WE (?)

686 72 43
                                    














***





'Mas? Kamu kenapa malam-malam kesini?'

Setelah sempat berdiam beberapa saat di dalam sebuah mobil tepat di depan kediaman mantan kekasihnya, Seokjin akhirnya memantapkan diri untuk menekan tombol yang terdapat di bagian kanan pintu, di bawah lampu hias agar sang pemilik rumah mengetahui bahwa ada seorang yang ingin bertamu selarut ini.

Setelah pintu terbuka, hanya gelagat aneh yang nampak. Ternyata bertatap mata dengan mantan kekasih yang pernah menjadi cinta pertamanya bukan hal yang mudah dilakukan. Namun saat ini Seokjin bukannya merasa bahagia meski telah mengetahui sebuah kebenaran bahwa Taehyung pernah mengandung darah dagingnya, melainkan rasa sakit yang amat nyeri di bagian ulu hati sebab ia seperti telah berkhianat pada seorang yang saat ini telah sepenuhnya mengendalikan kehidupan Seokjin sendiri.

Pikiran melayang, mengingat bagaimana seharusnya ia tak meninggalkan Jungkook atau bisa saja ia mengajak Jungkook pergi bersamanya dan mengetahui sebuah kebenaran agar tak ada salah paham di antara mereka. Tapi Seokjin tak lakukan itu. Ia lebih memilih untuk tetap pergi seorang diri agar hasratnya terpuaskan.

Seokjin sudah lama menyerah akan perasaannya pada Taehyung dan ketika ia bertemu dengan Jungkook, seluruh ruang di hatinya pun sudah ia serahkan tanpa tersisa sedikitpun. Seokjin sangat mencintai suami kecilnya meskipun tau bahwa ia memiliki seorang putra bersama Taehyung di masa lalu. Ia hanya ingin memastikan bahwa itu benar, lantas segera meminta maaf atas segala kejadian menyakitkan yang pernah ia lakukan pada mantan kekasihnya beberapa tahun silam.

'Mas?'

Seakan tak melakukan kejahatan apapun, Taehyung mencoba meraih lengan yang lebih tua untuk ia sadarkan dari lamunan. Namun segera Seokjin tangkis sentuhan-sentuhan maut tersebut.

'Aku kesini karena- karena ingin menanyakan sesuatu yang mungkin belum tentu kebenarannya. Hanya itu.'

'Kita masuk dulu mas. Diluar dingin. Ini juga sudah larut, tak enak jika ada orang yang melihat.'

Masuk atau tidak? Lantas Seokjin tak berpikir panjang dan langsung mengikuti Taehyung yang berjalan lebih dulu. Seokjin ini lelaki kuat dan pintar, tak akan terjadi apapun di dalam nanti- pikirnya.

'Duduk mas.'

Ini gila! Setiap sudut ruangan rumah Taehyung mengingatkan ia pada masa lalu. Interior dan design-nya sama persis dengan rumah yang ia tinggali bersama Taehyung saat masih berada di Switzerland?

'Dimana anakku?'

Taehyung terbelalak. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Seokjin tau?

'A-apa maksudmu mas?'

'Jangan berpura-pura lagi Tae. Aku sudah tau kebenarannya. Aku kesini karena ingin bertemu anakku!'

'A-anakmu? Aku tidak tau apa maksudmu mas. Ki-kita tidak pernah memiliki anak bukan?'

'Sudahlah Tae! Aku hanya ingin bertemu anakku! Dimana dia? Di kamar? Kamar mana?'

Seokjin beranjak, membuka pintu kamar pertama namun tak menemukan siapapun disana. Rumah yang Taehyung tinggali cukup luas. Ada dua lantai pun. Namun belum sempat Seokjin memeriksa bagian lantai atas, Taehyung berteriak histeris. Ia menangis. Matanya dipenuhi aura ketakutan.

My Cutie HusbandWhere stories live. Discover now