🦄 Ichi

341 26 0
                                    

   
            Setelah mereka puas mengerjai Rumi mereka pergi dengan tawa, merasa senang seperti pertunjukan komedi.

Rumi menangis dalam diam sambil memungut buku bukunya.

Melihat bekal buatannya tadi pagi sudah tak berbentuk, Ia hanya bisa meratapi semuanya.

Berjam jam berlalu, dan pada saat jam pulang Rumi mengurung dirinya ditoilet menunggu sekolah sepi.

"Sebaiknya aku pulang sekarang sepertinya sekolah telah sepi." Monolog Rumi celingukan.

Disepanjang jalan Rumi memandang jalanan yang padat akan kendaraan.

Sambil menunggu bus tiba dia menatap langit yang sudah mulai keemasan, menunjukkan sebentar lagi malam tiba.

Dalam diam Rumi mengenang masa Indah sebelum ini semua terjadi.

Dari pertama dirinya MOS dan baru mengenal mereka, kadang tertawa karena Chalenge dari Osis.

Saat ulang tahun Salfa hanya mereka berempat yang merayakan.

Dan kebahagiaan saat keluarga mereka kumpul menghabiskan waktu diakhir pekan.

Mengingat semuanya membuat dirinya putus asa.

"Apa lebih baik aku tiada saja, menyusul Ayah, Reza dan Sanin. Buat apa juga hidup aku sudah tidak punya siapa siapa lagi. Hiks.. apakah takdir tidak menyukai ku? Mengapa hiks.. mereka meninggalkan ku sendiri? Hiks... lebih baik aku mati Hiks.."
Lirih Rumi menunduk meremas rok lusuhnya.

Mata sembabnya mengarah kejalan raya. Tanpa sengaja dia melihat anak kecil berlari ketengah jalan tanpa melihat kanan kiri.

Dari arah kanan Rumi melihat Truk besar datang dengan kecepatan penuh. Reflek kakinya bergerak lari dan mendorong anak kecil tersebut.

Namun sayang, dirinya telat untuk menghindari Truk tersebut.

Tanpa dicegah tubuhnya melayang dan terlempar beberapa meter menabrak pohon besar.

Tin.. tin..

Brak..

Arghh..

Uhukk..

Bisa dia rasakan darah segar mengalir dari Kepalanya, Tulang punggung dan kakinya kemungkinan sudah patah.

Cough..

Rumi memuntahkan segumpal darah.
Nafasnya tersendat sendat, pandangan
nya memburam, dan telinganya berdenging keras.

Rumi merasa dia sudah tak bisa tertolong lagi dan mungkin ini akhir hidupnya.

Disisa nafasnya dia berharap bisa menemukan kebahagiaannya disurga.

"Akhirnya selesai.."
Hanya gumaman lirih dari kata terakhirnya.

Dari arah kejauhan anak kecil yang ditolong Rumi melihat kerumunan tersebut.

Tiba tiba dia tersenyum dan berkata..


⭐⭐⭐

Assalamualaikum untuk para pembaca.
Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca cerita Ferin
Untuk part ini memang sedikit
hehe pingin aja🙈.
Kalau penasaran tolong tunggu ferin up part selanjutnya.
Owh iya jangan lupa divote ya sama komentar insyallah nanti ferin baca😀👍.

See you next chapture👋🏻

Semoga harimu bahagia 💚😗

Isekai I'm Coming!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora