bab 17

68 6 0
                                    

Rasa sakit tak tertahan menggerogoti kepala Yechan, dengan keras Yechan menarik rambutnya atau memukul-mukul kepalanya...samar-samar ingatan mematikan itu datang kembali.

"Appa...aku mohon...perintahkan para pengawal melepaskan Yechan ! Lepaskan dia Appa, aku berjanji akan meninggalkannya."
Dengan wajah dan tubuh yang sudah di penuhi luka, Yechan yang tengah berlutut lemah dengan nafas tersengal. Keperihannya bertambah kala melihat Jaehan yang kedua tangannya di pegangi pengawal-pengawal ayahnya, berlutut memohon agar diri nya di lepaskan.

Tentu Yechan dan Jaehan tau betul itu hanya sebuah kesia-siaan belaka. Ayah Jaehan adalah raja dari bangsawan Kesatria bintang yang terkenal berwatak keras dan teguh pada pendirian nya. Hanya tetesan air mata dan rengekkan manja anak nya tidak akan pernah menggoyahkan sedikitpun prinsip nya atau keputusan yang telah dia buat.

"Sudah cukup terlambat anak ku, kuperintahkan kau sejak lama untuk meninggalkan bangsa hunter ini tapi kamu malah membangkang. Kini...tak ada waktu untuk mundur barang selangkah." Ucap Tegas raja Kim seraya mendongakkan kepalanya menatap langit yang kala itu mengkelabu petir pun bersahutan, seperti ikut menangisi nasib buruk Jaehan dan Yechan hari itu.

"Appa...aku mohon !! Dengarkan aku, aku tidak akan menemui nya lagi. Aku tidak akan sudi mengenalnya bahkan dalam kehidupan kedua ku. Tapi jangan sakiti dia, lepaskan Yechan. Setelah ini aku akan patuh...aku akan..."

Belum juga habis permohonan Jaehan, Ayahnya sudah memberi isyarat kepada seorang prajurit untuk mengayunkan pedangnya.

Sebuah pedang besar dengan ukiran naga dan macan di gagangnya sebagai tanda kekuasaan dan kekuatan juga mata pedang yang dengan mata telanjang saja bisa di lihat begitu tajam dan runcing. Di ayunkan tanpa keraguan.

"Maaf kan aku pangeran" bisik prajurit yang ternyata adalah paman yang menjemput saat Jaehan bertemu Yechan kala itu. Dengan setengah hati yang hancur namun tidak bisa menolak titah Raja nya prajurit itu tanpa ragu menghujamkan pedang itu ke dada Yechan.

Tentu Jaehan yang melihat itu menjerit sejadi nya. Melihat Kekasih nya mati di depan matanya sendiri, menarik kedua tangan yang di cengkram hingga terlepas. Jaehan berlari menghampiri Yechan yang sudah nyaris meregang nyawa.

"Yechaaaaaaannnnnn......aku mohon bertahan lah. Jangan tinggalkan aku...ku mohon !!"

Meraih tangan sang kekasih yang sudah berlumur darah nya sendiri, tetes demi tetes air mata  Yechan tak bisa lagi di tahan. Menahan sakitnya pedang yang menembus dadanya, juga kenyataan yang harus dia hadapi untuk meninggalkan kekasihnya sendirian.

"Ma...maaf kan aku Jaehan. Berjanji lah kamu akan hidup bahagia setelah ini. Setidak nya kali ini biar aku yang mati." Ucap terakhir Yechan sebelum menghembuskan nafas terakhir nya.

"Tidaaaaaakkkkk....bangun Yechan ! Katakan kamu bercanda seperti biasa. Banguuunnnn !!! Aku tidak bisa hidup tanpa mu. Yechaaaaaaannnnnn !!"

Seseorang yang dari tadi menatap perih Yechan dan Jaehan menghampiri  keduanya. Dengan berlinangan air mata dia merangkul pundak Jaehan.

After SunsetWhere stories live. Discover now