That Night

808 84 11
                                    

Mulut Jaeyun terbuka begitu lebar, ia menganga melihat bagaimana indahnya bulan di langit malam ini ditemani dengan bintang-bintang yang berkilauan.

Jaeyun langsung berterimakasih kepada Tuhan karena memberikannya malam yang begitu indah saat dirinya akan berjalan-jalan dengan Heeseung.

"Lo suka langitnya?" Tanya Heeseung hari ini yang daritadi bisa melihat bagaimana Jaeyun begitu mengagumi langit malam ini

Menganggukan kepalanya, Jaeyun tersenyum begitu cerah, "suka banget, cantik banget gak sih yang malam ini? banyak orang yang suka sama bulan purnama tapi entah kenapa bulan sabit itu kayak punya kilauannya sendiri" 

Jaeyun berceloteh dengan panjang sementara Heeseung disebelahnya menatap Jaeyun dengan tatapan yang begitu hangat, "Iya, dia punya kilauannya sendiri" ucapnya dengan mata yang masih setia menatap Jaeyun

Merasa ditatap begitu lama, Jaeyun mengalihkan pandangannya dan kedua mata itu tentu saja langsung bertemu. Jaeyun bisa merasakan kehangatan hanya dari pancaran mata yang Heeseung berikan

Begitu juga dengan Heeseung, kilauan di mata Jaeyun sangat menghipnotisnya, membuat dirinya lupa akan kilauan bulan maupun bintang yang ada diatas mereka sekarang.

Terlalu lama menatap satu sama lain, Jaeyun terlebih dahulu menyadari situasi. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya sebelum jatuh lebih dalam kepada lelaki di depannya ini.

Heeseung terkekeh pelan melihat pipi Jaeyun yang mulai memerah, tangannya yang tadi bertengger di saku celana kini ia keluarkan untuk menangkup kedua pipi Jaeyun membuat Jaeyun mau tidak mau langsung menatap kearah mata Heeseung.

Awalnya Heeseung hanya fokus terhadap mata Jaeyun sampai akhirnya hasil tangkupannya itu membuat dirinya salah fokus terhadap bibir Jaeyun yang berwarna merah mengkilap itu.

Heeseung kembali teringat kembali bagaimana Jaeyun meledak pertama kali saat dirinya tanpa ijin mencium bibir lelaki yang lebih pendek darinya ini.

Tapi itu saat Jaeyun mengira bahwa Heeseung dan Karina berpacaran kan? Bagaimana jika Heeseung mencoba kembali kali ini? 

Perlahan Heeseung memajukan kepalanya membuat Jaeyun yang masih ditangkup pipinya langsung membulatkan matanya.

Jantung Jaeyun berdegup dengan kencang melihat bagaimana wajah Heeseung perlahan maju, Ia berkedip dengan cepat saat salah satu dari sekian banyaknya memori muncul dimana memori itu enggan untuk dirinya ingat seumur hidup.

Jaeyun tau bahwa orang di depannya ini adalah Heeseung, orang di depannya ini bukan seperti orang yang selalu datang di mimpi buruknya setiap malam.

Tapi entah kenapa, Jaeyun tidak bisa....

Tangannya bergerak, Jaeyun mendorong Heeseung dengan kuat membuat Heeseung langsung menatap Jaeyun dengan tatapan khawatir, takut bahwa lelaki mungil di depannya ini akan meledak seperti hari itu dan rencana mereka untuk bersenang-senang hari ini menjadi batal.

"Maaf" Heeseung langsung mengucapkan permintaan maaf sementara Jaeyun masih setia mengatur nafasnya.

Setelah nafasnya kembali normal, Jaeyun menghela nafasnya lalu mentap Heeseung yang masih panik dan mungkin sudah menerima nasib jika Ia akan mendapatkan kemarahan dari Jaeyun

"Maaf, gue emang brengsek, lo boleh marah sama gue, lo boleh mukul gue, bahkan kalau lo mau--"

cup!

Heeseung melebarkan matanya saat bibirnya yang tadi bergerak tiba-tiba menempel dengan bibir lain yang terasa basah dan hangat.

Jaeyun memberi dirinya sebuah kecupan tepat di bibirnya, hanya sebuah kecupan namun dirinya sudah terdiam tidak bisa bergeming sama sekali.

Sementara itu yang memberikan kecupan hanya bisa menundukkan kepalanya, pipi Jaeyun yang tadi sudah memerah kini tambah memerah bahkan sampai kearah telinganya.

"lo-lo tadi barusan? hah?" Heeseung menjadi kurang fokus akibat kecupan singkat di bibirnya tadi.

Jaeyun menatap Heeseung begitu mendengar suara Heeseung yang sedikit berubah dan nada bicaranya yang aneh

Disana, Jaeyun bisa melihat bagaimana wajah Heeseung yang tampak linglung dan meskipun pipinya tidak memerah, Jaeyun bisa melihat dengan jelas bagaimana telinga Heeseung tampak sangat merah

"Hee?" 

Heeseung tersadar begitu namanya dipanggil, "Hah?" 

Melihat hal itu, Jaeyun mengulas senyumnya, ternyata bukan hanya dirinya yang menahan rasa malu setelah dirinya dengan lancang memberikan kecupan kepada Heeseung.

Bisa dilihat bahwa Heeseung yang lebih malu, ia sama sekali tidak fokus bahkan saat Jaeyun kembali membuka suaranya, "You fell in love with me don't you?".











☆author note:
123 kita cie cie in mereka ya

09 April 2024

You Belong With Me (Heejake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang