6

15 6 0
                                    



"Lu ngapain?"

Zayyan hampir saja menjatuhkan piring berisi nasi yang ia bawa, ia sedikit terkejut melihat pemandangan di depannya, begitupun dengan idar yang kembali ternganga untuk kesekian kalinya.

"Gila sih ini, kalian berdua udah kayak linta nempel terus"celetuk Idar melangkah menuju sofa.

"Ck. Gw gak ada niat, tapi dia nyuruh gw, gw sebagai cowok yah gak tega liat cewek kesakitan"Rayyan berusaha membela diri walau tak tau apakah perkataannya sudah benar atau malah sebaliknya.

"K-ak  Zayyan jangan salahin dia, tadi kalisha gak tahan jadi minta tolong sama kak Ray" Rayyan sedikit lega mendengar Kalisha membela dirinya.

"Hmmm. Yang penting gak lewat batas lu"Zayyan duduk di samping Idar yang kini telah lahap memakan nasi goreng buatan Zayyan.

"Ck. gw orangnya gak gitu yah"Rayyan kembali berdecak kesal membuat Kalisha merasa bersalah kembali.

"U-udah kak, perut kalisha udah mendingan. Makasih"ujarnya walaupun ia masih menahan sakit.

"Hmmm"Rayyan langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Zayyan juga Idar yang sibuk makan.

"Buat banyak?"tanya Rayyan.

"Aellah gak usah banyak bacot, langsung aja bilang (gw mau) gitu"sindir Zayyan membuat kembarannya menatap dirinya datar.

"Sono masih banyak di dapur, oh iyah. Ambilin gw minum yah sekalian"ujarnya menyengir bodoh.

Rayyan menghela napas lalu melangkah keluar kamar, ia merasa lapar dan juga sedikit salah tingkah mengingat kejadian tadi.

*******

"Emang anak gak tau diri kamu Kalisha, saya sudah memberikan pelajaran namun rupanya kamu belum jera juga, saya tunggu kamu pulang"

Flashback on.

Hendra sampai dirumahnya yang terlihat sunyi, ia melangkah memasuki rumahnya dan benar tidak ada orang di dalam.

"Kalisha!!"panggilannya di ruang tengah.

Karena tidak ada sahutan Hendra memutuskan untuk melihatnya langsung di kamar Kalisha.

"Kalisha!!!"teriaknya di depan pintu kamar yang masih tertutup.

Ceklek.

"Anak sia*l*n, kamu memang tidak pernah jera gadis kecil, sebelum saya mematahkan kakimu itu, kamu tidak akan pernah jera bukan?"Hendra menutup pintu dengan membantingnya membuat suara yang begitu keras menjalar di setiap sudut rumah.

Hendra terus saja menunggu kepulangan kedua remaja yang membuat darahnya mendidih.

Hingga malam menyapa namun kedua remaja yang ia tunggu tak kunjung datang membuatnya sangat ingin menghukum keduanya.

Flashback off.

"Saya akan bikin kamu jera, pasti... Itu pasti"geramnya.

********

Areksha yang baru sampai di depan mini market sangat gugup sekarang, ini baru pertama kali ia akan membeli benda itu, biasanya ia akan bersama adiknya, itupun ia hanya menunggu di luar.

*Anjr***t kok cewek yang ngejaga. Areksha terus menggerutu.

Areksha melangkah memasuki mini market tersebut lalu segera mencari apa yang ingin ia beli.

*Yang ada sayapnya gak sih?, Kok lupa gini gw.

Areksha mencarinya namun belum ia dapat karena mini market ini sedikit luas

Areksha mendekati mbak kasir yang senantiasa menjaga di sana.

"Mbak, s-aya boleh minta t-olong?"ucapnya setengah mati menahan kegugupannya.

Mbak kasir yang tengah mengatur sesuatu kini mendongak menatap pria di hadapannya.

"Ehh iyah kak, mau di bantu apa?"tanyanya ramah namun berbeda dengan Areksha yang sudah sangat gugup.

"Ehhh... Anu mbak itu emm" Areksha kelimpungan untuk menjelaskan bahwa dirinya ingin mencari roti kering yang di sukai cewek.

"Kenapa kak?. Coba jelasin saya gak ngerti"ucap mbak kasir itu yang terlihat menatap Areksha bingung.

*Ini gimana sih jelasinnya, suara gw kek hilang gini hadeh.

"Itu mbak r-roti kering yang cewek sering pake kalau lagi...."Areksha tidak melanjutkan ucapannya ia sudah cukup malu dengan jantung yang rasanya berpindah tempat ke lutut.

Mbak kasir yang di tanya seperti itu menahan senyumnya.(Cowok langka) pikirnya.

"Owhh itu. mari saya antarkan"ucap gadis itu menahan senyumnya lalu melangkah dan di ikuti Areksha.

"Disini kak. Ini ada bermacam-macam kak. Kakak mau yang mana?"tanya gadis itu kepada Areksha yang menatap benda di rak.

"Eumm. Biasanya adek saya pakai yang ini, yang ada sayapnya kalau nggak salah"ucap Areksha membuat gadis itu menatapnya.

*Dia ingin membeli untuk adiknya?, Andai aku punya kakak laki² pasti begini rasanya.

"Tolong ambilkan saya yang ini saja mbak"ucap Areksha membuyarkan lamunan kasir itu.

"E-ehh iyah kak"

*******

"Tuan areksh kemana?"tanya Zayyan pada Kalisha.

Kalisha yang di tanya seperti itu bingung harus menjawab apa.

*Ah obat iyah obat.

"Anu kak, kak Areksha pergi beliin Kalisha obat"

"Owhh, lama banget dah kan di sini ada mini market dekat"

"Mungkin macet"sahut Idar melantur.

"Ehh otak Lo koslet tuh, mana ada macet subuh² begini" ketus Zayyan tak habis pikir.

Idar menyengir  membuat Zayyan menyentil dahinya keras.

"Anj**** lu ngapa dah, sakit tau ihh, kamu jahat mas"ucap Idar dramatis mengubah suaranya seolah ia adalah cewek yang tengah mengomeli pasangannya.

Zayyan bergidik ngeri baru saja ingin melempari muka mulus idar dengan bantal namun pintu terbuka membuat aksinya terhenti.

Ceklek.

"Ehh kakak tersayang Dateng. Sini kak duduk"ucap Zayyan membuat Rayyan memutar bola matanya malas.

"Minum saya taun ku raja"Zayyan mengambil gelas yang ada di tangan Rayyan.

"Terimakasih muach"Rayyan yang terkena serangan tiba² itu membuatnya sedikit lolot. Setelah beberapa detik ia baru tersadar ia langsung mendorong dahi Zayyan keras membuat Zayyan meringis.

"Bhahaha, gapapa sekali-kali di cium adik sendiri"

"Monyong lo"

Brak

"Arggggghhhh... Malu banget gw anj**rt"



______________________________

Wkwkkwwk. Kalian udah bisa tebak siapa yang teriak malu.

Jangan lupa vote man-teman

Komen

Follow 🥀✨

Makasih dah baca, tunggu part selanjutnya ✍🏻



PEMELUK LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang