3

27.1K 216 3
                                    

Entah bagaimana hal ini dimulai, Victor mencium bibir Aluna dengan rakus seperti singa yang kelaparan.

"Emhhh aahhh Luna mhh..."

Napas Aluna terengah-engah lelah, sudah lebih dari sepuluh menit Victor menciumi bibirnya brutal, dan ini adalah ciuman kedua bagi mereka setelag ciuman tadi siang di mobil.

Saat ini posisi Aluna berbaring di sofa, dan Victor di atas menindih badan kecilnya.

Aluna bernapas lega ketika Victor akhirnya menyudahi ciuman panjang itu, tapi hal buruk lainnya terjadi. Lelaki dewasa itu melepas handuk yang melilit di pinggangnya hingga Aluna dapat melihat jelas sesuatu yang harusnya tak ia lihat, bentuknya panjang, tebal dan tampak keras.

"Kamu udah pegang ini tadi, gimana rasanya pas liat langsung hmm? mau langsung cobain?"

"Cobain gimana?" tanya Aluna takut.

Victor meletakkan telapak tangannya pada salah satu gundukan dada besar Aluna, lalu tangannya yang lain menyentuh kewanitaannya.

"Aakhh," de sh Aluna.

"Ini tempat milikku akan masuk ke dalamnya," kata Victor sambil menekan kewanitaan Aluna.

"Vikctorhh emhhh jangan diteken aaghh gtel."

Victor menyeringai senang, ia menggerakkan jarinya mens uk -n suk area sensitif gadis dibawahnya.

"Emhhh aaaahh vg ina aku lagi diapain aaahhh aahhh rasanya aneh Victor aahhh emhh."

"Sulit dipercaya, gadis polos seperti kamu memiliki tubuh yang sangat menggoda di setiap lekukan. Orang lain pasti mengira kamu seorang wanita ahli yang suka mengg yngkan tubuh di hadapan pria."

Victor membuka baju dan dalaman Aluna, ia melihat pucuk dada yang memerah alami dan mencubitnya gemas.

"Aahhh Victor kamu aahhh kenapa bisa buat badan aku enak kaya gini aahhh, aku baru pertama kali merasakan ini aaahhh shh..."

Victor merasakan jarinya basah karena cairan yang keluar dari Aluna.

"Kamu ga sabaran rupanya," ucap Victor lalu mengeluarkan jarinya dan memegang ba tngnya.

Victor memegang pinggang Aluna, bersiap akan memasukkan miliknya ke dalam kewanitaan gadis itu.

"Kamu mau masukin itu?" tanya Aluna panik, spontan ia bangun dari posisinya.

Nafsu Victor tak terbendung, ia menahan tubuh Aluna agar tetap berbaring di sofa. "Diam shhh Aluna."

"Aakhh Victor jangan aahh itu terlalu gede, jangan masukin aku!"

"Ini bisa masuk sayang, tenang!"

"Ngga! aakhhhh Victor aakhh sakit awsss ya Tuhan aaghhh itu terlalu tebal aaaahh..."

Aluna memejamkan matanya merasakan ujung ba tng Victor mulai masuk ke dalam tubuhnya.

"Shhh sempit sial akh."

"Akkkhh sakit banget hikss... keluarin aja Vic aakhh aahh sakit bt ang pn is kamu terlalu besar."

"Tahan Luna, ini akan sangat menyakiti kamu sayang."

Victor bersiap, lalu dalam sekali hentakkan keras ia memasukki Aluna hingga ke ujung rahimnya.

"Aaaakhhh sakiitt," jerit Aluna, ia mencakar punggung lebar Victor hingga memerah.

Victor mengusap ujung mata Aluna yang meneteskan air mata. "Maaf, ini menyakiti kamu tapi aku jamin setelah ini kamu juga menikmatinya."

Aluna menangis histeris, sambil memeluk leher Victor. "Brengsek hikss sakit banget hikshh... udah aku bilang ga bakal muat kamu tetep maksa hikss perih banget vag ina aku."

Revenge (Victor)Where stories live. Discover now