Arunala • Bab : Fatamorgana

3 1 0
                                    

Hari itu, aku sempat terpana oleh fatamorgana yang ku anggap sebuah objek nyata.
atau lebih tepatnya... aku berhasil jatuh cinta padanya, di detik itu juga.

-

"Buk! Saya izin ke toilet ya! Udah gak kuat."

Seorang guru perempuan yang sedang mengajar di depan deretan siswa itupun lantas berbalik, karna mendengar suara siswa yang sudah sangat familiar bagi telinga nya.

"Kamu lagi kamu lagi. Lagi pms kamu ke toilet terus, hah??"

"A-anu buk, ini udah di ujung!"

"Yaampun sakalaa. Setiap pelajaran matematika pasti selalu aja mulas kamu tuh. Yasudah sana, jangan lama lama."

"Hehehe terimakasih, buk."

Laki-laki dengan baju seragam yang berantakan itu lantas bergegas keluar, menuju perpustakaan usang yang berada di lantai atas.

Yap, kata mulas itu sudah terbiasa menjadi alibi bagi seorang Sakala Dwi Argana. Siswa tampan yang terkenal nakal dan jahil.

Bahkan saat pelajaran sedang berlangsung, dia tidak pikir panjang untuk tetap meninggalkannya.

"Ah mending gue tidur di per-"

Langkahnya, tiba-tiba terhenti.
Ia berhasil dikejutkan dengan seorang siswi yang sedang berdiam diri memandangi jendela di dalamnya

Ia sempat berfikir, apakah gadis itu juga bolos, seperti dirinya?

"Heh, anak cewek ko bolos." Ketus Sakala saat menghampiri gadis itu

Merasa ada kedatangan seseorang, gadis itu berbalik perlahan, memandangi objek yang baru saja berbicara padanya

Sakala sempat tertegun beberapa saat. Karna kecantikan gadis itu seolah diluar nalar baginya.

Netra almond yang melekat pada kelopak mata itu, dan rambut yang berterbangan disekitar wajahnya, berhasil memberikan kesan anggun kepada sang pemiliknya

"L-lo siapa? Kenapa gue gapernah liat cewek kayak lo disini?"

Gadis itu tersenyum, "aku Aruna, siswi pindahan dari SMA garuda"

Sakala termangu, 'Nama yang cantik' batinnya mengagumi

"Gue... Sakala, anak kelas 12 IPS III"

"Lo bolos juga ya? Parah si. Cantik cantik bolos"

Aruna hanya menanggapi celotehan Sakala dengan senyum manisnya, "aku baru sampe juga ko, perasaanku bilang... nanti bakal ada seseorang yang datang nemenin aku, untuk terakhir kalinya"

Sakala sempat terdiam untuk mencera perkataan Aruna yang hampir membuatnya overthinking itu. Akan tetapi, ia kembali menepis itu semua dengan beranggapan bahwa terakhir kali yang Aruna maksud ialah terakhir kali di hari ini.

"Haha iyakah? Berarti orang itu gue dong."

Aruna mengangguk

"Eh, Aruna? Emang lo gak dimarahin ya bolos gini?? Jarang banget gue liat ada cewek yang berani bolos, wah wah keren si lo"

Lagi dan lagi, gadis itu hanya menanggapinya dengan senyuman tipis

"Aruna? kenapa baju lo basah? Lo... abis berenang?"

"Ohhh iya! gue baru inget, anak kelas sebelah kan lagi ada ujian renang ya? Jangan jangan lo bolos karna gamau ikut ujian? Hahaha"

Aruna terkekeh, "iya, aku gak bisa berenang soalnya, Saka"

Sakala terdiam, baru pertama kalinya ada gadis yang berani memanggil dia dengan panggilan Saka, sedangkan yang lain, pasti memanggilnya dengan nama lengkap.

"Mau gue ajarin renang gak kapan kapan? Hehe"

"Sekalian-"

"INNALILAHI WA INNAILAIHI ROJIUN... PERHATIAN KEPADA SELURUH SISWA SISWI SMA TRI-SAKTIA, SEKOLAH DIBUBARKAN LEBIH AWAL KARNA SALAH SATU TEMAN KITA MENGALAMI KECELAKAAN DAN DINYATAKAN TEWAS DI KOLAM RENANG SEKOLAH"

"TERUNTUK TEMAN DEKAT ATAU KERABAT DARI ARUNA KALANDRA ALERIS, SILAKAN IKUT DENGAN KAMI UNTUK BERBELA SUNGKAWA KE RUMAHNYA"

"A-aruna?"

Tubuh Sakala benar benar mematung. Lidahnya mendadak mati rasa saat mendengar lantunan yang baru saja diumumkan itu. Dia tidak salah dengar, kan? 'Aruna?'

Sakala berbalik untuk melihat gadis yang baru saja ia temui itu, dan tepat saat itu juga, wajah cantik yang dilihatnya tadi berubah menjadi pucat pasi.

"Saka, Terimakasih telah menemaniku..."

"Sekarang... Aku harus pulang"

Sakala menggeleng tidak percaya. Ini semua tidak mungkin terjadi.

"Penuhi sisa hidupmu dengan kebahagiaan Saka... Berbahagialah"

Sakala benar benar menangis saat ini. Perasaannya terasa berantakan. Ia tidak bisa berfikir jernih. Bahkan, saat arwah itu melambaikan tangan, Sakala hanya bisa menjerit dalam diam. Sebelum sebuah angin kencang datang menerpa wajahnya agar tertutup beberapa saat.

Dan benar saja, saat ia membuka pandangannya kembali, sosok gadis itu juga ikut menghilang

"Sakala! Astaga lo ngapain disini sat. Kita nyariin lo"

"R-rey. Berita Aruna itu gak bener kan Rey??"

"Lah bener ege, itu siswi pindahan dari SMA Garuda. Dia tenggelam pas ada pelatihan renang di kelas sebelah. Kebetulan, guru lagi ke toilet katanya, ntah gimana ceritanya tu cewek bisa nekat berenang sendir-"

"DIA MASIH HIDUP REY! DIA ADA SAMA GUE DISINI TADI!!"

"Anjir Sa?? Lo kenapa nangis sialan. Kita kan gak kenal sama tu cewek."

"D-dia masih ada Rey... masih ada"

"Ko gue merinding ya? Akh. Ayok pulang Sa. Badan lo panas banget."

Aruna... Aku ingin mencintaimu lebih lama.
Tapi... Kenapa hadirmu se singkat senja?

 Kenapa hadirmu se singkat senja?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARUNALA : Cerpen KomunitasWhere stories live. Discover now