Let's Create our Sweetest Family, Nala

21 5 0
                                    

Senyum dulu baru ketawa.
Assalamu'alaikum, para pembaca🌹

Guys, your vote and comment means a lot,
Vote kalian bikin cerita ini naik ke dashboard dan bisa masuk algoritma wattpad biar bisa lewat di beranda kaya cerita lainnya. Bantu aku, ya🙏🏻🙏🏻

🌹🌹🌹


"Nala, kamu bukan anak kandung Mama, sayang!" Tangisan Ratih memecah kesunyian.

"....."

Semuanya terdiam membeku, Nala merasakan hantaman berat di ulu hatinya, matanya mulai kunang-kunang, kilasan peristiwa masa lalu hadir memenuhi kepalanya.

Dan, Bruuk ....

"Nalaa ..." seisi rumah panik. Nala pingsan, tepat disebelah Dwi. Dwi menepuk-nepuk pipi Nala, syukurlah ia cepat sadar.

Zia buru-buru mengambil air minum, Nala shock.

"Minum dulu, Nak" Dwi mengarahkan gelas pada Nala dan ia meminumnya sedikit. Ia merasa tak mampu menelan air, semua terasa menyakitkan, tatapannya kosong.

Hanif menengadahkan wajahnya ke langit-langit ruang tamu, menahan air matanya agak tak tumpah. Ia merasakan sakit yang tak terkira melihat Nala. Andai ia halal untuk Nala, saat ini pasti ia sudah menarik Nala dalam dekapannya. Ia mengepalkan tangan menahan semua emosi yang terpendam karena tak mampu berbuat apa-apa, untuk menenangkan Nala.

Namun, usahanya gagal, air matanya tumpah juga, ia memilih untuk keluar. Fira mengikuti adiknya.

"Dek, i feel, you!" Fira merangkul pundak Hanif, memberi kekuatan.

"Mbak, aku nggak nyangka jadi Nala akan seberat ini, aku nggak sanggup bayangin perasaan dia sekarang, dan aku nggak bisa apa-apa" Hanif terisak.

"Hanif, kamu salah, Dek! Kamu bisa berbuat sesuatu, buat Nala bahagia, buat keluarga seperti yang Nala impikan. Kamu harus jadi rumah yang selama ini hilang untuk Nala. Kamu harus kuat" hibur Fira.

".... "

"Hanif, Allah tidak memberikan perasaan terhadap Nala di hati kamu tanpa sebuah alasan, dan ini alasannya. Allah memberi amanah pada kamu untuk menjadi penopang Nala, Nala sudah berjuang sendiri sejauh ini dan itu cukup, saatnya kamu temani dia"

Fira tidak berbohong bahwa fakta tentang Nala menjadikannya kagum. Nala dengan asal-usulnya yang rumit tapi mampu menjaga diri, memiliki pendidikan yang baik, prinsip yang tegas. Rasanya dengan rentang usia Gen Z yang sering dicap lemah mental, Nala mematahkan stigma itu.

"Yuk, kita masuk, kita support Nala" ajaknya.

Hanif mengekor dibelakang kakaknya, Terlihat Nala sudah reda dari shocknya.

"Ma, Nala nggak tahu harus apa, tapi Nala berhak tau semuanya, bagian yang hilang dari hidup Nala" Ratih tertunduk, memorinya berputar pada peristiwa 23 tahun silam.

🌹🌹🌹

Flashback on, Agustus 2000.

Sudah 7 tahun pasangan Ratih dan Nandi menunggu dikaruniai anak, namun Tuhan tak juga berkehendak, sudah berbagai cara mereka lalui namun hasilnya NIHIL.

Hingga suatu hari, Nandi datang dengan segala kejutan yang tak pernah ia duga.

Seorang bayi perempuan mungil, lengkap beserta perlengkapan dan susunya.

"MasyaAllah, anak siapa ini, Mas? Lucu sekali, tapi kok adopsi nggak ajak-ajak aku?" tanya Ratih.

Nandi menghela napas.

My Flying HusbandWhere stories live. Discover now