9

4.4K 342 1
                                    

🏔️Arjuna

Entah ide dan keberanian darimana ketika mulutku ini dengan random mengajaknya cari angin nanti sore sepulang aku kerja, oh aku sadar Rinjani cuma gadis kecil di mataku, umurnya bahkan sama dengan Sekar, adikku, tapi kenapa setelah melempar pertanyaan ajakan ini aku jadi salah tingkah sendiri dan takut tertolak? apa ini yang namanya sudah terpesona?

Dia menggeleng singkat dan sumpah itu berhasil membuat diriku merasakan sakitnya tertolak "Tadi tiba-tiba muka Yola muncul lagi mas, maaf bikin salah paham," ujarnya, oh Tuhan aku tersenyum ketika jemarinya mengetik beberapa angka pada layar ponselku, yes setidaknya aku punya nomornya sekarang, dan punya waktunya nanti sore.

Aku melirik waktu pada jam tangan yang aku pakai di pergelangan tangan kananku dan segera menghabiskan sarapanku, aku tidak mau terlambat masuk kantor agar nanti tidak perlu lembur dan bisa cepat menyusul pacar dadakan ku ini.

.

Sesampainya di kantor aku langsung membabat habis laporan-laporan yang sudah menungguku di meja ruang kerja, setidaknya hari ini aku tidak boleh melakukannya dengan banyak mengeluh, ingat nanti sore akhirnya aku akan pacaran lagi mencari angin keliling kota!

Wira : Korek ku aman bray?

Juna : Aman!

Wira : Oke suwun suwun!

Juna : Aku yang makasih, makasih udah teledor!

Wira : Lapo kon Jun? kok aneh?

Juna : Gak popo, i love yo Wir! 

setelahnya aku benar-benar melempar ponselku ke ujung meja agar bisa berkonsentrasi dalam bekerja.

Oh waktu tolong kerjasama nya yang baik hari ini, mood ku tergantung kamu!

.

🗻Rinjani

Setelah membantu adik tingkatku dalam membetulkan laporannya, aku pergi menuju kedai di Jl. Nias, mama sudah janji akan memberikan jawabannya disana, aku masuk ke dalam setelah memarkirkan motor beat putih kesayanganku "Hai mbak Jani!" sapa salah satu anak kedai dan aku melambaikan tangan padanya "Mama dimana?"

"Diatas mbak sudah di tunggu daritadi."

"Oh makasih ya!" aku langsung menuju ke lantai 2 kedai ini, jika di kedai pusat lantai 2 nya full rooftop di tempat ini ada outdoor dan indoornya, aku melihat mama yangs sedang sibuk dengan laptopnya ternyata disana juga ada papa yang sibuk menganggu mama.

"Ma, Pa!" sapaku sambil berjalan mendekat.

"Eh anak cantik papa sudah dateng!"

"Ma, tutup dulu kerjaannya!" pinta papa dan mama langsung menutupnya.

"Kirain mama kamu lupa dek!" seru mama tapi aku mengibaskan tanganku "Mana bisa lupa? baru selesai sama adik tingkat aku tadi, lumayan revisiannya." aku kemudian duduk di seberang mereka.

"Jadi, setelah  mama dan papa pertimbangkan....." mama seakan menunggu ekspresi deg deg an ku.

"Kamu gak deg deg an dek?" mama memastikan tapi aku menggeleng.

"Kenapa gak deg deg an?" mama seperti tidak terima.

"Ya mau apa pun itu jawaban mama sama papa aku terima, kan yang kasih restu kalian."

Papa menyyengol siku mama "Anak kamu banget! santai banget!" bisik papa tapi ya tetap bisa aku dengar.

"Kami setuju kamu mau coba buka usaha, asala wisudanya tahun ini!" ucap mama seakan final, mataku berbinar aku langsung berhambur untuk memeluk mama "Makasih ma! iya aku sebenarnya mau kasih tahu kalau sidang aku 2 minggu lagi, kemarin baru dapat jadwal dari SBAK nya!"

Juna Jani, I Love You Pak Kos! [Hiatus]Where stories live. Discover now