Chapter 19

119 13 3
                                    

Di kelas para pangeran Vampire saat ini mereka sedang berusaha sabar dalam menghadapi para pengganggu─Kiara And the gang

"Udahlah ikut aja sama kami, ga usah sok jual mahal gitu." Ucap Kiara dengan suaranya yang diimut-imutkan.

"Saya katakan sekali lagi, saya dan saudara saya memiliki urusan yang lebih penting daripada harus menemani kalian. And one more thing, mevand my brother don't selling!" balas Blaze yang sudah kepalang emosi akan tingkah lima gadis itu.

"Sudahlah Blaze, mau bagaimana pun kamu menjelaskan mereka tidak akan pernah paham. Jadi sebaiknya kamu biarkan saja." Ucap Gempa untuk menenangkan Blaze.

"Never mind, now you better get out of here, I'm sick of seeing your faces!" Mendengar ucapan Blaze, Kiara dan gengnya langsung saja pergi dengan perasaan kesal.

"Sudahlah Blaze." Ucap Gempa lagi lalu menepuk pundak Blaze.

"Hm iya kak, oh ya, Ice dimana ya? Dia lama sekali pergi ke kantin." Jawab sekaligus tanya Blaze.

"Mungkin dia ketiduran, again." balas si sulung yang mengundang tawa dari ke-empat saudaranya yang lain.

'Apa yang lucu?' batin si sulung bertanya-tanya.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Sementara disisi Ice, dia dan Solar sudah selesai membeli cemilan.

"Hm anu Ice." Panggil Solar.

"Em iya?" sahut Ice.

"Emm apa perkataan Blaze itu benar?" tanya Solar.

"Maksudnya?"

"Kalau kalian ber-enam itu."

"Tolong bicara lebih jelas."

"Ah sudahlah tidak usah dipikirkan, l-lebih baik kita kembali ke kelas saja." ucap Solar lalu kembali melanjutkan perjalanan nya ke kelas. Tapi baru beberapa langkah berjalan tangan nya dicegat oleh seseorang yang tentu saja adalah Ice siapa lagi.

"Kakak bar-bar ku itu memang cerewet ya." ucap Ice lalu menarik gangan Solar kemudia memojokkan sang putri iblis ke dinding.

"Hah? Ah iya benar!" ucap Solar. kesadaran gadis itu sudah benar-benar menghilang dari kepalanya sekarang.

"Apanya yang benar?" tanya Ice kemudia mendekatkan wajahnya ke wajah Solar.

"B-blaze c-cere-wet?" balas Solar dengan suara bergetar.

Wajah Solar saat ini sudah benar-benar merah seperti warna mata Halilintar.

"Yup kau benar." ucap Ice lalu memegang dagu Solar agar mendongak kemudian

Chu~

Ice, pemuda itu dengan seenaknya tiba-tiba saja mencium si putri iblis. Bukan ciuman yang bergairah melainkan hanya ciuman lembut yang Ice berikan.

'Apa yang ku pikirkan' batin Solar.

Otaknya masih belum bisa mencerna apa yang terjadi saat ini. Sampai beberapa saat kemudian.

"KYAAAAA!!" teriak Solar kemudian sedikit mendorong tubuh Ice agar menjauh darinya.

"Uh? Kenapa?" tanya Ice berpura-pura polos.

"A- tak apa aku, aku akan kembali ke kelas sekarang, s-sampai jumpa!" ucap Solar kemudian berlari menuju kelasnya dengan wajah memerah.

Ice menyungging senyuman nya saat melihat tingkah lucu Solar.

The Little Demon [AllxSolar]Where stories live. Discover now