin aja main mobile legend nya, lagi mabar sama Kuroo kan?"

Kenma mengangguk, tangannya meraih handphone itu lalu kembali ke posisi tengkurap. Sementara itu, [Name] mengangkat pinggul Kenma sehingga saat ini Kenma tampak sedang menungging. "Kak, mau ngapain?" Tanya laki-laki itu.

"Udah, kamu main game aja," Balas [Name]. Kenma menghiraukan hal itu. Lalu, [Name] melucuti celana Kenma hingga nampak pantat mulus milik pacarnya.

[Name] menampar pantat itu hingga berbunyi nyaring. "Akhh!" Desahan pertama lolos dari mulut Kenma. Diseberang sana, Kuroo terkejut setelah mendengar suara Kenma, ia bertanya, "Ken, ada apa?"

"Ngga—akh papah.." Tiba-tiba [Name] memasukkan dua jarinya ke anal Kenma yang masih kering dan sempit.

Perempuan itu menggerakkan tangannya dengan cepat. Suara-suara mesum kembali keluar dari laki-laki itu. Kuroo kembali bertanya, "Ken? Lo kenapa?" Tetapi tak ada sahutan dari Kenma. Submasive itu meletakkan handphonenya dan terus mendesah tanpa menghiraukan Kuroo.

Tiba-tiba [Name] mengeluarkan jarinya dan menggantinya dengan dildo berukuran panjang dan besar. Kenma mulai meneteskan air mata, "Ah! Sa-kithh engh," ujarnya disela-sela desahan dan tangisannya.

[Name] mengangkat badan Kenma dan membuatnya dalam posisi duduk. Kenma merasa benda itu masuk semakin dalam, nampak tonjolan diarea perutnya. "Bergerak sendiri ya, sayang," bisik [Name].

Nafsu telah mengambil alih tubuh Kenma. Laki-laki itu bergerak naik turun dan terus meracau. [Name] meraih ponsel Kenma yang tergeletak, lalu mendekatkannya ke arah bibir Kenma yang terus mendesah.

"Aghh kakhh! Nantih Kuroo nghh denger!" Ujar Kenma sambil menahan desahannya. Tangan [Name] bergerak mengarah ke penis Kenma. Jarinya berputar-putar di sekitar uretra laki-laki itu. "Nyahh! Fuck, iyahh kakhh disituhh enakhh ah,"

Sementara itu, Kuroo hanya bisa terdiam setelah mendengar itu semua. Untung saja mereka main duo dan Kenma hanya mengaktifkan on mic lobby, sehingga hanya Kuroo yang bisa mendengar suara-suara mesum itu.

[Name] beranjak dari atas kasur dan berjalan ke arah laci disebelah kasur Kenma. Ia mengambil sebuah dildo dengan ukuran yang sama dengan dildo yang sedang menusuk Kenma saat ini. "Masukkin satu lagi coba," Tangan [Name] terulur untuk menyerahkan benda itu.

Kenma menggeleng, "Engh gak!" Tiba-tiba, [Name] memasukkan benda itu kedalam mulut Kenma, "Biar nggak sakit."

Air mata kembali menetes dari mata si surai puding itu. Keringat yang terus menetes membasahi kaos yang masih menempel di badannya.

Setelah merasa cukup basah, [Name] mengeluarkan dildo yang bersarang cukup lama dimulut Kenma. Laki-laki itu berhenti menggerakkan badannya sendiri, "Kak, udah ya?" Pinta Kenma.

"Iya, sekarang nungging lagi ya?" [Name] menarik lengan Kenma, lalu memposisikan tubuh pacarnya. Tanpa aba-aba [Name] langsung memasukkan dildo yang telah dikulum oleh Kenma. Dildo itu belum sepenuhnya masuk ke anal Kenma, tapi anal itu sudah mulai mengeluarkan darah.

[Name] kembali menghentakkan benda itu hingga sepenuhnya masuk ke dalam anal Kenma. Teriakan Kenma memenuhi; seisi rumah. "KELUAR KAN! AKHH," Isakan terdengar ditelinga [Name]. Sakit dan perih Kenma rasakan, laki-laki itu tak tau kenapa pasangannya menjadi seperti ini.

"Woi Ken! Lu kenapa?" Suara Kuroo membuyarkan suasana. Kenma sangat ingin meminta bantuan dari temannya itu, namun, suaranya tak ingin keluar. Darah berceceran di sprei kasur. Hal itu dapat menunjukkan bahwa [Name] telah melakukan hal yang berlebihan pada Kenma.

Seluruh badan Kenma yang dipenuhi keringat mulai bergetar, kakinya sangat lemas. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menangis, meringis, dan mendesah. Diri [Name] sudah diambil alih oleh kemarahan dan nafsunya. Sprei yang awalnya rapi menjadi berantakan.

Jika Kenma bukan tipe laki-laki yang kuat, dia sudah bisa cum lebih dari lima kali sejak tadi. "Kak, ah aku nggak nyaman nghh sakith, tolong keluarinh," Mendengar itu, tangan [Name] terulur dan memegang kedua benda itu.

Kenma berpikir, [Name] akan mengakhiri ini semua dan mengeluarkan benda itu dari analnya, namun, ternyata dugaan Kenma salah. [Name] menggerakkan kedua benda bersamaan dengan tempo yang berbeda. "Kamu sama sekali belum keluar, Ken." Jawab wanita itu.

"Ah! Ouchh iyahh Kenma belummh cum. Nghh disanahh! Enakhh shh," Nafsu kembali mengambil alih pikiran Kenma. Keringat membasahi seluruh tubuh laki-laki itu. Malam panas yang dilalui pasangan itu terasa sangat panjang.

[Name] terus melakukannya hingga sang submasive kelelahan.








Hai! Jujur aku ngga pd ngepost fanfic satu ini, aku baca rasanya agak freak. tolong kritik dan sarannya!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐒𝘄𝗲𝗲𝘁. || Anime x reader.Where stories live. Discover now