-S E M B I L A N-

41 4 2
                                    

Kesel banget chap kemarin singkat tiap adegannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesel banget chap kemarin singkat tiap adegannya. Maaf ya... Maka dari itu, mulai sekarang mau diperlambat alurnya....

╭═════════💜═╮
🇮 🇱‌🇴‌🇻‌🇪 🇾‌🇴‌🇺
╰═💜═════════╯

Maaf baru update. Abis lebaran aku kena musibah ☺ sekarang udah mendingan. Alhamdulillah....

⚠️ ADA BANYAK FLASHBACK YANG DITULIS DENGAN ITALIC ⚠️





"Hahaha.... Iyaa...."

Suara tawa Gavin dengan senyuman manis yang terpatri terbayang seketika dalam benak Braga. Dari tempatnya ia berdiri kaku, sorot kedua matanya terus memperhatikan interaksi anak dan ibu yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Mama bangga banget!"

Elusan sayang masih terus terasa pada puncak kepala Gavin. Mama mengusap juga punggung tegap anak bungsunya. Mencium serta pipi Gavin lalu memeluknya erat.





"Piala ini?" Bisik Braga bertanya pada kesunyian kamar adiknya.

Matanya tiada henti melihat semua benda berharga yang menjadi saksi bisu Sang Adik dalam perjuangannya di sekolah. Sejenak Braga menunduk, ia mendongak lagi seraya menyusap piagam yang telah dipigura rapih.

Terasa perih, hati Braga terasa dicubit oleh kenyataan bahwa sudah sejauh itu Gavindra melangkah tanpa dirinya yang ikut mendukung. Bahkan Braga tidak ingat kapan terakhir kali dirinya mengasuh Gavin, bermain mobil dan pesawat barengan serta sarapan dan makan malam.

Begitu Braga masih sibuk dengan bayangan masa lalunya, kakinya lantas melangkah dengan tangan yang masih meraba dinding kamar Gavin. Ia begitu menikmati setiap sudut kamar adiknya, ikut bangga dengan apa yang terpajang di sini.





"Kak, Gavin besok mau kelulusan.... Kakak mau dateng, kan?" Tanya Gavindra yang saat itu baru saja menerima beberapa hadiah dari temannya. Kakinya melangkah mendekati Braga yang hendak menyentuhkan pantatnya pada sofa, secangkir kopi yang sudah Braga seruput kini berhasil mendarat di atas meja pipih dari kaca.

Dari sorot mata Braga yang beralih melirik Gavin kini mampu membuat Si Bungsu menunduk lemah. Tangan yang memegang hadiah kotak dan satu buket bunga berukuran besar kini tak terasa diremat pelan.

"Kak, Gavin lulus dari SMP! Besok Mama sama Papa bakalan dateng, Kakak dateng kan?" Tanya Gavin lagi untuk memastikan ketersediaan Braga meluangkan waktu untuknya besok.

Sementara Braga, tanpa memberikan jawaban singkat dirinya lantas berdiri dan berjalan menuju kamar. Tidak lupa secangkir kopi miliknya sudah Braga bawa.





Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang