Chapter 7 - Syarat?

78 14 10
                                    

Hari terus berganti, ujian kenaikan kelas pun sudah selesai. Hari ini adalah waktunya pembagian raport kelas 2 SMA Bl. Sayangnya, Isagi kali ini hanya datang sendiri untuk mengambil hasil raportnya dibanding dengan teman-temannya yang didampingi oleh wali mereka masing-masing.

Selesai Ego menjelaskan beberapa hal yang sudah terjadi selama setahun terakhir, akhirnya dia pun mengumumkan sesuatu.

"Ada kabar gembira yang mungkin akan mengejutkan kita di pembagian raport kali ini," ujar Ego.

Semua murid dan orang tua pun mulai berbisik-bisik mengenai pengumuman yang akan diberitahukan oleh Ego.

"Isagi," panggil Ego. Isagi pun sontak memasang sikap berdiri tegap saat dipanggil. Semua mata dalam ruangan itu langsung tertuju pada Isagi.

"Selamat. Kamu dapat peringkat 2 di kelas ini dan masuk peringkat 8 besar paralel di sekolah," ujar Ego.

Satu jam berlalu, akhirnya Isagi mendapatkan buku raportnya dan berhasil dinyatakan naik ke kelas 3.

Saat Isagi sedang berjalan keluar menuju gerbang, tiba-tiba Kaiser berlari menghampirinya dengan nafas yang tergesa-gesa.

"Yah.. Udah selesai ya? Maaf ya saya telat, tadi bener-bener ada urusan mendadak di kantor," jelas Kaiser sembari mengatur nafasnya yang naik turun.

"Hmm.. Nih," Isagi pun memberi buku raportnya pada Kaiser yang langsung diterima dan dibaca olehnya.

Saat memperhatikan nilai-nilai di buku raport Isagi, mata Kaiser pun terbelalak saat membaca sesuatu.

"Kamu peringkat 2 di kelas?" tanya Kaiser yang hanya dibalas deheman oleh Isagi.

"Woahh. Selamat ya!" seru Kaiser sembari merangkul pundak Isagi.

"Hmm.. Makasih juga udah bantuin gue. Dah yok pulang," ujar Isagi yang langsung melepaskan rangkulan kaiser dari pundaknya.

"Eh? Kamu mau langsung pulang?" tanya Kaiser sembari mengikuti langkah Isagi di depannya.

"Ya emang lu mau ngapain lagi? Raport gue udah dipegang berarti yaudah, urusan di sekolah udah selesai," cetus Isagi.

Di mobil, Kaiser fokus menyetir sembari sesekali melirik Isagi yang sedang memainkan ponselnya.
"Udah nemu jawabannya?" tanya Kaiser.

"Jawaban apaan?" sahut Isagi.

"Kamu selesai lulus mau gimana? Kuliah? Kerja? Atau di rumah aja?" balas Kaiser.  Isagi pun berhenti memainkan ponselnya dan mulai menoleh pada Kaiser.

"Kalau kamu mau tetap di rumah aja juga gapapa kok. Saya gak maksa kamu buat kerja atau kuliah. Tapi yang pasti, setelah kamu lulus, kita harus nikah, oke?" jelas Kaiser.

"Lo ngapa bahas nikah mulu sih?!" geram Isagi.

"Yaa, banyak alasannya sih. Nanti juga kamu tau," balas Kaiser.

"Alahh, teka-teki mulu hidup gue!" dumel Isagi sembari memainkan ponselnya kembali.

"Yahh semoga aja suatu hari nanti kamu bisa luluh sih sama saya, tapi kalau saya perhatiin, kamu udah mulai sering ngobrol sama saya akhir-akhir ini ya?" ujar Kaiser. Namun Isagi tak mengindahkan ucapan Kaiser dan tetap fokus pada ponselnya.

"Libur sekolah kamu berapa lama?" Tanya Kaiser.

"3 minggu," singkat Isagi.

"Saran saya, Kalau bisa, manfaatin hari libur kamu sama hal-hal yang bermanfaat atau yaa istirahatin diri kamu sebelum akhirnya kamu digempur ujian kelulusan. Satu lagi, kurangin pergaulan yang gak bener," ujar Kaiser.

My Private Tutor | KaisagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang