12

263 16 7
                                    

"Sayang." Panggilnya, Book menoleh namun tersadar yang memanggil dirinya bukanlah seorang pria yang berdiri di hadapannya, namun itu adalah suaminya yang sedang berdiri di sampingnya.

"Ada apa?." Tanya suaminya lagi, sepertinya ia menanyakan tentang istrinya yang sempat terlihat melamun.

"Oh, tidak ada apa-apa P'." Jawab Book sambil tersenyum, senyuman yang tidak seindah biasanya.

Force.. Seseorang yang menjadi alasan Book termenung, kini merasakan ketidaknyamanan di hatinya.

"Bukankah, dia temanmu?." Tanya Sun lagi, sepertinya ia masih mengingatnya karena saat itu Book pernah mengatakan jika Force adalah temannya.

Force menatap ke arah Book, ia seperti sedang menunggu akan jawaban apa yang akan ia utarakan mengenai dirinya.

"Ya, temanku." Hati Force semakin terasa berat, namun ia harus sadar diri karena dia bukanlah siapa-siapa bagi Book setelah Book menikah dengan pria yang berada di hadapannya saat ini.

"Oh, ya. Salam kenal, namaku Sun. Aku suaminya Book." Sun mengulurkan tangannya, Force tentunya menyambutnya meskipun sempat ada keraguan disana.

"Aku Force, salam kenal." Balas Force sambil sedikit tersenyum.

"Suatu kebetulan, kita bisa bertemu di tempat seperti ini." Ucap Sun setelah melepaskan jabatan tangannya lalu ia merangkul pinggang Book membuat istrinya itu mendekat padanya. Book sedikit tersentak, ia menoleh ke arah tangan Sun yang memeluk dirinya.

"Ya. Itu bagus." Jawab Force seadanya. Membuat dirinya benar-benar tidak terlihat untuk bisa menyembunyikan perasaannya.

"Aku rasa, kau dan istriku adalah teman dekat. Jadi, kita juga bisa berteman." Lanjut Sun lagi dan Force hanya bisa mengangguk. Sedangkan Book, ia menatap Force nanar.

"Kapan-kapan kau bisa berkunjung ke rumah kami." Sun tersenyum saat mengucapkannya, tetapi berbeda dengan dua insan itu. Mereka terlihat terkejut, dalam hatinya merasakan jika ucapan Sun seperti menemukan perbuatan mereka beberapa waktu lalu, yaitu melakukan perselingkuhan.

"Tentu." Jawab Force.

"Terimakasih karena sudah mengundangku untuk berkunjung ke rumahmu." Lanjutnya lagi, mencoba seperti biasa. Dan sepertinya, memang tidak ada kecurigaan di benak Sun, seperti yang mereka pikirkan sebelumnya.

"Ya, aku akan sangat senang. Istriku sedang mengandung. Terkadang aku khawatir, jadi aku berharap jika dia tidak sendirian saat aku bekerja." Force merasakan hatinya semakin teriris, sejak tadi ia memang belum menyadarinya. Jika saja Sun tidak mengucapkannya, mungkin Force tidak akan tahu jika kekasihnya itu kini telah mengandung. Dan Force tentu mengira jika Book sedang mengandung anak dari suaminya.

Book mengalihkan pandangannya disaat Force menatapnya begitu lekat. Ia menatap ke arah Book yang dirinya baru tersadar bagaimana keadaan perut Book yang sedang berisikan janin, lalu ia menatap paras cantik Book seakan dia mengatakan bahwa kenapa kekasihnya itu tega menyakiti dirinya sampai sejauh ini, tetapi ia tahu.. Itu bukanlah kesalahan dari Book. Nyatanya, dirinya bukanlah siapa-siapa yang berhak untuk menanyakan tentang hal seperti itu.

"Ah ya.."

"Book, selamat atas kehamilanmu." Ucap Force sambil tersenyum pada kekasihnya, ia mengucapkannya seakan-akan Book benar-benar temannya.

"Sebelumnya, aku belum mengetahui hal ini karena sudah lama aku dan Book tidak berbincang." Jelas Force sambil menatap Sun, Sun sedikit mengangguk sambil tersenyum seolah ia memahami apa maksud dari ucapan Force.

"Sayang, bukankah kau ingin makan sushi?." Tanya Sun memastikan pada istrinya itu. Ia mengecek arlojinya, Book menoleh ke arah suaminya. Sebenarnya, ia sangat ingin mengatakan jika ia tidak ingin pergi dan ingin bersama dengan Force namun itu adalah hal yang tidak mungkin.

We Belong TogetherKde žijí příběhy. Začni objevovat