Chapter 34

23.8K 1.1K 89
                                    

Malam ini malam terakhir buat prilly dan tman ², Dan malam ini juga prilly berniat untuk menemui ali dipantai, karena ada sesuatu yang ingin prilly katakan kepada ali

Prilly mengambil iphone disaku celananya, lalu mendial nomor ali, dan beberapa detik akhirnya tersambung

"Ali " ucapnya pelan

"Hmm?"

"Kurasa kita harus bertemu sekarang "

"Sekarang" tanya ali bingung

"Ya sekarang. Gue tunggu dipantai"

Jeda sejenak. Namun pada akhirnya ali menyetujui permintaan prilly tanpa bertanya lebih dalam lagi. karna ali juga ingin  bicara sesuatu

Telepon berakhir...

Ali merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Suara gadis itu.... Terdengar seperti elegi yang begitu menyedihkan.

*****

Prilly bersiap untuk pergi namun dicegah oleh mila dan dahlia

"Mau kmana lo prill" ucap mila

"Gue mau pergi sebentar" ucap prilly

"Kmana"

"Pantai, ingin berbicara sesuatu dengan ali" ucap prilly

Akhirnya mila dan dahlia pun mempersilahkan prilly untuk pergi

******

Prilly duduk ditepi pantai, memandangi ombak yang bergulung gulung kencang dilautan.

Kedua tangannya terkepal didalam saku jaketnya.

Kuku-kukunya menancap ditelapak tangan tapi gadis itu tidak merasakan sakit. Butuh usaha keras untuk memaksakan jemarinya membuka.

Prilly menelan ludah dengan susah payah. Udara dipantai mendadak membuat dadanya sesak. Sudah berjam-jam pikirannya terforsir mengulang masa lalu dalam ingatannya. Ia benar-benar pusing, harus mengatakan sebenarnya atau tidak...?

"Prilly"

Dengan enggan ia menoleh. Ali menatapnya langsung kematanya, lalu tersenyum, senyum yang sudah bertahun-tahun prilly lihat yang menurutnya adalah senyum istimewa. Senyum yang sangat prilly sukai. Tapi sayangnya ia tidak bisa membalas senyum itu. Hatinya terlalu hancur untuk tersenyum.

"Ada apa tiba tiba lo minta gue datang kesini?"

Prilly tak menjawab. Ia diam seribu bahasa. Namun bahasa tubuhnya mengisyaratkan agar cowok itu membiarkan sedikit waktu untuk berdiam sebelum dirinya mulai bicara .

Setelah bimbang sesaat. Ali mengulurkan tangan kanannya. Prilly menatap tangan yang terjulur itu. Ia tahu cowok itu menyuruhnya untuk bangkit berdiri.

Ia menyambut uluran tangan ali dengan gemetar. Kehangatan tangan besar itu mengalir kesekujur tangan prilly, mengisi hati dan jiwanya, juga semakin membuat raganya seolah teremas.

Sekarang ia telah berdiri, berhadapan dengan cowok bermata cokelat gelap itu.

"Jadi ada apa.?"

Dengan enggan prilly mencoba memulai pembicaraan

"Gue... Gue suka sama lo li" ucap prilly dan langsung menunduk

"Apa!!??" ali terkejut. "Lo suka sama gue"

"Gue suka sama lo dari dulu, dari pertama kita sahabatan" ucapnya " gue ngomong jujur sama lo karna gue udah lelah nyembunyiin perasaan ini li" ucap prilly bergetar menahan tangis

"Tapi gue udah punya marsha" ucap ali "dan gue gk ada rasa sama lo, lo udah gue anggap Sebagai adik gue dan sahabat gue prill" ucap ali lagi

"Tap....." blum selesai prilly melanjutkan perkataannya, ali lebih dulu memotongnya

"Inget prill komitmen kita dulu, diantara kita gak boleh ada yang saling suka, karna kita ini sahabat, kalo lo melanggar komitmen ini persahabatan kita bakal hancur" ucap ali panjang lebar, sampai sampai prilly terisak

"Gue tau li ini melanggar komitmen, tapi apa gue salah mencintai lo" tanya prilly

"........."

"Apa yang harus gue lakuin sekarang, gue binggung? Gue sayang sama prilly tapi gue cinta sama marsha. Beri aku pilihan yang tepat tuhan" batin ali

"Knpa diam li" ucap prilly sambil mengguncang guncangkan tubuh ali

"Lo gak salah prill, tapi takdir yang salah, seharusnya lo gak mencintai gue" ucap ali

"Kasih gue kesempatan li"ucap prilly memohon

"Gak bisa prill, lo gak seharusnya ditakdirkan untuk gue, gue mohon sama lo, lo bisa ngertiin gue kan" ucap ali

"Tapi lo gak bisa ngertiin gue, lo egois li" ucap prilly sedikit meninggikan suaranya

"Prill gue minta maaf" ucap ali

"Sebaiknya kita jaga jarak dulu prill, gue gk mau marsha salah paham" ucap ali lagi

"Lo tenang aja li ,Gue yang akan pergi jauh dari lo li, gue akan lupain lo" ucap prilly yang kini mulai menangis "dan mulai sekarang persahabatan kita cukup sampai disini, gue gk mau deket deket sama lo, dan itu akan ngebuat perasaan gue gk akan hilang" ucap prilly lagi, sambil menangis

Ali tidak menjawab sebenarnya ia tidak tega melihat prilly menangis, tapi mau gimana lagi....?? Ia langsung pergi dan menjauh dari pantai tersebut.

jangan pergi.. jangan pergi...

Prilly ingin meneriaki kata kata itu, memohon ali untuk tak meninggalkannya. Sejujurnya ia sadar seharusnya ia tidak mengatakan yang sebenarnya.

Ia hanya bisa pasrah dalam hatinya. Sementara ali berbalik dan berjalan pergi.

Sebelum ali berjalan pergi, ali sempat bilang sesuatu

"Gue akan tunangan setelah pulang dari bali, gue harap lu bisa datang" ucap ali, walau pun pelan namun masih bisa didengar oleh prilly

..............???????

******

Lelah [Aliando-Prilly]Where stories live. Discover now