CHAPTER 39(Penjelasan)

26 19 0
                                    

Acara pernikahan telah selesain, Caca, Rafael, dan teman-temannya dibawa kesebuah ruangan. Didalam ruangan itu Malik dan Indah sudah menunggu kehadiran mereka. Situasi diruangan itu sangatlah canggung, hingga akhirnya Shinta pun angkat bicara dan mulai mengubah suasana.

"Dah lo harus ngejelasin sesuatu sama kita" ucap Shinta.

"Ya gue tau"

"Kalau gitu biar gue yang jelasin, gue juga harus ngejelasin semua ini ke sahabat gue" ucap Malik.

"Jadi, sebenernya kita berdua udah dijodohin sejak kelas dua belas. Awalnya kita gak terima, tapi seiring berjalannya waktu kita mulai menerimanya. Kalian ingetkan waktu kalian piknik terus gue tiba-tiba dateng marah-marah gak jelas?"

"Iya kita inget" ucap Shinta.

"Sebenernya waktu itu gue udah janjian sama Indah but ketemuan, disitu posisinya kita berdua lagi marahan dan gue ngajak ketemuan buat minta maaf. Tapi kayanya waktu itu Indah bener-bener marah sama gue dan lebih milih pergi sama kalian. Waktu gue tau kalau Indah pergi piknik sama kalian, disitu gue tersulut emosi dan akhirnya kejadian yang gak diinginkan pun terjadi, yang awalnya gue pengen perbaiki hubungan kita tapi gue malah kelepasan"

"Kelepasan marah?" bingung Caca dan dijawab dengan gelengan kepala.

"Gue kebawa sama hawa nafsu gue dan akhirnya gue maksa Indah buat ngelakuin hal gak senonoh"

"Disitu gue langsung ceritain kejadian itu ke ortu gue dan juga Malik, saat itu juga Malik minta maaf ke gue dan gue dikasih pil buat mencegah kehamilan untuk sementara" jelas Indah.

"Waktu kelulusan lo kemana?" tanya Akbar.

"Iya lo juga Dah" ucao Bellova.

"Kita waktu itu langsung diberangkatin ke Jepang"

"Maaf ya karena kita gak ngasih tau kalian mengenak hal ini" ucap Indah merasa bersalah.

"Dan ada satu rahasia lagi yang perlu kalian tau" ucap Andre.

"Apaan?" tanya Akbar.

"Gue sepupunya Indah. Dan gue udah tau tentang semua ini"

"Wah Dah, parah lo gak bilang-bilang kalau lo punya sepupu" ucap Shinta.

"Oh ya ada satu lagi, sekarang gue lagi hamil"

"HAMIL?!!" Semua orang terkejut dengan pengakuan tersebut.

"Ya~ gue kelepasan jadi gini deh hasilnya, makanya pernikahan kita dipercepat" ucap Malik.

"Wah parah lo Lik" ucap Akbar.

"Sekarang gak ada rahasia lagi kan?" tanya Caca.

"Masih ada kok" ucap Shinta.

"Apa?"

"Tentang hubungn lo sama Rafael"

"Hubungan?" bingung Indah.

"Jadi--" ucap Indah yang terpotong oleh Rafael.

"Kita udah jadian" ucap Rafael.

"Serius?" tanya Indah tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Parah lo Fa, gak ngabarin gue kalau lo udah punya pacar" ucap Malik.

"Lo juga gak ngabarin gue kalau lo udah dijodohin" ucap Rafael tidak mau kalah.

"Udah, intinya kalian berdua impas" ucap Alex yang tiba-tiba datang.

"Om"

"Malik selamat ya semoga kalian bahagia"

"Makasih om. Ngomong-ngomong kapan tuh anak om nyusul" ucap Malik yang membuat Caca kesal ketika mendengarnya.

"Haha, itu urusan mereka om gak mau ngurusin"

"Fa, kamu sama temen-temen kamu mau langsung pulang aau giman?"

"Kita mau ngelilingin Tokyo dulu pah"

"Oh yaudah"

■■■

Sesuai dengan yang dikatakan Rafael mereka pun pergi untuk berkeliling di Tokyo.

"Do, gue nitip ini. Kalau kalian pengen beli apa-apa pake ini aja" ucap Rafael menyerahkan black card miliknya kepada Rhido.

"Wah serius?" tanya Akbar dan Shinta bersama.

"Iya serius, gue sama Caca bakalan misah sama kalian, soalnya kita bakalan kencan disini, jadi tar kita ketemua lagi disini sekitar jam tiga"

"Oke, selamat bermesraan" ucap Shinta.

Rafael dan Caca pun meninggalkan teman-teman mereka.

Caca benar-benar kesal dengan Rafael yang mengambil keputusan tanpa mendengar pendapat darinya. Meskipun begitu perlahan ia terlelap didalam kenyamanan yang Rafael berikan. Dia benar-benar memperlakukan Caca selayaknya seorang kekasih, dan hal itu membuat hati Caca sedikit tergoyah dan mulai luluh.

'Apa mungkin hubungan kita bisa terus kaa gini Fa? meskipun semua ini hanyalah tipuan'

5 Kisah (END)Where stories live. Discover now