Chapter 6 - Sakit

122 15 5
                                    

Keesokan paginya, seperti biasanya, sebelum Isagi sekolah dan Kaiser berangkat bekerja, mereka sarapan bersama terlebih dahulu. Namun pagi ini, ada berbeda dari biasanya.

Kaiser terus memperhatikan Isagi yang selalu mual setiap kali dia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Ada yang salah ya sama masakan saya?" tanya Kaiser yang membuat Isagi mendongak menatapnya.

"Dari semalam saya liat-liat kayaknya kamu gampang mual pas makan, kenapa? Kamu gak enak badan lagi?" sambung Kaiser yang dibalas gelengan kecil dari Isagi, tapi baru juga dia berhasil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, cepat-cepat Isagi bangkit dari duduknya dan memuntahkan isi perutnya ke wastafel dapur.

"Periksa ke dokter yuk?" tawar Kaiser yang sedang mengusap lembut punggung yang lebih kecil itu.

"Gausah.. Ini gara-gara gue kelamaan cium bau oli aja kemaren, makanya sekarang gue mual-mual," balas Isagi sembari mencuci mulutnya dengan air keran.

"Bau oli? Kamu ngapain?" tanya Kaiser.

"Itu.. Gue.. Abis ganti oli motor gue," jawab Isagi. Setelah mengatakan itu, Isagi langsung kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan sarapannya yang tertunda.

"Bener begitu doang?" tanya Kaiser yang ikut duduk kembali di hadapan Isagi.

"Iya! Gak percayaan banget jadi orang," dumel Isagi sembari memasukan sesendok nasi goreng seafood di piringnya ke dalam mulutnya.

"Kalau gak kuat masuk sekolah jangan dipaksain, saya bakal minta izin ke walas kamu biar kamu dapet izin gak masuk sekolah hari ini," ujar Kaiser.

"Gue masih kuat," cetus Isagi sembari mengunyah.

Selesai Sarapan, Isagi langsung pergi memakai sepatunya, meninggalkan Kaiser yang masih membereskan alat makan bekas mereka.

"Mau kemana?" tanya Kaiser saat melihat Isagi yang sudah hampir mendekati pintu apart.

"Ya berangkat ke sekolah lah, pake nanya!" sahut Isagi. Cepat-cepat Kaiser menaruh piring-piring tersebut ke wastafel dan menyambar tasnya lalu mengejar Isagi.

"Tunggu sebentar, saya pakai sepatu dulu, kamu biar saya anter," ujar Kaiser sembari menahan tangan Isagi yang sudah mau memegang knop pintu.

"Gue udah bilang gausah nganter jemput gue!" balas Isagi.

"Terus kamu ke sekolah mau naik apa? Ban motor kamu kan kempes, kalo dipaksain naik motor nanti kamu bisa kecelakaan yang ada," ujar Kaiser sembari memakai sepatunya.

"Gue bisa naik bus sekolah!" sahut Isagi.

"Yuk! Saya anter," ujar Kaiser yang sudah berdiri dengan sepatunya.

"Dih? Gue kagak mau ser! Lu punya telinga gak–" ucapan Isagi terhenti saat dia merasakan asam lambung kembali bergejolak hingga hampir menyentuh tenggorokannya.

"Masih mual ya?" tanya Kaiser. Namun yang ditanya hanya menunduk diam.
"Kalau emang gak kuat–"

"Iya iya! Yaudah ayo dah anterin gua!" sela Isagi sembari menarik tangan Kaiser, tapi Kaiser malah diam di tempat dan menariknya kembali.

"Gak. Kamu istirahat aja di rumah, ayo masuk lagi ke kamar kamu," ujar Kaiser.

"Apaan sih! Gue mau sekolah dibilang! Lu mau nganter jemput gue kan? Yaudah ayo!" balas Isagi sembari menghempaskan genggaman tangan Kaiser dan langsung keluar Apart disusul oleh Kaiser yang mengunci pintu apart terlebih dahulu.

Saat sampai di bawah, Isagi yang hendak berjalan ke arah parkiran motor tertahan oleh Kaiser yang memegang tangannya.

"Mau kemana?" tanya Kaiser yang membuat Isagi heran.

My Private Tutor | KaisagiWhere stories live. Discover now