27

127 20 15
                                    

Melihat Rosè melangkah pergi, Lisa yang tersadar dari lamunan nya karena di tepuk Seulgi. Berlari menghampiri Rosè.

Bruk!

"Sayang aku mohon jangan pergi, kamu beleh marah, boleh memaki, memukul ku, dan mendiami ku. Tapi aku mohon jangan pergi sayang, aku tidak sanggup hidup tanpa mu."mohon Lisa memeluk Rosè dari belakang.

"Lepas kan aku Lisa!."bentak Rosè berontak.

"Jangan pergi."tangis nya memeluk Rosè erat dan membenamkan wajah nya di leher Rosè.

"Jangan sampai aku kasar pada mu Lisa!."marah Rosè.

"Aku mohon jangan pergi."mohon Lisa lagi.

Jleb!.

"Akhhhh."erang Lisa saat Rosè menusuk perut nya dengan sebilah pisau.

"Rosè!."kaget mereka tidak menyangka Rosè akan melukai Lisa, sosok yang sagat di puja, dia cintai oleh nya.

"Sudah kupringati bukan!."desis Rosè.

Gerb!

Lisa yang terjatuh memeluk kaki Rosè erat, mengabikan rasa sakit perut nya. Karena membayangkan Rosè pergi jauh lebih menyakitkan dan menakutkan bagi nya.

"Kalau mau tusuk aku lagi sayang gak papa, aku rela di lukai oleh mu. Tapi aku mohon jangan tinggalkan aku ya."mengdah pada Rosè dan dapat di lihat tusukan Rosè terasa sangat menyakit kan.

"Lisa sebuah ketulusan di balas dengan ke bohongan dan penghianatan, apa menurut mu  kau masih pantas memohon pada ku?. Dengar kau tidak pantas untuk ku cintai apa lagi ku perjuangkan. Sampah tempat nya di tempat sampah."hina Rosè menyentak kaki nya kasar dan pergi menajuh dengan mengepal tangan keras, menggigit bibir bawah nya agar isak tangis nya tidak terdengar.

"Rosè!!!."teriak Lisa meraung, berusaha berdiri dan berlari mengejar Rosè tapi gadia itu sudah pergi menghilang dari pandangan.

"ROSÈ!!!! JANGAN TINGGALKAN AKU!! AKU MOHON!."teriak nya terduduk di depan pagar dan menagis meraung sejadi-jadi nya di sana.
.
.
.
.
.

Sedangkan Rosè menghentikan mobil nya di pinggir jalan.

"Hiks hiks his hikks."Rosè meremas dada nya juga menangis sedih, dia mencintai Lisa tapi dia juga tidak kusa bertahan di saping Lisa.

"Maaf maaf maaf maaf, maaf kan aku melukai mu Lisa, hikssssss. Aku harap kamu hidup bahagia dengan kakak ku."ucap nya dalam tangis nya.
.
.
.
.

Setelah kejadian itu, setalah Lisa di rawat selama beberapa hari di rumah sakit, Lisa menjadi sangat pendiam, muram sepanjang hari.

"Sepertidugan daddy kan?, bahwa gadis itu tidak baik untuk mu. Lihat apa yang dia perbuat untuk mu, dia menusuk mu lalu pergi. Cih."decih Marco merasa puas Rosè karena Rosè kemungkinan besar pergi dari hidup Lisa.

"Aku akan membatal kan pertunangan."jawab Lisa se adanya dan terdengar dingin.

"Bicara apa kau Lisa!, kau tetap harus bertunangan dengan Jennie bahkan harus menikah! Atau!."murka Marco.

"Atau apa?, orang yang kau buat jadi ancaman ku telah pergi meninggal kan ku!,  jadi aku tidak peduli lagi. Pertunagan ini aku batalkan!."teriak Lisa marah menatap Marco penuh ke bencian.

Deg!.

"Lisa."panggil Marco lirih karena tetapan benci Lisa putri nya, keluarga satu-satu nya menatap dia penuh kebencian.

Tanpa memperdulikan daddy nya, Lisa melangkah keluar ruang inap nya karena hari ini dia di perbolehkan pulang.

Ceklek!

I'm Ready To Go.Where stories live. Discover now