23

190 18 9
                                    

Force menatap rumahnya dengan tersenyum pahit, ia sudah memastikan semuanya jika ini adalah keputusan yang terbaik untuk dirinya dan juga untuk kebahagiaan kekasihnya.

Baginya, ini semua akan menjadi kenangan. Apalagi rumah itu adalah saksi dirinya saat masih bersama dengan kekasihnya.

Setelah ia melepaskan semua beban di hatinya, akhirnya ia memutuskan untuk pergi meskipun dengan berat hati.

_______________

Book turun dari mobilnya, setelah memikirkannya berulang kali akhirnya ia keluar dari rumahnya meskipun tadi ia sempat menentang penjaga rumahnya.  Rasanya Book ingin keluar rumah, setelah ia mendengar jika suaminya ingin menjodohkan Force dengan sekretarisnya, tentu hati Book selalu gundah.

Sudah dua minggu sejak suaminya mengatakan hal itu, akhirnya Book bisa keluar rumah dengan niatan untuk menemui Force. Hal itu semakin membuat Book risau karena setelah kejadian itu, Force benar-benar tidak bisa dihubungi. Book memang berpura-pura jika ia menyetujui keinginan suaminya untuk menjodohkan Force dengan Ice tetapi tentu Book tidak pernah rela jika itu terjadi.

Book menutup pintu mobilnya, ia berjalan dengan sedikit sulit karena memang dirinya yang sebentar lagi melahirkan. Ia tidak peduli jika penjaga di rumahnya melaporkan semuanya pada suaminya.

Hingga, dirinya menghentikan langkahnya. Ia mengetuk sebuah pintu rumah sederhana itu, dan sebenarnya ia tidak yakin jika seseorang yang ia cari sedang ada di rumah karena ia tidak melihat motornya disana.

"Sayang." Panggil Book sambil mengetuk pintunya.

Lalu ia sedikit meringis karena perutnya yang terasa turun akibat usia kehamilannya yang tinggal beberapa minggu lagi melahirkan.

"Sayang... Force..." Nafasnya terengah, bahkan suaranya terdengar pelan.

"Uh.." Desahnya sambil menyentuh perutnya yang semakin besar itu.
Dan tentu ia tidak nyaman jika lama-lama berdiri seperti ini.

"Sayang.." Panggilnya lagi sambil mengetuk pintunya.

Tak lama kemudian, pintu itu terbuka. Book terlihat sumringah, karena ternyata kekasihnya yang ia rindukan itu sedang berada di rumah.
Namun, ia terbelalak saat melihat seseorang yang membukakan pintu untuknya.

"Ah.. Nona... Maaf..." Book sebenarnya merasakan sakit hati, ternyata di rumah Force ada seorang wanita.

"Ya?." Tanya wanita itu kebingungan sambil memperhatikan Book yang berdiri disana.

"Aku.. Aku ingin bertemu dengan pemilik rumah ini." Ucap Book terbata, ia sangat gugup dan tentunya merasakan sakit hati yang luar biasa. Karena ia beranggapan jika wanita yang berpenampilan sexy itu adalah kekasih baru Force.

"Memangnya kau siapa?." Jawabnya ketus sambil melipat kedua lengannya.

"Apa kau selingkuhan kekasihku?!." Wanita itu mulai membentak dan tentu Book semakin terkejut mendengarnya.

"Ada apa, sayang?." Suara seorang pria terdengar dari arah belakang, jantung Book berdegup semakin kencang. Hal itu tentu bereaksi pada janin yang dikandungnya. Rasanya sangat sakit di perutnya yang turun itu.

Wanita itu bersikap manja saat sebuah lengan kekar memeluk tubuh sintalnya.

"Sayang, dia bilang dia ingin bertemu denganmu."

"Dia siapa sayang?."

"Jangan bilang kau sudah menghamili dia." Ucapnya lagi namun semakin mendekatkan tubuhnya pada kekasihnya itu dengan semakin manja.

"Maaf, kau siapa?." Ucapan pria itu membuat Book semakin terkejut, kedua matanya yang berlinang melihat samar akan pria itu.

"Force?." Tanya Book sambil mengusap air matanya, lalu ia semakin terkejut saat ia bisa melihat pria itu dengan jelas.

We Belong TogetherDonde viven las historias. Descúbrelo ahora