2

1.5K 123 1
                                    

Aku sudah menduga jika ini akan terjadi padaku. Mami menyadari keadaan wajahku yang robek di area bibir serta ada benjolan kecil. Mami terus menanyaiku tentang apa yan terjadi pada diriku. Dan aku terpaksa berbohong dengan beralasan jatuh.

"Kamu lagi nggak berbohong 'kan Christy?" Sekali lagi aku menggeleng untuk meyakinkan mamiku. Dan untungnya dia bercaya. Jadi aku bisa bernafas lega.

"Tapi, luka kamu sudah diobatin 'kan?" Ini yang aku suka dari Mami Aya. Beliau itu orangnya sangat khawatir. Apalagi terhadap kami, anak anak asuhnya. "Sudah kok Mami. Jangan khawatir lagi ya?" Aku menghamburkan pelukanku terhadapnya. Bagaimana pun juga, ini adalah salah satu pelukan terhangat yang pernah aku rasakan. 

Kemudian aku pamit untuk kembali ke kamarku. Beralasan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Pada saat aku berada di UKS tadi, ada beberapa guru pengajar yang memberikan kelasku tugas rumah. Muthe yang memberitahu ku. Ya, jadi sekarang aku tengah sibuk dengan buku ku.

Tak terasa hari mulai malam. Aku menutup semua buku pelajaran ku kemudian memasukkan kembali ke tas sesuai jadwal besok. Kemudian aku meraih handuk serta pakaian untuk gantiku. Dari pulang sekolah aku belum sempat mandi.

Selesai mandi, aku langsung keluar kamar dan menuju ke arah dapur. Dan benar saja mami aku masih sibuk di sana. Jadilah aku yang membantunya menyiapkan semua.

"Yang lain kemana Mi?" tanya ku sambil mengambil pisau yang tergeletak di atas tatakan pemotongan bumbu dapur. Aku mulai melanjutkan pekerjaan mamiku.

"Mereka lagi istirahat, tadi mereka bantuin mami dari siang sampai sore soalnya." Kemudian mami berjalan mendekati kompor yang sudah menyala. Menuangkan sayuran yang baru saja ia cuci ke wajan yang minyaknya sudah panas.

Tak terasa, makan malam pun siap. Walau hanya berdua saja tapi ini cukup menyenangkan. Aku diminta untuk memanggil teman teman yang lain. Ku datangi kamar mereka satu per satu. Ternyata mereka sudah bangun karena mencium aroma sedap dari arah dapur.

Setelah makan malam, aku kembali ke kamar. Menyiapkan diri untuk segera tidur. Dalam memejamkan mata, aku berdoa bahwa hariku besok harus lebih baik daripada hari ini. Aku tidak mau mencari masalah dengan siapapun di sekolah. Apalagi sama kakak kelas.


.....


Kemarin aku berdoa dengan sungguh sungguh kok. Tapi sekarang kok mereka menunggu ku lagi di depan sana. Aku melihat kak Adel dan juga Kak Soleh serta beberapa temannya yang lain. Tatapan yang mereka layangkan terhadapku begitu mengerikan. 

Aku pura pura tidak melihat mereka. Ingin langsung berlari masuk ke kelas. Tapi mereka dengan gerak cepat langsung mendorongku dan menjengkal kakiku hingga akhirnya aku terjatuh. Lagi dan lagi keningku terbentur di daun pintu kelas.

Aku langsung memegangi keningku karena aku merasakan sakit serta ada darah yang sepertinya mengalir. Kemudian Kak Adel menarik rambutku dengan kasar, membuat aku memekik kesakitan. 

Lagi dan lagi para murid hanya menonton aku yang sedang kesakitan. Kali ini aku juga dipukul sampai aku merasakan nyeri di bagian dadaku. Aku terbaring lemas di lantai depan kelasku, dengan tangan yang memegang dada dan juga keningku. 

Samar samar aku mendengar ada suara gaduh yang datang, demudian disusul oleh seorang guru perempuan dan laki laki. Setelah itu, aku tidak ingat apa yang terjadi padaku lagi. 

CHRISTY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang