Memilih tuk pergi

38 20 33
                                    

"Haruskah kembali bertemu dengan masa lalu? Ku harap ini hanya sekedar pertemuan, bukan awal untuk lagi bersatu."

-Arden Damian Devries Van Derij-

"Mungkin pergi adalah solusi yang terbaik."

-Arden Damian Devries Van Derij-

Langit senja kembali menyapa kota Bandung dengan menunjukan keindahan warnanya. Warna yang bersatu padu itu sungguh menyempurnakan kecantikan langit.

Suasana kota Bandung terasa sangat damai, terlebih sepanjang jalan Braga. Tempat favorit bagi Arden untuk melihat matahari yang perlahan mulai terbenam meninggalkan langit senja. 

Di tengah ketenangannya itu Arden di kejutkan oleh kehadiran wanita yang berada di sebrang jalan.

"Reina!? Ngapain dia dateng ke sini?"

Arden melihat sekilas sosok Reina yang tengah berjalan di keramaian orang. Arden betul-betul menghindar dari Reina, seperti orang yang memiliki trauma masa lalu.

"Gawat bener! Jangan sampe gue ketemu dia!" ketus Arden seraya berlari menjauh dari tempat itu.

Setelah Reina mendapatkan informasi jelas mengenai keberadaan Arden. Reina mendapat informasi apartemen lama Arden dari dari salah satu teman tongkrongannya, Reina segera menemui pria itu. Rupanya ia tak kunjung menyerah meraih kembali cintanya Arden.

Satu hari ini sungguh terasa melelahkan baginya, pagi tadi Arden harus bertemu Yesa, dan saat ini ia melihat sosok Reina. Perasaan Arden betul-betul diluputi penuh ketakutan. Jangankan melihat Reina, mendengar namanya saja membuat Arden kembali lagi mengingat masa lalunya yang menyakitkan, apalagi sekarang  Reina sudah terlihat jelas.

Kehadiran Reina seolah seperti hantu bagi Arden, sangat menakutkan. Untung saja Reina tak tahu bahwa Arden tinggal bersama ibunya, Reina hanya tahu apartemen Arden sebelum pindah ke apartemen ibunya. Masih ada harapan untuk Arden menghindari Reina.

Teringat dulu Reina hampir bunuh diri dan orang-orang termasuk teman dekatnya SMA menuduh Arden penyebab Reina hampir bunuh diri.

"Bisa gila gue!"

"Gue gak jahat!"

                              🦋....🦋

Berbanding terbalik dengan Alleya, jika saja saat ini perasaan Arden tengah diluputi ketakutan, maka diwaktu bersamaan pula  perasaan Alleya tengah berbunga-bunga.

Hari ini dokter sudah mengizinkan Alleya pulang ke rumah, itulah alasan mengapa hatinya sangat berbunga-bunga. Di tambah dengan kabar-kabar bahwa novel best seller berjudul "Abyan" karyanya akan segera diadaptasi menjadi film. Kebahagian Alleya bukan main, semua yang ia impikan dari dulu perlahan terwujud.

"Alhamdulilah Al, udah boleh pulang. Kamu ikut pulang sama Mama ya...." ajak Mawar seraya menggenggam erat tangan Alleya.

"Tt-tapi Ma apartemen Alleya gimana?"

"Gak apa-apa nak, itu mah urusan nanti. Yang penting sekarang kamu tinggal lagi ya bareng Mama...." bujuk Mawar lembut.

Alleya mengangguk paham seraya mengikuti perintah Mawar. Dirinya merasa amat bersyukur, sebab, perlahan sikap Mama mulai berubah padanya. Mawar perlahan berusaha untuk menerimanya kembali dan melupakan kejadian yang pernah menimpa masa lalunya, ia telah berhenti menyalahkan putrinya atas kematian suaminya.

Alleya dan Dunia Novelnya (TERBIT)Where stories live. Discover now