PERTEMUAN PERTAMA

29 2 0
                                    

Beli kangkung di warung Teh ica
Assalamu'alaikum para pembaca😅
...
Ke airport bawa pepaya
Jangan lupa Vote dan komen, ya!
🌹🌹🌹

NALA'S POV

  Aku memijat kepalaku yang terasa makin berat, tidak menyangka mendapat dua kejutan spesial di hari kepulanganku ke Indonesia. Kejutan pertama membuatku marah, jijik, dan mual sejadi-jadinya, kejutan kedua aku tak tahu harus bereaksi bagaimana, rasanya semuanya terlalu datang tiba-tiba.

   Meskipun dalam hatiku, setahun belakangan ini aku juga sering tiba-tiba terpikirkan Mas Hanif. Abaya darinya bahkan menjadi Abaya favoritku, selain karena harganya yang tidak mampu kugapai, caranya memberiku juga tidak merendahkanku.

   Aku mendial nomor telpon Ilma di hp-ku, aku ingin bertanya pada Pak Kyai, apa yang harus ku lakukan. Hanya pada Pak Kyai Salman satu-satunya orang yang bisa kupinta nasihatnya.

"Assalamu'alaikum, Ilma. Abahmu ada?" tanyaku.

"Waalaikumsalam, ada, kak Nala. Kebetulan hari ini Abah ngga kemana-mana. Ada apa, kak?"

"Ilma, tolong sampaikan pada Abah, ada yang ingin Kakak sampaikan nanti malam, semoga Abah ada waktu luang" pesanku.

"InsyaAllah, kak, Nala. Nanti aku sampaikan, ya!"

"Makasih banyak, Ilma, Assalamu'alaikum"

Terdengar Ilma menjawab salam Nala di sebrang sana.

🌹🌹🌹

"Nala bingung, Pak Kyai, Bu Nyai. Nala merasa semua ini mempermainkan mental Nala" Nala mencurahkan isi hatinya.

"Nak, kamu sudah betul kok bersikap tegas terhadap ibu tirimu. Kamu tidak akan berdosa andaikata melawannya, justru kamu akan sangat berdosa kalau sampai membiarkan ibu tirimu bermaksiat di rumahmu." ucap Bu Nyai.

"Benar, Nala, soal permintaan ta'aruf lelaki bernama Hanif, Abah mendukung penuh, dan siap menjadi perantara untukmu."

Jawaban Pak Kyai membuatku tertegun.

"Nak, tidak baik melewatkan pinangan orang shalih, yang nasab, harta, dan imannya sudah terlihat. Mungkin ini cara Allah mengangkat derajatmu. Selama ini kamu sudah hidup dalam kesedihan, Nak"

Ucapan Bu Nyai membuat mataku berkata-kata. Bertahun-tahun lamanya aku kehilangan rumah, kehilangan seseorang yang bisa memberiku rasa nyaman. 

Aku rasa tidak ada salahnya mencoba menerima ajakan ta'aruf Mas Hanif. Setelah mendengarkan nasihat keduanya, Nala memutuskan untuk pulang.

🌹🌹🌹

"Assalamu'alaikum, Mas Hanif, bisakah saya telpon Mama Dwi?" tulisku di aplikasi whatsapp.

Langsung terbaca!!!

"Waalaikumsalam, wait a minute" balasnya.

Tak lama telpon berdering.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Nala" ucap seorang perempuan di sebrang sana.

My Flying HusbandWhere stories live. Discover now