+ 67. we're going back to black

539 98 58
                                    

Welcome back.

Shall we start?

Dentingan suara piano itu mengalun halus

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Dentingan suara piano itu mengalun halus. Mengayun, bagai menggoda para pendengarnya untuk ikut mabuk dalam musik yang tengah dimainkan oleh Sang Genius. Tirai merah beludru dan panggung yang semarak akan bebungaan yang tengah mekar dengan cantik merupakan penggambaran indah yang menyambut para murid baru di akademi. Ellugard memulai semester barunya dalam notasi menyenangkan, tinggi akan harapan dan semangat, dengan wajah-wajah baru yang tidak bisa menyenbunyikan kobaran api dalam diri mereka.

Lencana para anak Dewa dan Dewi yang disematkan di mantel para murid baru masih berkilau dan memancarkan cahaya yang menampilkan kemuliaan posisi mereka sekarang ini. Mereka adalah yang terpilih. Cawan di tangan mereka diangkat tinggi menandai bahwa mereka telah berhasil melewati Tes Masuk dan berhak untuk berbangga diri.

"Tahun inipun nggak ada anak Hades," gumannya ringkas. Akan lebih aneh jika ada anak Hades yang masuk, lebih tepatnya. Kedatangan sang Putra Hades, Hwang Hyunjin, adalah anomali yang disambut baik sekaligus diiringi iri dengki. Hwang Hyunjin, si anak dewa yang begitu didewakan. Si adam yang tak bersahabat itu dikenal sebagai anak Sang Penguasa Dunia Bawah yang langka, karena tidak biasanya Hades ingin mengangkat anak seorang manusia. Orang-orang menaruh ekspektasi tinggi pada si manusia Terpilih di antara yang terpilih.

Mungkin karena itu juga tatapan para murid baru tampak begitu berbinar dan tak bisa lepas dari sosok di sebelahnya saat ini.

Hyunjin yang mendengar celetukannya itu tidak merespons, hanya melirik sebentar ke arahnya lalu tersenyum, selewat hampir tak terlihat. Figurnya menyatu dengan Lilac Theatre yang tengah didekorasi dengan tema merah darah dan emas sewarna bintang. Ia tampak begitu cocok dengan teater, sesuai dengan dirinya yang bergerak bagai sedang berlakon.

"Bukannya rasanya sepi sekali jadi anak Hades satu-satunya, ya?" tanya Hyunae, hanya penasaran. Sosok pianis di atas panggung kini mulai membawakan tempo yang lebih cepat.

"Malah akan lebih repot kalau ada yang lain," ucap Hyunjin dengan senyum miring. Kakinya menyilang seraya jemarinya mengetuk lutut secara pelan. "Kurasa cukup hanya satu anak Hades di tiap generasi. Menjadi anak Hades ... aku rasa aku malah nggak akan suka berhadapan dengan seseorang yang sangat mirip denganku. Aku nggak akan nyaman."

"Yah ... I think I would've been troubled to handle two of you." Si putri Athena mengendikkan bahunya. "Aku hanya senang ada banyak anak Athena, karena semakin banyak, semakin mudah untuk membagi tugas di perpustakaan."

"Kurasa kamu nggak akan bisa terlalu mengontrol perpustakaan sekarang." Perkataan Hyunjin itu membuatnya terdiam sebentar. Itu benar, memang Hyunae punya waktu untuk berleha-leha sekarang? Ia dan Hyunjin bahkan baru kembali ke Ellugard seminggu yang lalu, setelah menghabiskan sisa liburan untuk berpergian dari kota ke kota, mencari petunjuk dan jejak organisasi yang tengah mengincarnya sekarang dan hubungannya dengan takdir si hawa yang telah dituliskan.

BlessedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora