Deiridh

152 20 3
                                    

"SELAMAT PULANG!"Pasangan yang baru saja melangkah memasuki ruangan keluarga Morgan terlihat kaget dengan kehadiran orang terdekat— pasangan Morgan, Ten, Johnny dan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"SELAMAT PULANG!"Pasangan yang baru saja melangkah memasuki ruangan keluarga Morgan terlihat kaget dengan kehadiran orang terdekat— pasangan Morgan, Ten, Johnny dan... Duke Taron yang berkaca-kaca menatap kehadiran putra tunggalnya.

"P-pa..?"Taeyong menatap tidak percaya kala sosok yang kini berinjak tua itu berjalan mendekatinya. Matanya berkaca-kaca.

"Taeyong, anakku..."Suara serak itu merentangkan tangannya— menatap sang anak dengan wajah yang bersalah. Duke Taron mewajarkan saja jika Taeyong menghindarinya, karena dia lah yang telah membuat keputusan sepihak membuang anaknya dari keluarga Brown hanya karena ingin menyelamatkan anaknya.

"Paaaaa!"Taeyong memekik. Pria cantik itu menghamburkan dirinya ke dalam rengkuhan hangat yang dirindukannya selama delapan belas tahun ini.

"Anakku..."Duke Taron berbisik lirih. Air mata pria tua itu merembes, merasa sedih melihat sang Anak yang kini terlihat dewasa. Dia bahkan tidak sempat melihat perkembangan Taeyong.

"Pa, kenapa menangis hiks— Aku pulang, Pa.."Taeyong dengan lembut mengusap air mata sang Ayah. Sosok itu, Duke Taron menangis lirih.

"Maafkan Papa, Yongie.. Papa tidak bermaksud ingin—"

"Shhh. Tidak apa-apa, Pa. Jaehyunnie telah menjelaskan segala-galanya padaku. Aku tidak berdendam kok."Taeyong tersenyum tipis. Pria cantik itu kembali memeluk sang Ayah dengan erat, merindui pelukan hangat pria tua itu.

"Bubu...."Taeyong mengalihkan pandangannya pada sang anak yang terlihat kikuk. Bibirnya terkekeh, menarik putra sulung dan putra bungsunya mendekat.

"Pa, kenalkan kedua jagoanku. Ini Marcello, cucu pertamamu dan ini Jupiter, cucu bungsumu."Taeyong dengan lembut mendorong kedua anaknya untuk memeluk sosok yang seharusnya dipanggil kakek itu.

"Oh Tuhan.. Selamat datang, cucu-cucuku."Pria tua itu tersenyum lebar, menarik kedua cucunya ke dalam pelukan.

"Bu..?"Jupiter memandang bingung. Kepalanya tenggelam di dalam pelukan sang kakek. Pria cantik itu tertawa pelan.

"Panggil saja Grandpapa, sayang."Taeyong berujar lembut. Kedua cucunya itu barulah menyadari bahwa sosok ini adalah sang Kakek— Ayah biologis Bubu mereka.

"Kalian melupakan kami?"Jaejoong datang menghampiri dengan matanya yang membengkak. Taeyong tersenyum lebar, merengkuh erat pria yang telah melahirkan suaminya.

"Papi... Maafkan aku. Jika bukan karenaku, Jaehyunnie pasti masih bersamamu."Taeyong meminta maaf. Wajahnya terlihat bersalah karena telah memisahkan Papi dan anaknya. Jaejoong terkekeh pelan, mengecup kening sang menantu.

"Tidak apa-apa. Yang penting, kalian sudah pulang. Mana cucu-cucu Grandpops, hm?"Jaejoong sengaja melirik usil ke arah dua cucunya.

"Marcello, Jupiter, kemarilah. Peluk Grandpops dan Grandpa-mu."Taeyong memanggil. Kedua anaknya menurut walaupun tidak mengenal kedua sosok itu.

Lupine [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant