Chapter IX (2)

225 34 7
                                    

⚠️Warning⚠️
Berisikan konten pelecehan yang membuat tidak nyaman!



☆☆☆

"anghh.."

Sebuah ruangan dipenuhi oleh suara tubuh yang bergesekan. Begitu nyaring, dan semakin nyaring gesekan semakin banyak pula suara ambigu yabg keluar.

"Fuck! Kau begitu nikmak kkhhh.."

Seorang pria bongsor kini tengah menyetubuhi anak kecil yang bahkan baru berumur sepuluh tahun itu. Menyetubuhinya dengan sangat cepat dan brutal.

"Anhhg.. aahh..."

Pria itu menyeringai, mengerikan.

"Hah. Dasar jalang. Bukankah kau jalang, hm? Jalang yang suka mengambil penis kami. Sangat nakal."

Plak

Pipi pantat anak itu ditampar hingga membekas. Perih. Itu yang dia rasakan.

Setelah itu, hentakan dari pria tersebut semakin cepat, menandakan bahwa dia sedang mengejar pelepasannya. Sampai anak itu merasakan cairan hangat disemprotkan kedalam tubuhnya.

Pria itu mengadah keatas, menikmati pelepasan. Kemudian dia mencabut miliknya dan meninggalkan anak itu begitu saja. Berantakan dan di penuhi oleh cairan aneh dari berbagai orang.

Matanya tak ada cahaya. Semenjak pertama kali dia membuka matanya ditempat ini, tidak ada cahaya dalam dirinya. Sebelumnya dia begitu bahagia layak anak kecil pada umumnya. Walau dia tidak mengerti kenapa dia hidup ditengah hutan dan hewan buas serta tumbuhan, tapi tetap saja dia bahagia. Karena mereka menjaga dirinya. Apalagi sosok yang menyebut dirinya sebagai Ibu Hutan. Ibu Hutan selalu bermain bersamanya, merawat seperti seorang Ibu kepada anaknya. Meski wujud Ibu Hutan hanyalah perkumpulan dari akar-akar pohon yang menyatu membentuk tubuh manusia, dia tidak masalah.

Hidupnya yang bahagia dan penuh tawa kini berubah semudah membalikkan telapak tangan. Terbalik dan menjatuhkannya kedalam jurang kegelapan.

Dia bahkan sudah lupa cara berbicara, menangis, apalagi tersenyum. Karena dia akan dihukum setiap ia mengeluarkan suara. Jikapun bersuara itu hanyalah suara-suara menjijikkan.

Jika berbicara, yang keluar hanyalah penolakan dari tindakan mereka. Dan berakhir dihukum dengan memotong lidahnya.

Jika menangis, bola matanya akan diambil karena tangisannya mengganggu.

Jika tersenyum ... aah tidak ada yang melarangnya. Hanya, apa dia masih bisa tersenyum sekarang? Setelah semua ini terjadi?

'Aku...pelacur hina..'

Dia pelacur. Pelacur yang berguna untuk memuaskan nafsu.

Selain itu dia juga boneka. Boneka yang akan dikendalikan oleh mereka.

Dan dia juga kelinci. Kelinci yang akan menerima segala eksperimen.

Ibu Hutan pernah berkata, bahwa dia adalah anak yang sangat spesial. Pertama, dia memiliki dua gender yang membuatnya istimewa. Kedua, dia merupakan harta yang dicintai oleh dunia.

Duo in the Acrash KingdomWhere stories live. Discover now