𝟑𝟑. 𝑫𝒊𝒂, 𝒑𝒆𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂

75 10 10
                                    

HELLO, ALL MY FRIEND

THANKS KARENA MASIH MAU BACA KARYA AKU

KALIAN DARI MANA AJA NIH?

GIMANA KRITIKANNYA BUAT CERITA KALI INI?

LANGSUNG KETIK DIKOMENTAR YA

OH YA, BUAT TULISAN YANG TYPO, TOLONG DITANDAI AJA, BIAR NANTI AKU PERBAIKI, OK!!!

HAPPY READING ♥︎♥︎

٭٭✰٭٭

Lagi, untuk kesekian kalinya gadis itu menghela nafasnya. Terik matahari hari ini benar-benar menyiksa, membuat peluhnya tak berhenti menetes sejak tadi.

"Anjirr, jamnya mendadak lambat juga apa ya? Perasaan udah hampir seharian gue ngayer disini. " gerutunya sebal.

Tangannya yang sedari tadi ia biarkan bebas, kini sengaja diangkat untuk menghalangi cahaya matahari yang mengenai wajahnya.

"Udah nggak kepanasan lagi kan? "

Sebuah jaket terbentang diatas kepala keisya, menghalangi kepalanya dari sinar matahari diiringi dengan terdengarnya suara bariton itu.

Keisya menoleh cepat pada pemilik suara itu. Cowok itu tersenyum tipis pada keisya dan mengacak pelan puncak kepala milik Keisya, membuat gadis itu kikuk seketika.

Alegra bisa romantis juga?

Kedua pipi milik keisya terasa panas dan tentu saja pasti rona merah itu sudah menjalar di pipinya.

"A-alegra? Lo ngapain? " gugup keisya sembari menutupi kedua pipinya dengan tangan miliknya.

"Pake nanya, ya mau jemput cewek gue lah! " jawab Samuel ketus. Membuat keisya sedikit tersentak kaget.

"C-cewek? "

Samuel melengos keras. Woah! Cewek yang satu ini benar-benar tidak bisa diajak romantis sedikitpun, lama-lama yang ada malah semakin membuat Samuel semakin tega untuk menghajarnya.

"Gue cowok lo kalo lupa. "

What?! Anying! Kok gue bisa lupa bjirrr?!

Keisya menepuk kepalanya pelan, lalu meringis pada samuel. "Sorry, Alegraaa, "

Tanpa aba-aba sedikitpun, keisya langsung menghambut, mendekap Samuel dengan erat. Samuel sedikit kaget dengan tingkah gadis itu, niatnya tadi dirinya yang ingin menggoda gadis itu, eh ternyata malah dirinya yang dibuat blushing oleh keisya. Bibirnya tertarik kesamping tanpa bisa dicegah oleh empunya.

Keisya mendongak, menatap pahatan wajah Samuel yang terukir begitu sempurna.

"Gue laper, " ucapnya yang langsung membuat Samuel terkekeh pelan. Untung saja tidak ada satupun inti Alstand yang mengekor dirinya. Kalau ada, bisa saja dirinya akan menjadi bahan bullying di markas.

Dengan cepat tangan milik Samuel menjitak kepala keisya sedikit keras. Membuat gadis itu meringis dan melepaskan dekapannya dari tubuh Samuel.

AlegraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang