[Enam]

147 17 10
                                    

Killa menyusuri koridor dengan langkah cepat. Ngomong-ngomong soal Bima, Bima ini teman seperjuangan Killa bedanya dia ada di kelas Xl lPS-3.

Tanpa Killa sadari, seorang cowok tengah mencoba memasukan bola ke dalam ring.
Bola meluncur deras dari tangan cowok itu. Dalam sekejap mata, cowok tersebut hanya melongo melihat bola lemparannya meleset dan mendarat indah di jidat seorang cewek.

'Jduk'

'brukk'

"AWW ... JIDAT GUE! Siapa nih yang lempar," seru Killa marah.
"Gue," ucap Radit santai berjalan kearah Killa.

"ELO!! Minta maap enggak!" desak Killa melotot kearah Radit.

"Sini gue bantu berdiri," ucap Radit sembari mengulurkan tangannya.
"Ogah, gue bisa sendiri! Sono lo," ketus Killa sembari bangun dari jatohnya, Radit yang melihat usaha Killa berdiri hanya mampu memberi tatapan datar.
"Gila ini cewek kuat bener, kok enggak pingsan sih," batin Radit heran. Karena tadi dia mencoba three point dari tengah lapangan alhasil dia harus memakai tenaga yang ekstra.

"Aduh ... puyeng nih kepala ... puyeng nih," ujar Killa pelan sambil memegangi kepalanya.

"Wihh ... enggak pingsan," celetuk Radit pelan.

"Heh! Lo mau gue pingsan hah?!" sembur Killa. 'Di kira lagi nonton ftv apa! lagian gue kan strong! Anak emak harus strong dong masa gini aja udah letoy,' batin Killa dongkol sembari menatap tajam Radit.

"Sorry ... gue enggak sengaja," ucap Radit pelan.

"Hmm ..." Killa hanya bergumam tak jelas.
"Udah ah sono lo!" ketus Killa, Radit hanya mengendikan bahu lalu melangkah pergi. Bodo amat orang nya enggak pingsan juga, lagian dia udah minta maaf. Kejam? Dia kan enggak sengaja, salah siapa coba? Tanya kan pada rumput yang bergoyang!

***

Tbc...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SORRYWhere stories live. Discover now