[1] My Special Husband

1.8K 7 0
                                    

"Wah wah wah, jadi bini salah satu dari anak Papah ya? Ya udah, jadi bini kedua gue aja, mau?" tawar seorang pria berjas dengan senyum miring, spontan saja ucapan itu mendapatkan tatapan tak percaya serta pandangan mata berkaca-kaca dari sosok wanita yang berada di sampingnya. Namun, si pria seakan tebal muka tak mempedulikan itu.

"Heh, tunggu dulu, tunggu dulu!" Seorang wanita tua menyelanya. "Mamah gak setuju, ya. Cuman karena surat butek begini bilang kalau minta dinikahi sama wanita gak jelas, wanita dari kampung dengan pakaian dekil dan bau ayam gini pula. Lagian, emang selain surat ini kamu bawa apa lagi, Sarah? Uh, kebagusan nama kamu, mending Maesaroh!" tanyanya diiringi mengungkapkan pernyataan nyelekit.

Sarah, wanita cantik berpakaian sederhana yang duduk bersimpuh di bawah sofa, tampak sendu menatap sambil memeluk tas buluknya, tangannya mengepal erat menahan amarah. "Hanya itu, Bu. Saya enggak bawa apa-apa lagi selain pakaian saya."

"Tuh, apa Mamah bilang, kamu mau sama wanita gak punya apa-apa begini?"

"Ck, Mamah, Mamah kan tau istriku mandul, kali aja aku tokcer sama dia jadi Mamah punya cucu, terus Mamah bisa punya pembantu gratisan," kata si pria tanpa ragu, dan wanita di sampingnya akhirnya tak bisa menahan air mata, walau dia menunduk menyembunyikannya dalam diam.

"Gak, lahir dari wanita begini, cuih! Amit-amit!" Sang wanita tua berperaga mual. "Cari istri kedua yang bagusan dikit, dong. Cewek cantik kan banyak!"

Dua orang wanita muda berwajah serupa yang ada di sana tertawa. "Seriusan, Bang Rizal, kamu pengen bini kedua kek dia? Elite dikit lah!"

"Tau, tuh. Abang buta map, mending si Dedek Jo aja nih, dia kan jones!" Dia menggodai pria yang terlihat paling muda di sana.

"Ih, ogah, hueeek! Bau taik ayam gitu!" Jo berperaga muntah.

"Cocok, lo kan suka ayam kampus!"

"Sudah-sudah, diam semuanya!" tegur sang ibu kesal pada mereka semua. "Bodoh amatlah, surat wasiat gak jelas gini!"

Tanpa ragu, wanita tua itu menyobek kertas usang di tangannya, dan melemparkannya ke arah Sarah, Sarah tersentak.

"Pergi sana kamu, Penipu! Sebelum saya laporin polisi! Bilang aja kamu ini cuma mau ngincer harta anak-anak saya jadi bikin beginian, gak akan pernah! Gak akan saya biarkan kamu menikahi siapa pun di keluarga ini! Pergi kamu!"

Sarah menghela napas, dia memungut kertas-kertas tersebut kemudian bangkit berdiri kemudian membungkuk. "Terima kasih atas hinaannya, Bu. Saya memang wanita dekil, tapi saya bukan wanita sehina itu, yang hanya mengincar harta." Sarah menghela napas.

"Cih, munafik bener, di dunia ini tuh butuh harta, duit, kalau miskin gak bisa apa-apa!" celetuk wanita kembar sambil tertawa-tawa.

"Padahal ... kalian bisa berkata baik-baik untuk menolak saya, saya pun gak masalah gak menuruti wasiat itu, ini hanya untuk menghormati mendiang Pak Faris dan orang tua saya. Saya permisi, ya, Bu, Pak." Sarah melanjutkan, sebelum akhirnya melangkah keluar rumah.

Namun, saat di luar, seseorang menahan kepergiannya dengan memegang tangannya. Sarah spontan menoleh dan menemukan seorang pria berkaos oblong dengan wajah sendu di sana.

"Apa bener, surat wasiat dari Bapak itu?" tanyanya, menatap Sarah dan surat tersobek di tangannya.

Sarah menarik kasar tangannya yang dipegang, seakan tak terima, dan dia tak menjawab pertanyaannya.

"Ma-maaf ...." Pria itu agak terbata. "Jika benar isi dari surat wasiat itu demikian, maka saya bersedia menikahi kamu ... Sarah."

Cerita ini cerita spesial yang tersedia di KARYAKARSA: anurie

Silakan mampir, murah meriah saja ;)

Istri Seksi Pak Bos [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang