Chapter 2 : Sumber bencana

4 0 0
                                    

Chapter Sebelumnya

Aksa memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia merasa lega bisa menemukan Freya secara kebetulan. Tinggal ia ikuti dan lokasi sumber bencana akan ia temukan.

Aksa berbalik dan bersiap untuk pergi. "Aku masih memiliki sesuatu untuk dilakukan, bye." Aksa melambaikan tangannya ke Freya, dibalas langsung dengan lambaian tangan darinya.

Setelah Aksa menjauh darinya, Acha mengeluhkan tentang Aksa. Mungkin dia mengira pihak lain tidak bisa mendengarnya, tapi jelas pendengaran Aksa lebih baik dari yang diharapkan.

"Siapa dia? Hanya tas, dan dia tidak mengizinkanku untuk menyentuhnya. Seperti menyentuh di bagian lain saja."

Freya menjulurkan lidahnya, mengatakan sesuatu yang meredakan amarahnya, serta mengingatkannya tidak baik berbicara buruk tentang orang lain di belakangnya.

"Jangan pikirkan itu, ayo kita pesan mixue."

Acha tertarik. Mereka bergandengan tangan, beranjak pergi menuju asrama Acha.


*****


Chapter 2: Sumber bencana

Aksa tidak benar-benar pergi, tetapi hanya sedikit menjauh saja. Aksa melihat Freya dan Acha keluar lagi dari asrama Acha. Mereka pergi berjalan kaki menuju suatu tempat. Aksa mengikuti mereka dari kejauhan.

Dengan kemampuan pelacakannya, ditambah dengan peralatan seperti teleskop, dia tidak akan kehilangan jejak, juga tidak akan ditemukan oleh Freya.

"Aku tidak tahu pasti dimana sumber bencana itu muncul. Lebih baik mencatat setiap tempat yang ia sering kunjungi, huh."Aksa menghela nafas, dia tidak suka pekerjaan yang membosankan seperti ini.

Aksa terus menguntit mereka dengan sabar. Mereka pergi menuju toko mixue yang tak jauh dari asrama itu. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, mereka melanjutkan bermain di taman.

Selama mengikuti jejak mereka, tak ada hal janggal yang dirasakan, seperti hawa tidak enak dan kehadiran energi yang gelap.

Hal-hal seperti itu menandakan jika tak lama lagi, tempat itu akan menjadi sumber bencana. Sayangnya yang bisa merasakannya, orang-orang yang cukup sensitive dengan hal-hal aneh. Orang awam tidak akan terpengaruh.

Seharian ini ia terus mengikuti Freya dari belakang, tapi belum ada tanda-tanda dari sumber bencana. Aksa mengkhawatirkan sesuatu.

"Mungkin kembalinya aku, akan mengubah masa depan?"

Mungkin saja Freya tidak akan mat, atau mungkinkah dia tidak akan menemukan sumber bencana itu?

Tetapi segera, Aksa menemukan bahwa kekhawatirannya tidak perlu.

Sekitar pukul lima sore, Freya dan Acha berpisah. Freya memutuskan untuk pulang.

Aksa terus mengikuti Freya, hingga baru menyadari bahwa jalan yang ditempuh Freya adalah jalan pulang ke kosannya.

Freya berhenti di sebuah gedung dan memasukinya. Ketika Aksa melihat Freya berjalan ke dalam kosannya, ia baru menyadari lokasinya sangat dekat dengan kosannya, ternyata hanya beberapa gedung jauhnya.

Aksa mendekati gedung itu, merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan bangunan itu. Ada aura kegelapan yang kuat. Seolah-olah semacam kekuatan jahat sedang menginvasinya.

Hawa ini, tepat seperti ciri-ciri sumber bencana, tempat dimana para monster muncul. Aksa yakin itu.

Aksa tidak takut. Monster-monster tersebut pada awalnya tidak kuat, mereka perlu waktu untuk tumbuh. Bahkan orang biasa dengan pisau dapur memiliki kesempatan untuk membunuh mereka, kecuali monster jiwa dan roh yang hidup.

Sekali Lagi, KiamatWhere stories live. Discover now