Chapter 20

134 15 0
                                    

Malam ini, para pangeran vampire─kecuali Ice─ sedang berada disebuah cafe bersama dengan Kiara dan gengnya.

"So, kalian mau ngomongin apa? sampe ngajak kami ke sini." tanya Kiara.

Menurutnya agak aneh ketika ke-enam pangeran vampire itu mengajak mereka bertemu malam itu padahal sebelum nya sempat ditolak.

"Hanya ingin saja, memangnya tidak boleh." balas Halilintar.

"Boleh sih, hm~ yaudah kalian mau bahas apa?" tanya Aika antusias. Tidak tau saja dia' bahwa makanan yang ia pesan itu dan percakapan yang terjadi saat ini akan menjadi makanan dan percakapan terakhir bagi mereka ber-lima.

"Hm, terserah kalian saja ingin membahas apa." balas Halilintar smirk.

Para gadis itu tidak peduli dengan tatapan ke-lima pangeran vampire itu kepada mereka, mereka merasa biasa saja saat ditatap begitu. Tetapi entahlah untuk nanti.

Sekitar dua jam sudah mereka membahas hal-hal tidak penting yang diucapkan Kiara dan gengnya. Dan sekarang sudah jam sembilan malam.

"Eh? hm kita pulang yuk udah malem nih." ucap Kiara. "mama papa gue pasti ngamuk kalo gue pulang telat dari jam sepuluh." sambungnya.

"Hm yaudah yuk, nyokap gue juga pasti ngamuk kalo gue telat." balas Gina kemudian bersiap untuk pulang ke rumah nya.

"Hei, apa kalian ingin kami antar? Kebetulan kami tau jalan pintas untuk sampai ke rumah kalian ber-lima." tawar Blaze. Ingatlah tawaran itu hanyalah alibi untuk memancing ke-lima gadis itu.

"Eh!? Boleh dong! yok lah." balas Vina kemudian menarik tangan Thorn. Sementara Thorn sedikit merengut ketika ditarik paksa begitu' ia sangat tidak suka.

Para pangeran vampire akhirnya benar-benar mengantar mereka, bukan ke rumah tapi ke alam baka.

Para pangeran vampire itu awalnya mengajak mereka ke sebuah gang sempit yang katanya pernah ditemukan mayat tiga pria disana─jika masih ingat dengan chap pertemuan Astria dan Solar pasti paham─

"Lho? Kok kesini? Katanya mau anter kami." keluh Aika.

"Iya ini memang tempatnya ikuti saja kami." balas Gempa kemudian melanjutkan perjalanan nya kedalam gang itu.

Sesampainya diujung gang para pangeran vampire itu berhenti sehingga membuat Kiara dan gengnya penasaran.

"Kok berenti?" tanya Erina.

Tidak ada jawaban dari para pangeran vampire. Hal tersebut membuat Kiara dan gengnya mulai berfikir yang tidak-tidak, padahal kenyataannya sangat jauh dari yang mereka pikirkan.

Sementara Kiara dan gengnya mulai berfikir negatif para pangeran vampire mulai menggunakan kekuatan mereka untuk memunculkan senjata.

Seperti Blaze yang memunculkan kunai, Halilintar yang memunculkan pedang, Taufan yang memunculkan sebuah rantai, Gempa yang memunculkan kapak serta Thorn yang memunculkan sebuah gunting yang cukup besar.

Menyadari akan keberadaan benda itu ditangan para pangeran vampire membuat Kiara dan gengnya semakin bingung sekaligus takut.

"H-hei, kalian pegang apa tuh?" tanya Aika memastikan bahwa yang ia lihat tidak benar.

"Hm? ini? hanya peralatan kecil untuk bermain kok." balas Thorn dengan senyum Psycho-Nya.

"Ka-lian mau apa? jangan main-main! i-itu bahaya!" ucap Kiara yang panik ketika melihat pedang milik Halilintar.

"Oh ayolah~ jangan takut, harusnya kamu senang karna kamu yang akan menjadi orang pertama yang dihabisi oleh pedang ku." ucap Halilintar dengan santainya.

The Little Demon [AllxSolar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang