1

13.4K 548 3
                                    

Halo, ini cerita lanjutan dari anak-anak Ares dan Hera dari judul "Senja di Ruang Mas Dosen" kalau gak baca dulu yang awal juga gak apa-apa kok karena masanya udah jauh

.

🗻 Rinjani

Napasku sudah pendek, rasanya ingin menyerah saja walau udara disekitar ku saat ini sangat sejuk, tapi rasanya diri ini tidak mampu lagi.

"Jani, ayok dek!"

"Sumpah mas, aku gak kuat lagi," ucapku lirih pada Naga, kakakku.

Naga berdecak tapi kemudian dia tetap menemaniku yang saat ini memilih untuk menghentikan langkah dalam pendakian kami.

"Rek, berhenti dulu ya, sorry banget Jani jompo nih!" Ujarnya kepada para kawanannya, ya saat ini kami sedang mendaki gunung Arjuna bersama geng Naga yang memang mereka pecinta alam ada 2 orang ditambah Olin, teman dekat ku yang memang sudah lama juga kenal dengan Naga jadi kami berlima.

"Jani, Jani, nama doang gunung, naik gunung bengek!" ujar Rama dan aku meliriknya tajam, dia langsung ciut.

"Rasain, ngatain doang berani, giliran dilirik takut juga!" Tora meledek Rama, Olin mendekatiku kemudian membantu menyeka keringat yang ternyata sudah lumayan membasahi buff yang sedang aku pakai di kepala.

"Aku telpon ama aja apa? Mumpung masih ada sinyal nih!" Tawar Olin tapi aku menolak.

"Pos depan kita dirikan tenda aja deh biar lanjut besok." Ujar Tora tapi Rama seakan ingin mengeluh tapi lebih dulu Olin memelototi pria tegap itu jadilah Rama urung.

By the way tidak ada diantara teman kakakku yang tidak good looking, semuanya fucking damn good, tubuhnya? Atletis semua karena mereka senang berolahraga, hanya saja untuk Rama dia paling menyebalkan diantara banyak teman Naga.

"Minum kalian masih aman gak? Tuh mumpung ada sumber air isi dulu aja." Seru Naga dan Olin segera mengecek botolnya, sudah ada yang kosong 1.

"Aku refil deh."

"Ya udah aku temenin, lagi males lihat anak manja papa Ares ngerengek muluk!" Sahut Rama.

"Awas aja, gak ada kopi gratis tiap pagi abis gini!" Balasku padanya, dia memang sering mampir ke kedai mama untuk ngopi, dan mama selalu memberi kopi pagi gratis untuknya.

"Sttssstsstt udah gak usah berantem kita lagi di gunung bukan di kedai!" Naga mengingatkan.

"Botol kamu masih ada isinya?" Aku menggeleng.

"Habis semua?" Dia nampak tidak percaya dan aku mengangguk.

"Sini mas isiin!" Naga meminta botolku tapi aku bilang nanti aja sekalian aku ikut mengisinya sendiri karena aku membawa 3 botol sekaligus.

"Tunggu aku bentar aja, abis gini pasti bisa jalan lagi deh mas."

"Iya mas percaya." Aku tersenyum menatap Naga, sebenarnya dia ini kakak kembarku, jadi tidak perlu repot-repot menjelaskan padanya apa yang aku rasakan.

Oh ya, kalau namaku Rinjani, nama dia Nagameru dari gunung Mahameru atau Semeru, kata papa menurut legenda gunung Semeru dijaga oleh sesosok Naga yang tangguh dan sakti, jadilah si tampan Nagameru.

"Sudah?" Tanya Naga saat aku sibuk mengambil 3 botol kosong ku dan aku mengangguk, kami akan berjalan meninggalkan Tora saat sudah melihat Olin dan Rama kembali.

Enaknya disini kami tinggal ambil di sumber mata air yang sudah diberi pipa jadi bersih dan lebih mudah saja menurutku, aku tidak tahu bagaimana dengan gunung-gunung lainnya, karena ini pendakian pertamaku, benar juga kata Rama, namaku saja yang Rinjani, naik gunung tidak pernah, menyedihkan!

Juna Jani, I Love You Pak Kos! [Hiatus]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon