Bab 3 (Memberi jawaban)

69 63 6
                                    

Seminggu sudah setelah pertemuan di cafe hari itu, kini tibalah waktu yang di nantikan bang Yovan. Aku mondar - mandir dengan perasaan cemas dan panik. Sesekali aku menoleh ke arah pintu ruangan kelasku, berharap akan kedatangan Indri secepatnya pagi ini.

Dari jauh, tampak Indri berlari kecil menuju ke arahku, seketika itu aku merasa sedikit tenang melihat kehadiran Indri.

"Akhirnya sampai juga", ujar Indri ketika posisinya sudah berada di sampingku. Tampak Indri sedang berusaha mengatur nafasnya.

"Kenapa buru - buru sekali?, tidak usah lari - lari juga Ndri", tanyaku dan sedikit menasehati.

"Aduh Bel, aku capek banget habis lari kencang sekali mencarimu, kamu ingat ini hari apa? Bagaimana dengan keputusanmu nantinya dengan pertanyaan bang Yovan seminggu yang lalu?", tanya Indri balik sambil masih tetap mengatur nafasnya.

"Aku telah menyiapkan jawabannya, nanti pulang sekolah aku akan ikut denganmu menemui bang Yovan, tapi jangan pikir jika aku menerima tawaran bang Yovan itu,aku akan menjelaskannya nanti di sana", jelasku.

"Kenapa tidak sekarang saja kamu ceritakan?", tanya Indri penasaran.

"Aku ingin kamu mendengarkan langsung ketika aku menyampaikannya ke bang Yovan, agar jawaban ini tidak akan menjadi kesalah pahaman?", ujarku.

"Jika itu sudah menjadi keputusanmu, aku harap itu akan jadi yang terbaik nantinya, bang Yovan tampan dan baik. Apa kamu tidak suka sama dia Bel?", tanya Indri kemudian.

"Kenapa sahabatku ini jadi baperan? Biasanya dia sangat jarang bawa - bawa perasaan ketika kami tidak satu pemikiran", gumamku.

"Bukan begitu Ndri, aku dan bang Yovan baru sekali ketemu Ndri, tidak mungkin secepat ini kuterima cintanya. Aku tidak bisa percaya begitu saja padanya. Bgaimana juga, sebagai seorang cewek, aku harus hati - hatikan?"

"Tetapi bang Yovan kelihatannya dia cowok baik dan tampaknya dia sungguh - sungguh menyukai kamu. Buktinya selama ini dia terus berusaha untuk bisa mendekatimu"

"Entahlah... Masuk yuk, sebentar lagi bel tanda pelajaran akan berbunyi"

Bel tanda pelajaran di mulaipun berbunyi. Akhirnya kamipun mengikuti proses belajar hingga waktu pelajaran untuk hari ini selesai.

* * *

Aku memperhatikan sekelilingku lalu tak sengaja pandangan mataku beradi tatap dengan bang Yovan, dan seketika kami saling menundukkan pandangan kami saat bertemu siang ini.

"Bang Yovan...", sapaku ketika melihat bang Yovan sudah menungguku di tempat yang sudah kami janjikan untuk bertemu.

"Hmmm...", bang Yovan hanya bisa berdehem menunggu kelanjutan ucapanku.

"Sepertinya... sepertinya aku belum bisa jadi pacar abang", ujarku menunduk ketakutan ketika aku sudah duduk berhadapan dengan bang Yovan.

Bang Yovan terdiam memandangiku.

"Maaf, bukannya aku benci dengan abang. Tapi... aku belum bisa percaya sama laki - laki begitu saja. Ada beberapa hal yang membuatku belum bisa percaya begitu saja".

"Bukankah bagus kalau kamu tidak bisa langsung percaya dengan orang baru begitu saja?", dan abang tidak keberatan kalau kami masih belum bisa percaya sama abang".

Juorney Of Love (TERBIT)Where stories live. Discover now