02 : Someone Who Can Read Me

31 0 0
                                    

"Terimakasih untuk meeting hari ini, sampai ketemu hari senin di minggu depan." Ucap Mr Hans, lalu kami segera bangkit dan merapihkan barang bawaan kami.

Meeting kali ini berjalan dengan lancar, tidak ada gangguan sama sekali dan beberapa ideku juga membuat Mr. Hans tertarik untuk project selanjutnya.

Jujur saja, bekerja sebagai translator di webtoon tidak membuatku lelah. Ya, walaupun terkadang aku pernah merasa sedikit stress saat deadline yang harus dikejar tidak sesuai dengan kemampuanku.

Tapi selama ini semua berjalan dengan baik.

Aku juga mendengar dari beberapa orang kantor kalau Mr. Hans mau mengangkat jabatanku untuk menjadi asistennya. Tapi saat ini aku masih tidak tau kalau rumor itu benar adanya atau tidak.

Karena mungkin Mr. Hans juga masih memikirkan apakah dia harus mengangkat seseorang untuk menjadi asisten atau tidak. Karena kami semua tau, pekerjaan dia terselesaikan dengan mudah dan juga rapih tanpa bantuan asisten sekalipun.

Aku juga mendengar kalau Mr. Hans mau mengangkatku sebagai asistennya karena pekerjaanku selalu memuaskan hatinya. Karena aku detail, cepat, rapih dan bekerja sesuai dengan yang perusahaan mau. Makanya dia tertarik mengangkat jabatanku.

Setelah semua orang keluar, mataku tidak sengaja melirik kesalah satu laki-laki yang tadi melihatku di ruang kantin kecil di dalam kantor. Kenapa disebut ruang kantin kecil? Karena Mr. Hans menyuruh kami semua untuk menyiapkan banyak jajanan dan cemilan dan juga minuman kalau-kalau kami membutuhkannya disaat jam pekerjaan berlangsung dan letaknya benar-benar ada di ruangan kecil.

Tadinya ruang itu dipakai ruang untuk istirahat, tapi diubah menjadi kantin kecil.

Aku mengurungkan niatku untuk keluar dari ruang meeting bersama teman kantor yang lain, terutama laki-laki itu. Jadi aku kembali duduk dan berusaha sesibuk mungkin untuk merapihkan barang-barangku yang sengaja aku aku pura-pura rapihkan.

Sial, kenapa dia gak pergi-pergi, ya? Batinku.

Saat merapihkan barangku, aku melihat dia melangkah mendekat kearahku. Namun mataku juga melirik kearah lain untuk memastikan apakah masih ada orang lain atau tidak.

Tapi sayangnya bahkan Jinyoung dan Eunwoo tidak menungguku untuk pergi bersama.

Saat dia semakin mendekat, aku menutup telingaku seraya memejamkan mata, "Jangan deket-deket!!"

Kalau saja pintu ruang meeting masih terbuka, mungkin orang diluar sana bisa mendengar teriakanku dan datang untuk menolongku.

Tapi sayang, ternyata nasibku tidak sebagus itu.

Tidak mendengar suara apapun, aku mencoba membuka mataku dan melihat laki-laki itu yang masih berdiri dihadapanku.

Dengan wajah yang tenang.

Seperti anjing yang mendengarkan majikannya saat diperintahkan sesuatu.

Dengan perasaan yang canggung, aku masih menatapnya dengan posisi yang tidak berubah.

Tak lamanya dia menyodorkan sapu tangan berwarna pink yang sepertinya aku mengenalinya.

"Kamu jatuhin ini waktu di lift." Ucapnya yang membuatku memasang wajah bertanya-tanya.

"Sa—saya?"

Dia menganggukkan kepala sebagai jawaban. Lalu aku mengambilnya dan membuka lipatannya.

Ternyata benar milikku karena disudut sapu tangannya ada huruf CL yang merupakan singkatan namaku.

Mataku juga sedikit membulat begitu menyadari kalau aku sudah kehilangan sapu tangan ini sekitar 3 hari yang lalu. Aku berusaha mencarinya kemana-mana namun tidak bisa kutemukan.

Someone In My DreamsWhere stories live. Discover now