1

22 4 0
                                    

WARNING!!
–Menggunakan kata tak baku
–Typo bertebaran
--

𖧷•┄─┄─┄⟢໒

Matahari tlah muncul di ufuk cakrawala, membuat cahaya perlahan masuk melalui jendela. Udara tampak sejuk, sebab pepohonan baru selesai mengeluarkan banyak oksigen.

Bukit bak ksatria gagah berdiri kokoh, kabut pun bagaikan sabuk melingkar di bagian kota, lampu-lampu bak bola susu terlihat masih menyala di tepian jalanan lenggang, semburat cahaya nya beradu dengan cahaya sang surya yang mulai memunculkan dirinya.

Di bukit, masih terlihat kabut menyelimuti, membuat hawa menjadi sejuk. Terlihat di salah satu rumah ada seorang pemuda yang tengah asik memasak sarapan, ia sampai tak sadar bahwa ada sesuatu yang sedang berlari menuju dirinya.

Terdengar suara sayur mayur yang tengah dipotong, sebab suasana rumah yang masih sepi, membuat suaranya menggema ke seluruh ruangan.

"Selamat pagi, gempa. Kamu sedang memasak apa?"

Taufan menyapa. Tampaknya ia baru saja bangun, muka tidurnya masih tertampang jelas di wajahnya.

"Eh, tentu sedang memasak untuk sarapan, kak. Kalau kak Taufan sedang apa?"

"Aku baru saja bangun, hehe, sebaiknya aku berbuat ya, gem?"

Gempa berpikir sejenak
"Coba kamu ajak bang Hali, kita sarapan bersama-sama"

"Siap, aku akan pergi ke kamar Halilintar dulu yaa"

Taufan pun berjalan ke arah kamar Halilintar, meninggalkan Gempa sendiri di dapur.

Saat Taufan sampai di tujuan, Taufan pun mulai membuka pintu kamar yang bertuliskan 'Halilintar'

"HALI—"

"–Lintar..?"

Terlihat pamuda yang dipanggil Halilintar pun menengok ia terlihat tengah asik memainkan sesuatu (?)

".... Apa itu, Halilintar? Boneka?" Taufan tertawa

Tawa Taufan agak keras hingga membuat Halilintar mendelik, jujur saja, Halilintar hanya tak sengaja menemukan mainan jelek—Wajahnya cantik, namun telah di coret-coret, boneka tersebut pun rambutnya tak ter urus— itu.

"Tolong berhenti tertawa, aku menemukannya di jalan saat bersama Thorn, niatnya ingin ku buang"

"Kok masih ada di kamu?"

"–Gausah mikir macem macem, si Thorn nyuruh gue buat menyimpan, ya mau ga mau gue simpen disini"

"Oh, kukira kamu suka bermain boneka"

"Eum, itu mirip seperti mainan boneka anak perempuan, bukan?"

"Mirip lo, jelek" Sinis Halilintar

"Duh, teganya kamu, mas. Aku sakit hati" sandiwara Taufan

"Gausah drama, kesini ada gerangan apa? Tumben"

"Disuruh Gem buat bangunin lo, lalu, sehabis ini paling aku akan membangunkan adik-adikku yang imut-imut itu"

"Yaudah, sana pergi, bangunkan mereka saja, gue udah bangun"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arsa [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang