Hanya duduk sembari memperhatikan seseorang tidur terbaring sejak beberapa hari. Astaguna bosan lalu memilih menaikan handphone nya, hanya meng scroll sosmed atau hal cukup menarik baginya.
Sebuah halaman berita menarik perhatian nya, berita menunjukan sebuah pembunuhan berantai disebuah desa.
Begitu teliti dia membaca tiap bait huruf-huruf tersebut sampai dimana menunjukan tempat itu terjadi. Astaguna menegang seolah terkejut apa yang didapatinya.
"Ini bukannya daerah apartemen gua?"
"Kok?"
Disitu tertulis kejadian pada tahun 2020 artinya berita ini masih beberapa tahun silam. Kenapa dia baru tahu soal ini.
"Ada korban hilang perempuan sama laki-laki?"
Semakin ia amati, semakin merasa tak asing pula pada sosok perempuan itu.
"Wajahnya kok kaya hantu cewek yang kaya di apartemen? Mirip sekilas sih,"
Ini hanya perasaan saja atau memang ini berhubungan sama hantu perempuan yang slalu mengganggu nya. Memang tidak nampak jelas, soalnya sebagian wajahnya sudah tertutupi darah.
Uhukk
Suara batuk seseorang membuat kegiatan Astaguna terhenti. Dia melirik dimana tempat Yuda terbaring, mulutnya terbuka lebar saat tahu Yuda sudah sadar dari komanya.
Tak dapat dipungkiri bahwa dia sangat bahagia. Yuda sudah koma hampir 5 hari bagaimana dia tak bahagia melihat netra Hazel itu terbuka kembali.
"Kak, ada yang sakit? Aku panggil dokter ya?!"
Baru akan pergi keluar Yuda menahannya. Astaguna menatap tangannya yang ditahan Yuda.
"Gua..."
"Mau bicarain soal Jayyan," dengan ucapan terbata-bata Yuda berbicara kali ini sangat serius.
Astaguna hanya mengangguk.
Hadinata berjalan dengan tangan dimasukkan ke saku celana. Sesekali dia berjoget tak jelas mendengarkan musik yang mengasikkan. Tak segan juga ia ikut menyanyi mengikuti iringan musik.Dia seperti merasa konser saja, genre musik hip-hop kesukaan dapat membuat dia memiliki mood bagus lagi.
Saat sedang asyik-asyiknya dia mendengar suara teriakan seorang perempuan. Dia mengambil handphone lalu mematikan musik, celingak-celinguk tak ada siapapun selain dirinya disini.
Sepi.
Gelap.
Dan suram.
Lorong yang selama ini slalu menjadi perhatian akibat penasaran. Teriakan semakin lama semakin kencang, diselimuti rasa penasaran Hadinata berjalan menuju kamar itu.
Sudah berdiri tepat depan pintu Hadinata menarik napas dalam, dia menjadi deg-degan sekaligus takut.
Memegang kenop pintu namun pintu terkunci, ia mencoba mendobrak, dia mendesah kecewa tak tahu harus bagaimana cara untuk masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH ALLEY [END]
Mystery / Thriller"Jangan percaya siapapun" Misteri lorong sepi dan kamar no 24, duabelas pemuda harus menghadapi mautnya sendiri dengan tinggal di sebuah apartemen penuh kejanggalan dan misteri didalamnya. Ini semua berawal ketika mereka pergi dari kost-an lama, se...