Pagi sudah terdengar suara ribut-ribut berasal dari kost-an. Suara gedoran pintu dan panci bersamaan membuat kebisingan seluruh kost-an, orang-orang yang baru saja bangun tidur langsung bergejolak kaget.
"Bang Nata buset dah. Masih pagi ini," teriak Janu setengah sadar lagi enak tidur ada suara rusuh dia kebangun karena kaget.
"Bener bang Nata masih pagi udah buat rusuh satu kost-an," susul Yuda dia lebih baik penampilan nya sebab baru selesai mandi.
"Diem atau gue gibeng,"
"Mending sekarang beresin semua barang juga pakaian kalian, jangan lupa bangunin yang laen," perintah Hadinata langsung meluncur ke kamar adik kesayangannya.
Setelah hampir dua jam-an mereka beberes barang, kumpul semua diruang tamu menunggu yang lebih muda selesai beres-beres.
"Ini kenapa kita beres-beres gini dah? Diusir dari kost-an," tanya Madaharsa
Hadinata mengangguk "Bisa dibilang gitu, ibu kost katanya mau jual nih kost-an, jadi ya mau gak mau kita pindah,"
"Kesel juga gua, dia kaga ada briefing dulu setidaknya kita bisa cari kost-an lagi,"
"Briefing sama Lo buat apa? Anaknya juga bukan," ucap Jaya baru saja sampai membawa satu koper berisikan semua barangnya.
"Ngajak ribut banget nih bocah satu," kesal Hadinata
Hadinata menghitung satu persatu temannya masih kurang banyak, mungkin masih sibuk beberes.
Dilain tempat Janu hampir selesai dengan urusannya. Ia melihat Jayyan berdiri depan pintu kamar, tatapan anak itu terlihat kosong.
"Woy! Kaga denger tadi bang Nata nyuruh beresin barang,"
Jayyan tak memberikan respon terhadap panggilan Janu. Janu dapat melihat keanehan pada temannya, dia keliatan lebih pucat, tatapan mata begitu kosong seolah jiwanya tidak ada.
"Jay, sadar woy! Kesambet apa ya?" Gumam Janu melihat temannya masih diam di tempat.
Tak mau ambil pusing dia biarkan Jayyan disana. Ia ingin menuju kamar si paling muda, ingin membantu sekiranya dia butuh bantuan.
"Mau gua bantu?"
"Udah mau beres, jadi kaga perlu,"
Janu mengangguk duduk di kasur si bungsu melihat anak itu sibuk menata seluruh barangnya.
"Juma ini taro di mana!!" Teriak seseorang dari arah belakang.
Janu melihat siapa orangnya ternyata Jayyan, melihat itu Janu melotot sempurna. Bukannya dia ada didepan pintu kamar? Kok tiba-tiba berada disini.
"Jay, kok ada disini?" Tanya Janu kebingungan
"Lah? Gua dari tadi juga disini kali. Gak kemana-mana," jawaban Jayyan membuat Janu merinding seketika.
Jayyan membawa handuk dan beberapa pakaian milik Juma.
"Bukannya Lo ada didepan kamar, gua lihat sendiri lagi bengong disana sampe gua panggil aja kaga nyaut,"
Jayyan mengedipkan mata terlihat berpikir "Sejak kapan? Gua belum balik kamar, sibuk bantuin Juma,"
Janu menelan ludah kasar "Jadi dia bukan Lo?" Ucap nya terbata-bata tak sanggup menahan rasa takut.
"Setan kali,"
"Jangan bercanda, bego!! Gua serius takut ini,"
Udahlah daripada lama-lama disini yang ada nambah rasa takutnya mending dia balik kamar, mungkin semua orang sudah selesai dan berkumpul di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH ALLEY [END]
Mystery / Thriller"Jangan percaya siapapun" Misteri lorong sepi dan kamar no 24, duabelas pemuda harus menghadapi mautnya sendiri dengan tinggal di sebuah apartemen penuh kejanggalan dan misteri didalamnya. Ini semua berawal ketika mereka pergi dari kost-an lama, se...