14 - Abditory

30 2 0
                                    

Abditory (n.)

A place into which you can disappear, a hiding place


・☾𖤓・

      Menepati janjinya tadi siang, Gimyung pun datang ke apartemen Hitomi setelah pekerjaannya selesai. Ia masuk ke lift dan memencet angka 20, lantai dimana kamar gadis itu berada. Bunyi denting halus terdengar ketika lift membawanya ke lantai teratas bangunan itu. Kim Gimyung keluar, lalu berjalan menuju pintu dengan nomor 2001. Setelah membaca nama Satō yang tertulis di sebelah pintu, Gimyung pun memencet bel, menunggu gadis yang dirindukannya itu keluar.

Tak berapa lama kemudian, pintu di hadapannya itu terbuka dan Hitomi keluar dengan kaos putih yang tampak kebesaran. Mata gadis itu bersinar melihatnya, dan senyuman lebar menghias wajah gadis itu. "Hai!"

Senyuman gadis itu menular. Itulah yang selalu diyakininya setiap melihat senyum yang dihiasi dengan lesung pipit itu. Gimyung tersenyum lebar, lalu membalas sapaan gadis itu.

"Aku harap kau lapar, karena aku sudah masak banyak sekali makanan." Ucap Hitomi sambil membuka pintu lebar-lebar, membiarkannya masuk.

Meskipun kali itu bukanlah kali pertama ia menjejakkan kaki di apartemen gadis itu lagi, kekaguman yang dirasakannya masih sama seperti kali pertamanya.

Apartemen Hitomi bergaya tradisional-modern Jepang. Lantainya yang terbuat dari kayu mengeluarkan suara berderit ketika ia memasuki ruangan tersebut. Kayu berwarna cokelat muda menghiasi sebagian besar dindingnya sementara pohon bonsai dan ikebana menjadi bagian dari dekorasi apartemen itu. Gimyung duduk di sofa putih panjang di tengah ruang tamu sambil memandang ke sekelilingnya dengan kagum. Tak jauh dari tempatnya duduk, sebuah ruangan tradisional yang diduganya adalah ruang minum teh, dihias dengan tatami dan meja pendek, menambah suasana jejepangan di apartemen itu.

"Kau tahu? Pertama kali aku datang kesini saat mengantarmu yang mabuk, aku benar-benar terkaget-kaget melihat betapa luasnya apartemenmu. Aku bahkan sempat berpikir apakah kau anak seorang konglomerat atau semacamnya." Ucap Gimyung jujur tanpa berhenti memandang apartemen gadis itu.

Hitomi ikut menghempaskan diri di sebelahnya lalu tertawa. "Konglomerat apanya... Karena aku harus angkat kaki dari rumah, ayah ingin agar aku bisa mendapatkan tempat yang membuatku nyaman dan terasa seperti rumah di Jepang."

"Ayah juga datang kesini beberapa kali dalam setahun untuk menemui kolega bisnisnya. Kadang, mereka memakai ruangan itu untuk upacara minum teh." Jelas gadis itu sementara kepalanya mendongak ke arah ruang minum teh.

Gimyung mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan gadis itu, namun seketika tersadar akan sesuatu dan pipinya pun memerah. "Apa suatu saat kau akan mengenalkanku dengan ayahmu?"

Hitomi terbelalak mendengar pertanyaannya tapi segera terkekeh melihat wajahnya yang memerah, "Pikiranmu itu terlalu jauh Kim Gimyung, lebih baik kau cepat temukan Kak Shinwoo dan kenalkanku pada anggotamu terlebih dahulu."

"Begini ya, para anggotaku akan dengan sangat bahagia menerimamu dan bahkan akan mempertanyakan mengapa gadis sepertimu bisa mau dengan berandalan macamku, tapi, aku harus mempersiapkan diriku dengan baik untuk bertemu dengan ayahmu." Ucapnya membela diri.

Mendengar pembelaan dirinya, Hitomi tersenyum lalu menangkupkan tangan di wajahnya. "Jangan khawatir, aku tahu dia akan menyukaimu."

"Aku ini ketua berandalan lho Hitomi..."

"Dan ayahku itu raja berandalan Kim Gimyung. Apa kita sedang berusaha memamerkan sesuatu?"

Gimyung tertawa.

Kim Gimyung | Invisible StringWhere stories live. Discover now