22 | Gasena rewel 🍓

1.3K 240 63
                                    

Manuel menghela napasnya pelan, dasi yang terikat di lehernya sedikit ia longgarkan, jas kerjanya pun di lepaskan lalu di lempar ke kursi yang berada di depan meja rias

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manuel menghela napasnya pelan, dasi yang terikat di lehernya sedikit ia longgarkan, jas kerjanya pun di lepaskan lalu di lempar ke kursi yang berada di depan meja rias.

Matanya kini kembali menatap sang terkasih, Gasena. Bayi kecil Manuel itu suasana hatinya sedang buruk pagi ini, Manuel tidak di izinkan bekerja lagi.

"Gasena," panggil Manuel dengan pelan, Gasena mendongak tatapan itu terlihat sangat sendu. "Tuh, om sudah tidak sayang asen." Gasena berucap dengan pelan, menahan untuk tidak menangis.

"Om hanya panggil nama Asen saja, itu kan memang nama Asen? Gasena nataniel Damarion." Manuel kembali menyebutkan nama Gasena kini lebih panjang dari sebelumnya.

"Bukan, Gasena siapa? Ini sayang loh Om tidak suka Gasena-Gasena panggil sayang om." Gasena kali ini merengek, tangan kecilnya memainkan jari milik Manuel. Manuel menggelengkan kepalanya, satu tangan bebasnya memijat pangkal hidung.

"Om dengar tidak asen berbicara!!? Manusia besar ini tidak mengerti dengan asen, om panggil sayang-sayang Om!" Kesal Gasena karena Manuel tidak juga mengeluarkan suaranya.

Manuel berjongkok di depan Gasena yang duduk di pinggir kasur, Manuel mengusap pipi Gasena lembut. "iya, Sayangnya Om, anak baik kesayangan Om, Cintanya Om, bayinya Om, istri kecilnya Om." Manuel memanggil semua panggilan yang biasa di pakainya agar Gasena tidak rewel lagi.

"Hihi...," Gasena terkekeh manis ketika keinginan sederhananya di kabulkan oleh Manuel, Gasena mengalungkan tangannya di leher Manuel kemudian memegang rambut suaminya itu. "Rambut Om hitam sekali," gumam Gasena kemudian anak manis mendekatkan hidungnya ke rambut Manuel.

"Huum wangi Hihi," kekehan kembali Gasena keluarkan setelah mencium harum rambut Manuel, bukan rambut saja tubuh Manuel pun sangat harum itu sebabnya Gasena betah berdekatan dengan suaminya.

Manuel menjawil hidung Gasena gemas, Gasena menunjukan senyum manisnya. "sekarang Om tanya, om tidak boleh bekerja kan? Om harus apa Sayang?" tanya Manuel lagi, entah mengapa ketika mengobrol dengan Gasena suara Manuel dengan otomatis mengecil.

Gasena memeluk leher Manuel dan dagunya di simpan pada bahu Manuel juga, Manuel menarik tubuh Gasena dan menggendongnya Ala koala. Untung usia kandung Gasena masih Kecil, Manuel tidak perlu khawatir Gasena sakit perut.

Gasena itu tidak mengalami hal-hal yang biasa di alami oleh orang Hamil pada Umumnya, Gasena makan dengan lahap bahkan Gasena tidak mengalami Morning sickness. Hanya saja tingkat kenakalan Gasena itu meningkat pesat jika itu orang lain Manuel yakin tidak akan tahan dengan sifat Gasena.

Manuel akan menjaga Gasena lebih baik lagi mungkin untuk sekarang belum waktunya mendidik Gasena karena Kehamilan Gasena lebih sensitif dari biasanya, seperti halnya tadi jika tidak sedang hamil Gasena tidak pernah protes Manuel memanggil dengan nama aslinya.

"Om, Gendong ayun-ayun Asen suka!" Seru Gasena meminta Manuel bergerak ke kiri dan kanan, Manuel menuruti permintaan si manis kemudian bergerak agar Gasena nyaman dalam Gendongannya.

My Little Baby (END) ✓ Where stories live. Discover now