[3] Pengasuh Duda

72 0 0
                                    

Sampai di tujuan, setelah perjalanan panjang dari bus hingga akhirnya taksi, keluar dari mobil itu dengan tas besar ia temukan sebuah rumah besar di kalangan perumahan yang amat renggang satu sama lain. Mewah, megah, berpagar tinggi, bahkan berpenjagaan ketat.

Seseorang memegang bahu Netanya dan gadis itu sedikit terkejut menoleh. "Eh!"

"Maaf, Bu, ngagetin!" kata pria berpakaian penjaga keamanan itu, satpam.

"Eh, gak papa, Pak." Netanya kembali menoleh ke rumah itu lagi, menatap ponselnya di mana alamat tertera, sesuai saja.

"Ibu ada urusan apa ke mari, Bu?"

"Ah, ini, Pak ... saya ada janjian sama Pak Brendon Ih ... tisyam ...." Netanya agak kesulitan mengeja nama tersebut. "Apa bener ini rumahnya?"

"Bener, Bu, bener. Sebentar saya-eh itu anaknya!"

Netanya mengalihkan pandangan, menemukan si kecil yang kesusahan membuka pagar hingga mereka berdua menolongnya. Matteo kecil pun keluar menghadap mereka.

"Dek Teo, mana papah Adek?" tanya sang satpam ramah.

"Papah di dalam, lagi sibuk. Tante ... Tante namanya Netanya, kan?" Perempuan muda tersebut mengangguk, tersenyum membalas senyuman polos itu. "Kata Papah masuk aja langsung, ketemu dia di ruang kerjanya. Ayo ikut aku!"

"Iya, Sayang ...."

Netanya pun masuk ke area rumah tersebut, mengekori Matteo sambil menatap kiri dan kanan. Benar-benar kalangan elite. Masuk ke dalam pun, bagaikan istana karena begitu dingin, serba putih, mewah, dan elegan.

"Tante, letakkin aja tasnya ke atas meja!"

"Ah, iya." Ia menuruti ungkapan Matteo kecil.

Ia terus mengekori Matteo hingga akhirnya sampai di depan sebuah pintu ruangan berkelip-kelip cahaya, di sana pun ada tulisan "Sedang Live Streaming!" "Ketuk Dahulu!"

Matteo kecil mengetuk pintu. "Papah, pengasuhku dateng!"

"Suruh masuk!" sahut dari dalam, suaranya berat dan dalam.

Meski sudah melihat fotonya, Netanya penasaran wujud asli ayah buruk satu ini. Menyuruh anaknya yang masih kecil keluar sementara ia sibuk bekerja, yang kerjanya ... seingat Netanya rekan dari Pak Fadi.

Matteo membuka pintu, dan di suasana serba gelap itu pria yang duduk di kursi khas ala programmer memutar badan. Agak kaget, meski wajah dewasa di kolam renang mirip dengan sosok di hadapannya kini, sebuah kacamata bulat yang bertengger membuat kesan pria ini bak kekanak-kanakan di sana.

"Netanya Rishav, kan?" Netanya mengangguk. "Ambil saja kertas yang ada di printer sana, saya udah printer semua keperluan kamu sebagai babysitter putra saya. Termasuk gaji dan lain-lain. Bilang aja kalau kamu gak setuju dan mau batalin kerja sama, nanti setelah ini kita bicarain lagi. Kalau gak ada komplain, silakan kerja langsung aja!"

"Ba-baik, Pak."

Sangat cuek ....

Mengambil kertas-kertas berserakan yang dimaksud, Netanya pun keluar dari ruangan itu sambil memperhatikan kertas demi kertas yang ada. Peraturan demi peraturannya ... rasanya Netanya ternganga. Hampir sama dengan hak dan kewajiban pengasuh, ada pula hal lain ....

Yah, kekangan seperti jangan keluar sembarangan, menuruti apa yang disuruh, sebagainya. Daripada pengasuh, di sini Netanya juga sebagai pembantu!

Meski demikian ... gajinya fantastis!

Namun, jika fantastis, apa yang akan ia kerjakan akan sama "fantastis"-nya pula?

Cerita ini tersedia di
Playbook: An Urie
Karyakarsa: anurie
Dan bisa dibeli di WA 0815-2041-2991

Istri Seksi Pak Bos [21+]Where stories live. Discover now