8/8

170 25 0
                                    


6. 10 AM

Niana menatap malas Jeffrey yang sudah berada di ruang makan. Dia sedang duduk bersama ibunya. Sembari menyantap nasi goreng dan ungkep ayam.

"Mama buat smoothies."

Joanna menyodorkan smoothies alpukat pada Niana. Membuat gadis itu lekas meminumnya. Lalu mulai menyantap sarapan dalam diam.

"Niana, Papi minta maaf soal buku gambar yang waktu itu. Papi lupa belum meminta maaf secara langsung."

"Ya."

"Niana———"

"Mama ingin aku menjawab apa? Tidak? Iya? Aku tidak nafsu makan! Nanti malam aku menginap di rumah Papa!"

Niana langsung bangkit dari kursi. Lalu pergi. Meninggalkan Joanna yang hampir menangis. Sedangkan Jeffrey hanya menenangkan si istri.

"My bad. Sorry. Aku akan berusaha memenangkan hati Niana lagi."

Joanna diam saja. Lalu memakan sarapan dengan pelan. Membuat Jeffrey lekas menarik piring Niana. Karena akan memakan sarapan sisa gadis itu juga.

Di tempat kerja, Joanna banyak melamun. Hingga ditegur. Membuat beberapa customer kesal karena tidak merasa terbantu.

"Kamu ada masalah? Soal suamimu, ya?"

Tanya Selena, HR sekaligus teman baik Joanna. Sehingga dia tahu masalah apa yang sedang dihadapi si sahabat. Tentu tentang si suami yang setiap malam menginap di rumah mantan istrinya.

"Iya. Aku mulai ragu, aku takut jika memang ada apa-apa di rumah itu. Bagaimanapun juga mereka pernah ada rasa, dulu. Aku tidak tahu apa ini yang dinamakan cemburu, atau hanya manifestasi rasa takut."

"Kamu tidak salah. Wajar kalau kamu merasa seperti itu. Merasa takut dan ragu pada suamimu. Apalagi merasa cemburu. Itu sangat wajar karena kamu mencintai suamimu. Malam ini dia tidur di rumah, kan? Pakai waktu ini untuk berbaikan. Aku akan izinkan kamu pulang cepat. Supaya bisa bersiap-siap."

"Siap-siap untuk apa? Kami bahkan sudah tidak melakukan itu selama lima bulan. Aku rasa nanti malam juga tidak akan ada apa-apa. Karena dia terlalu lelah juga. Niana menginap di rumah Mega nanti malam. Dia sepertinya benar-benar marah."

"Beri dia waktu. Nanti malam coba obrolkan hal ini pada suamimu. Katakan apa yang selama ini menjadi sumber keresahanmu. Lalu diskusikan apa yang salah di antara kalian saat itu."

Joanna mengangguk singkat. Lalu berterima kasih pada Selena. Karena dia merasa terbantu oleh si teman.

7. 20 PM

Selesai makan malam, Jeffrey membantu cuci piring dan mengelap meja makan. Sebab Joanna sedang mencuci pakaian. Ya, meski hanya memakai mesin, namun tetap saja sama-sama membutuhkan tenaga.

Satu jam kemudian mereka naik ke kamar. Bersih-bersih sebentar dan bersiap tidur bersama. Untuk yang pertama kalinya sejak lima bulan.

Namun saat akan merebahkan badan, Joanna terkejut saat melihat Jeffrey yang berganti pakaian. Dia memakai jaket juga. Seolah ingin pergi dari rumah.

"Kamu mau ke mana?"

"Rion demam, aku akan memeriksa dia sebentar."

Joanna tampak kecewa. Namun dia berusaha tegar. Karena dia juga tahu bagaimana rasanya jika anak sedang demam.

"Menginap saja sekalian. Aku tidak apa-apa tidur di rumah sendirian."

"Aku akan pulang, Sayang!"

Jeffrey mengecup dahi Joanna sebelum pergi. Membuat wanita itu menangis. Menangisi akan apa yang sedang terjadi. Tentang pernikahannya yang mungkin akan gagal lagi.

Beberapa jam kemudian Jeffrey kembali. Namun dia tidak melihat Joanna di kamar ini. Padahal seharusnya, dia masih tidur karena ini masih jam tiga pagi.

Jeffrey panik, dia berusaha menghubungi. Namun ternyata ponsel ditinggal di kamar saat ini. Membuat Jeffrey lekas menghubungi Mega untuk mencari.

"Joanna ke tempatku?"

Tidak. Kenapa? Ini masih jam tiga pagi Jeffrey. Kamu tidak tidur di rumah lagi?

"Rion demam, jadi aku temani sebentar. Waktu pulang Joanna tidak ada. Ponsel juga ditinggal. Coba tanya Niana."

Dia baru satu jam yang lalu tidur. Kita baru saja marathon drama. Coba cek CCTV. Kalau ada apa-apa bilang. Aku akan ke sana.

Jeffrey langsung mematikan panggilan. Dia baru ingat kalau ada CCTV di rumah. Sehingga dia berniat langsung memeriksa.

Tbc...

NEW FAMILY [END]Where stories live. Discover now