십팔-18

406 43 9
                                    

Happy reading !

.

.

Pagi hari ini wajah jevan sangat cerah, senyum menghiasi wajah tampan nya. Semenjak resmi membatalkan perjodohan nya dengan chantika kemarin malam, jevan merasa sangat puas.

Dan saat ini, jevan dan juga kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan menuju ke rumah jordan, tentunya untuk menjemput anne dan juga niel.

Jevan dan kedua orang tuanya mengendarai dua mobil yang terpisah, karena mobil yang dikendarai jevan sekarang khusus untuk menjemput anne dan niel.

Sekitar tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah jordan. Dengan jantung yang berdegup kencang, jevan keluar dari mobilnya lalu berjalan menghampiri gina jeffry yang sudah keluar dari dalam mobil lebih dulu.

"Mah, kalau misalnya anne nolak gimana?" Tanya jevan khawatir.

"Jangan mikir yang aneh-aneh, pokoknya mama yakin kali ini bakal lancar semua. Ya kan, pah?" Gina menyenggol jeffry yang berdiri di sampingnya.

"Iya." Jawab jeffry seadanya disertai senyuman tipis.

Setelah mendapatkan support dari kedua orang tuanya, jevan akhirnya memberanikan diri untuk melangkah ke rumah dua tingkat itu. Gina da jeffry mengikuti dari belakang.

Tok Tok Tok

Jevan mengetuk pintu rumah selama beberapa kali, namun tidak ada yang membuka-kan pintu.

"Lagi nggak di rumah kayaknya," Ujar jeffry.

"Coba diketok sekali lagi," perintah gina.

Jevan menurut dan mengetuk pintu sekali lagi, menunggu beberapa saat sampai akhirnya pintu itu terbuka. Menampilkan anne yang sepertinya baru bangun tidur jika dilihat dari penampilan nya. Rambut tergerai dan sedikit berantakan, masih memakai piyama bermotif panda, dan juga wajah bantalnya.

"JEVAN?!" Anne berteriak dan reflek ingin menutup pintu, tetapi dengan cepat di tahan oleh jevan.

"Anne, jangan ditutup! Aku mohon!" Pinta jevan seraya masih menahan pintu yang berusaha anne tutup.

"Anne.." panggil gina lembut.

Anne sontak menghentikan aksinya ketika mendengar suara gina, dan sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat ke belakang tubuh jevan. ASTAGA! bisa-bisanya ia baru menyadari jika jevan tidak sendiri!

"M-mama.."

Gina tersenyum. "Kita datang kesini karena mau ngobrol serius sama kamu, apa boleh?" Tanya gina.

Sebenarnya anne ingin menolak, tapi ia tidak enak hati jika harus menolak. Maka dengan setengah hati jevan mempersilahkan jevan dan kedua orang tuanya masuk.

Setelah berhasil masuk ke dalam rumah itu, jevan, gina serta jeffry duduk di sofa, sedangkan anne pergi izin untuk membenahi penampilan nya selama beberapa menit.

Tidak sampai sepuluh menit, anne kembali lagi ke ruang tamu dengan wajah yang lebih segar dan rambut yang sudah terikat rapi, walaupun masih memakai piyama.

Jevan & Anne | JaeròseWhere stories live. Discover now